Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Penyakit Kawasaki general_alomedika 2024-10-10T11:38:50+07:00 2024-10-10T11:38:50+07:00
Penyakit Kawasaki
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Penyakit Kawasaki

Oleh :
dr. William Sumoro
Share To Social Media:

Penatalaksanaan utama penyakit Kawasaki adalah imunoglobulin intravena (IVIG) single dose, karena berhubungan dengan penurunan komplikasi aneurisma arteri koroner. Pemberian kortikosteroid pada fase akut dapat dipertimbangkan, terutama bila IVIG tidak tersedia. Tujuan tata laksana penyakit Kawasaki adalah mengontrol inflamasi akut dan gejalanya, mencegah terjadi sekuele jangka panjang, termasuk abnormalitas arteri koroner.[5]

Medikamentosa

Terapi medikamentosa pada penyakit Kawasaki meliputi imunoglobulin intravena (IVIG), aspirin, dan glukokortikoid.

Imunoglobulin Intravena

Imunoglobulin intravena (IVIG) merupakan produk biologis yang dikumpulkan dari plasma donor. Pemberian IVIG bertujuan untuk mengurangi risiko aneurisma arteri koroner dan mempercepat resolusi gejala, seperti demam dan miokarditis limfositik. Pemberian IVIG juga berhubungan dengan penurunan C-reactive protein (CRP) dan fibrinogen.

Mekanisme kerja IVIG secara pasti belum diketahui, tetapi IVIG diduga memodulasi sistem imun dan produksi sitokin. IVIG juga diduga meningkatkan aktivitas suppressor T-cell, menurunkan sintesis antibodi, dan menyediakan antibodi antiidiotipik.[17,20,23]

Dosis IVIG yang direkomendasikan adalah 2 g/kgBB single dose (maksimum 100–140 gram) yang diberikan dalam 8 hingga 12 jam. American Academy of Pediatrics dan American Heart Association merekomendasikan pemberian IVIG dan aspirin tidak melewati 10 hari dari onset gejala, bila memungkinkan dalam 7 hari pertama. Hal ini untuk mengurangi risiko aneurisma arteri koroner.

Demam biasanya turun setelah pemberian IVIG. Bila demam tinggi tetap ada, pasien dapat dicurigai resisten IVIG. Pada kondisi ini, kombinasi dengan kortikosteroid atau terapi imunomodulator nonkortikosteroid dapat dipertimbangkan.[17,20,23]

Kortikosteroid

Kortikosteroid yang direkomendasikan adalah prednison 2 mg/kg/hari intravena (IV) selama 5 hari. Kemudian diganti dengan dosis oral 2 mg/kg/hari selama 5 hari, lalu 1 mg/kg/hari selama 5 hari, dan terakhir dengan dosis 0,5 mg/kg/hari selama 5 hari atau sampai bebas demam.

Penyakit kawasaki yang berisiko tinggi mengalami aneurisma arteri koroner direkomendasikan untuk mendapat kombinasi IVIG dan kortikosteroid dengan dosis yang sama. Kelompok yang berisiko tinggi adalah Z score untuk arteri desendens anterior sinistra atau arteri koroner kanan ≥2,5 pada pemeriksaan echocardiography dan berusia <6 bulan.[17,20,23]

Selain itu, pemberian kortikosteroid disarankan bagi penderita penyakit Kawasaki keturunan Jepang yang resisten IVIG, yaitu dengan skor Kobayashi ≥5 poin. Poin penilaian dalam skor Kobayashi adalah:

  • Natrium ≤133 mmol/L: 2 poin
  • SGOT ≥100 IU/L: 2 poin
  • CRP ≥10 mg/dL (≥100 mg/L): 1 poin
  • Neutrofil ≥80% dari hitung diferensial sel darah putih: 2 poin
  • Hitung trombosit ≤300.000/mm3: 1 poin
  • Diagnosis awal dengan terapi pertama kali pada atau sebelum hari ke-4 terjangkit penyakit: 2 poin
  • Usia ≤12 bulan: 1 poin[21]

Selain itu, terdapat pula skor prediksi aneurisma arteri koroner pada keturunan non Jepang, yaitu:

  • Skor-Z left anterior descending atau right coronary artery ≥ 2,0: 2 poin
  • Usia < 6 bulan: 1 poin
  • Keturunan Asia: 1 poin
  • CRP >13 mg/dL: 1 poin

Interpretasi skor ini adalah:

  • 0-1 poin: risiko rendah
  • 2 poin: risiko sedang
  • 3-5 poin: risiko tinggi[22]

Aspirin

Aspirin memiliki efek antiinflamasi dan antiplatelet, sehingga dapat mengurangi reaksi inflamasi dan risiko trombosis. Dosis aspirin dalam tata laksana penyakit Kawasaki dibagi menjadi dosis tinggi (80–100 mg/kgBB/hari); dosis sedang 30–50 mg/kgBB/hari; atau dosis rendah 3–5 mg/kgBB/hari.

