Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Pneumothorax general_alomedika 2024-02-15T14:38:27+07:00 2024-02-15T14:38:27+07:00
Pneumothorax
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Pneumothorax

Oleh :
dr. Dyah Ayu Kusumoputri Buwono
Share To Social Media:

Diagnosis pneumothorax perlu dicurigai pada pasien dengan sesak napas dan ketertinggalan gerak pada satu area paru saja. Langkah diagnostik juga perlu dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya pneumothorax, misalnya adanya trauma toraks, proses iatrogenik, atau penyakit paru sebelumnya. Pemeriksaan pencitraan dapat membantu penegakan diagnosis, yaitu radiografi konvensional ataupun ultrasonografi dan CT scan.[1,2]

Anamnesis

Pneumothorax dapat berifat simptomatik maupun asimptomatik, bergantung pada luasnya pneumothorax. Sebanyak 5% kasus pneumothorax bersifat asimptomatik.[8-10]

Pneumothorax Spontan

Pada pneumothorax spontan, gejala biasanya muncul ketika sedang beristirahat. Gejala yang dirasakan berupa nyeri pleuritik akut yang bersifat lokal diikuti rasa sesak napas. Karakteristik nyeri biasanya tajam dengan intensitas sedang hingga berat yang dapat bertahan hingga 24 jam. Perburukan gejala pada pneumothorax spontan jarang terjadi kecuali terjadi hematopneumothorax atau terdapat etiologi lain.

Pasien dengan pneumothorax spontan primer dapat mengeluhkan nyeri dada tipe pleuritik onset mendadak, dengan atau tanpa sesak napas. Beberapa pasien juga mengeluhkan nyeri pada ujung bahu. Biasanya gejala minimal atau bahkan tidak ada gejala, berbeda dengan pneumothorax sekunder di mana gejala sesak napas sangat dominan.[8-10]

Pneumothorax Traumatik

Pada pneumothorax traumatik gejala awal dapat muncul nyeri dada, sesak napas, ansietas. Pada pneumothorax traumatik tahap lanjut, dapat terjadi penurunan kesadaran. Pasien biasanya memiliki riwayat trauma pada dada, misalnya akibat kecelakaan kendaraan bermotor. Pasien dengan pneumothorax traumatik juga bisa memiliki riwayat trauma tumpul, trauma penetrasi, ataupun fraktur iga.[8-10]

Pneumothorax Iatrogenik

Pneumothorax iatrogenik menyebabkan gejala yang serupa dengan tipe pneumothorax lainnya. Bedanya adalah adanya riwayat prosedur medis, umumnya pada area toraks. Contoh tindakan yang berpotensi menyebabkan pneumothorax adalah biopsi aspirasi jarum transthorakal nodul pulmoner, biopsi pleura atau transbronkial, serta torakosentesis.[8-10]

Tension Pneumothorax

Tension pneumothorax terjadi ketika udara menumpuk di antara dinding dada dan paru, menyebabkan peningkatan tekanan intratoraks dan mengurangi jumlah darah yang kembali ke jantung. Gejala tension pneumothorax meliputi nyeri dada, sesak napas, napas cepat, palpitasi, hingga syok.[8-10]

Pemeriksaan Fisik

Tanda klinis dari pneumothorax adalah pergerakan dinding dada yang menurun atau tertinggal di satu sisi paru. Pasien juga bisa mengalami instabilitas hemodinamik.

Pemeriksaan Paru

Pada inspeksi, bisa tampak pergerakan dinding dada yang menurun atau tertinggal di satu sisi paru. Pada palpasi bisa didapatkan penurunan fremitus, sedangkan pada perkusi bisa didapatkan hipersonor. Pada auskultasi akan didapatkan penurunan suara napas pada area yang mengalami pneumothorax.

Pemeriksaan Tanda Vital dan Keadaan Umum

Pasien dengan pneumothorax juga bisa mengalami takipnea, takikardia, nadi lemah dan cepat, serta hipotensi. Pasien juga bisa tampak sianosis dan berkeringat dingin.

Tension Pneumothorax

Temuan klinis pada kasus tension pneumothorax meliputi deviasi trakea menjauh dari sisi yang terkena, serta penurunan atau tidak adanya suara napas pada auskultasi paru. Perkusi dada hiperresonan dan akan tampak ekspansi dada yang asimetris akibat kolaps paru yang terkena.

Pasien bisa mengalami sianosis. Selain itu, bisa tampak sela iga melebar dan distensi vena jugular.[8-10]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding pneumothorax adalah kondisi medis lain dengan keluhan nyeri dada pleuritik mendadak dan dispnea. Ini mungkin mencakup emboli paru dan diseksi aorta.[11,12]

Emboli Paru

Pada emboli paru, pasien mengalami keluhan sesak mendadak yang sama dengan pasien pneumothorax. Meski demikian, pasien emboli paru biasanya memiliki faktor risiko kejadian tromboemboli seperti riwayat deep vein thrombosis. Pada pemeriksaan fisik ditemukan hipotensi, hipoksia, dan takikardia. Pada rontgen toraks terdapat infark pulmonal dan gambaran abrupt hilar cutoff.[11]

Diseksi Aorta

Pada kasus diseksi aorta, nyeri yang dialami biasanya berupa nyeri dada seperi disobek. Gejala nyeri dada bisa menjalar ke punggung dan abdomen dengan intensitas nyeri berat pada awal awitan. Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan perbedaan tekanan darah kiri dan kanan, murmur aortik, dan tamponade kardiak.