Mengenai pemilihan dosis ini, pedoman terdahulu menggunakan dosis tinggi pada fase akut kemudian perlahan diturunkan setelah fase akut. Akan tetapi, pemberian aspirin dosis tinggi dikaitkan dengan sindrom Reye, sedangkan dosis rendah dinyatakan tidak berhubungan dengan sindrom Reye. Selain itu, belum ada bukti kuat bahwa dosis tinggi lebih superior dari dosis rendah untuk mencegah komplikasi, seperti trombosis arteri koroner.[4,5,17,23]

Penggunaan aspirin dosis rendah dilanjutkan hingga penanda inflamasi normal kembali, kecuali kalau ditemukan kelainan arteri koroner pada echocardiography. Jika pasien memiliki alergi terhadap aspirin, maka dapat diganti dengan antiplatelet lain, seperti dipyridamole.[20]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

4. McCrindle BW, Rowley AH, Newburger JW, Burns JC, Bolger AF, et al; American Heart Association Rheumatic Fever, Endocarditis, and Kawasaki Disease Committee of the Council on Cardiovascular Disease in the Young; Council on Cardiovascular and Stroke Nursing; Council on Cardiovascular Surgery and Anesthesia; and Council on Epidemiology and Prevention. Diagnosis, Treatment, and Long-Term Management of Kawasaki Disease: A Scientific Statement for Health Professionals From the American Heart Association. Circulation. 2017. Apr 25;135(17):e927-e999. doi: 10.1161/CIR.0000000000000484. Epub 2017 Mar 29. Erratum in: Circulation. 2019 Jul 30;140(5):e181-e184. PMID: 28356445.
5. Son MB, Sundel RP. Kawasaki Disease. Textbook of Pediatric Rheumatology. 2016;467-483.e6. doi:10.1016/B978-0-323-24145-8.00035-1
17. Gorelik, Mark, et al. “2021 American College of Rheumatology/Vasculitis Foundation Guideline for the Management of Kawasaki Disease.” Arthritis &amp; Rheumatology, vol. 74, no. 4, 2022, pp. 586–596, https://doi.org/10.1002/art.42041.
20. Sundel R. Kawasaki disease: Initial treatment and prognosis. UpToDate, 2021. https://www.uptodate.com/contents/kawasaki-disease-initial-treatment-and-prognosis.
21. Kobayashi T, Inoue Y, Takeuchi K, Okada Y, Tamura K, Tomomasa T, Kobayashi T, Morikawa A. Prediction of intravenous immunoglobulin unresponsiveness in patients with Kawasaki disease. Circulation. 2006 Jun 6;113(22):2606-12. doi: 10.1161/CIRCULATIONAHA.105.592865. Epub 2006 May 30. PMID: 16735679.
22. Son MBF, Gauvreau K, Kim S, Tang A, Dedeoglu F, Fulton DR, Lo MS, Baker AL, Sundel RP, Newburger JW. Predicting Coronary Artery Aneurysms in Kawasaki Disease at a North American Center: An Assessment of Baseline z Scores. J Am Heart Assoc. 2017 May 31;6(6):e005378. doi: 10.1161/JAHA.116.005378. PMID: 28566299; PMCID: PMC5669166.
23. Owens AM, Plewa MC. Kawasaki Disease. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537163/

Diagnosis Penyakit Kawasaki
Prognosis Penyakit Kawasaki

Artikel Terkait

  • Kemiripan MIS-C Akibat COVID-19 dengan Penyakit Kawasaki pada Anak
    Kemiripan MIS-C Akibat COVID-19 dengan Penyakit Kawasaki pada Anak
Diskusi Terkait
dr.Michy anggun Malvika
Dibalas 23 Desember 2019, 08:46
Timbulnya ruam yang gatal di lidah dan tonsil disertai demam pada anak usia 4 tahun
Oleh: dr.Michy anggun Malvika
4 Balasan
Alodokter, izin bertanya. Sy dapat pasien anak 4 tahun datang dengan keluhan lidah dan tonsil muncul ruam gatal seperti pada gambar sejak 1 hari yang lalu....

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.