Pada pemeriksaan rontgen toraks bisa didapatkan gambaran mediastinum melebar. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan peningkatan pada pemeriksaan D-dimer.[11,12]

Pneumonia

Pada pneumonia, terdapat gejala demam, batuk produktif, dan sesak. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan ronki dan pleural rub. Pada pemeriksaan rontgen toraks terdapat infiltrat atau konsolidasi.[11]

Infark Miokard

Nyeri dada pada infark miokard bersifat seperti ditekan atau ditimpa beban berat. Nyeri dada sering kali tipikal berupa nyeri dada kiri menjalar sampai punggung dan lengan kiri. Nyeri dipengaruhi oleh aktivitas serta dapat disertai diaforesis.

Pneumothorax pada paru kiri memiliki lokasi nyeri yang sama namun dengan sifat nyeri tajam menusuk. Nyeri dipengaruhi pergerakan dada terutama saat menarik napas dan jarang terdapat penjalaran.

Perikarditis

Pada kasus perikarditis, terdapat tanda-tanda infeksi, seperti demam. Pada pemeriksaan EKG terdapat gambaran depresi segmen PR tanpa inversi gelombang T, ST elevasi difus positif dan ST depresi pada aVR dan V1.[11]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dengan rontgen toraks merupakan pemeriksaan awal yang disarankan untuk mengevaluasi pneumothorax. Modalitas pencitraan lain yang bisa digunakan adalah ultrasonografi (USG).

Rontgen Toraks Anteroposterior

Rontgen toraks anteroposterior memiliki sensitivitas 25-75% dalam mendiagnosis pneumothorax. Pada rontgen toraks akan didapatkan hilangnya penanda paru, tampaknya garis pleura, pergeseran mediastinum ke sisi yang berlawanan, atelektasis, air fluid level, dan tanda sulkus dalam.[13]

USG Toraks

Pada USG toraks, pneumothorax akan memberikan gambaran berupa tidak terlihatnya gerakan lung sliding, lung pulse, dan B-lines. Adanya lung point sign yang merupakan titik batas antara pleura normal yang saling melekat dan pleura yang terpisah oleh udara di dalamnya merupakan tanda diagnostik paling spesifik untuk mendiagnosis pneumothorax.[13]

Pemeriksaan USG toraks yang dilakukan oleh dokter umum di IGD pada pasien trauma toraks telah dilaporkan memiliki akurasi diagnostik yang lebih superior dibandingkan pemeriksaan rontgen dada dalam posisi supinasi, terlepas dari faktor-faktor lain seperti jenis trauma, operator, hingga probe yang digunakan.[14]

Analisis Gas Darah

Pada pasien dengan pneumothorax luas, pemeriksaan analisis gas darah (AGD) dapat memberikan gambaran peningkatan perbedaan tekanan parsial alveolar dan arterial (PA-aO2) akibat adanya pirau intrapulmonal dari paru yang kolaps.[8]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah

Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta

Referensi

1. Huan NC, Sidhu C, Thomas R. Pneumothorax: Classification and Etiology. Clin Chest Med. 2021 Dec;42(4):711-727. doi: 10.1016/j.ccm.2021.08.007. PMID: 34774177.
2. Karmakar S. Pneumothorax: A Concise Review and Surgical Perspective. IntechOpen, 2022. doi: 10.5772/intechopen.101049.
8. Mahmuda INN, Permatasari I. A Primary Spontaneous Pneumothorax in Young Woman. 2019. http://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/11237
9. Putri PP, Kaniya TD. Evaluasi Radiologis Pneumothorax Spontan Sekunder pada Pasien dengan Tuberkulosis Paru Kasus Relaps. J Medula, 2019. vol. 9, no. 2, Art. no. 2.
10. Weissman J, Agrawal R. Dramatic complication of pneumothorax treatment requiring lifesaving open-heart surgery. Radiol Case Rep. 2020 Dec 18;16(3):500-503. doi: 10.1016/j.radcr.2020.12.034. PMID: 33363691; PMCID: PMC7753225.
11. Reamy BV, Williams PM, Odom MR. Pleuritic Chest Pain: Sorting Through the Differential Diagnosis. Am Fam Physician. 2017 Sep 1;96(5):306-312. PMID: 28925655.
12. Gawinecka J, Schönrath F, von Eckardstein A. Acute aortic dissection: pathogenesis, risk factors and diagnosis. Swiss Med Wkly. 2017 Aug 25;147:w14489. doi: 10.4414/smw.2017.14489. PMID: 28871571.
13. Elhidsi M, Antariksa B, Kusumosutoyo D. Peran Ultrasonografi dalam Diagnosis Pneumothorax. J Respir Indo, 2018. no. 38, pp. 239–43.
14. Chan KK, Joo DA, McRae AD, Takwoingi Y, Premji ZA, Lang E, Wakai A. Chest ultrasonography versus supine chest radiography for diagnosis of pneumothorax in trauma patients in the emergency department. Cochrane Database Syst Rev. 2020 Jul 23;7(7):CD013031. doi: 10.1002/14651858.CD013031.pub2. PMID: 32702777; PMCID: PMC7390330.

Epidemiologi Pneumothorax
Penatalaksanaan Pneumothorax

Artikel Terkait

  • Interpretasi Rontgen Toraks
    Interpretasi Rontgen Toraks
  • Penggunaan Chest Tube Drainage VS Aspirasi Jarum Pada Kasus Primary Spontaneous Pneumothorax
    Penggunaan Chest Tube Drainage VS Aspirasi Jarum Pada Kasus Primary Spontaneous Pneumothorax
  • Rontgen vs USG Toraks untuk Diagnosis Pneumothorax
    Rontgen vs USG Toraks untuk Diagnosis Pneumothorax
  • Chest Tube Bukan Terapi Lini Pertama pada Pneumotoraks Spontan Primer
    Chest Tube Bukan Terapi Lini Pertama pada Pneumotoraks Spontan Primer
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas 4 jam yang lalu
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 29 menit yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 5 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
2 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.