Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Rakitis general_alomedika 2023-12-06T15:23:46+07:00 2023-12-06T15:23:46+07:00
Rakitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Rakitis

Oleh :
dr.Nailla Fariq Alfiani
Share To Social Media:

Epidemiologi rakitis atau rickets lebih meningkat pada negara berkembang dibandingkan negara maju. Di Indonesia status vitamin D persentase anak yang deficient belum terlihat tetapi presentasi yang insufficient dan inadequate paling tinggi di antara negara-negara Asia Tenggara.[17,18]

Global

Studi global menunjukkan bahwa epidemiologi rakitis banyak terjadi pada anak-anak berkulit hitam, kurang paparan sinar matahari, serta terkait dengan masalah menyusui[17,19,20]

Beberapa penelitian yang menunjukkan insidensi rakitis adalah:

  • Di Amerika Serikat, Pamela et al melaporkan rakitis nutrisional pada tahun 1986−2003 pada anak <18 tahun berjumlah 166 kasus, dengan prevalensi usia 4−54 bulan dan 83% etnis Afrika Amerika atau kulit hitam[17]
  • Di Denmark Selatan, Signe et al pada tahun 1985−2005 melaporkan 112 pasien usia 0−14,9 tahun didiagnosis rakitis primer di rumah sakit, dengan kejadian rata-rata rakitis nutrisional 2,9 kasus/100.000/tahun, rakitis kongenital 4,3 kasus/100.000/tahun, rakitis hipofosfatemik 4,8 kasus/100.000/tahun, dan rakitis yang bergantung pada vitamin D tipe 1 adalah 0,4 kasus/100.000/tahun. Di mana 74% rakitis nutrisional terjadi pada imigran, sedangkan pada anak etnis Denmark hanya didiagnosis pada usia dini dengan insiden rata-rata menurun[19]
  • Di Australia, Craig et al melaporkan pada tahun 2006−2007 terdapat 398 anak dengan defisiensi vitamin D (55% laki-laki). Dari 95 anak yang dilakukan rontgen pergelangan tangan, didapat 71% mengalami rakitis yang sebagian besar adalah pengungsi atau lahir di Afrika[19]
  • Di Ethiopia, Kenenisa et al melaporkan prevalensi rakitis dari tahun 2010−2013 sebesar 10,5%, yaitu 170 anak dari total 1620 anak yang dirawat. Faktor penyebab rakitis dikaitkan dengan jenis dan durasi menyusui, waktu pengenalan makanan pendamping, dan paparan sinar matahari[21]

Indonesia

Epidemiologi rakitis di Indonesia secara jelas belum ditemukan, tetapi terdapat data-data mengenai defisiensi vitamin D pada anak-anak di Indonesia. Beberapa hasil penelitian adalah:

  • Ernawati dan Budiman melakukan penelitian pada anak usia 2‒12,9 tahun pada tahun 2011 di 48 kabupaten di Indonesia, yang melibatkan 2.576 anak untuk pemeriksaan kadar vitamin D dalam serum. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 45,1% anak mengalami insufficient dan 49,3% dengan status inadequate, sedangkan yang mempunyai kecukupan vitamin D hanya 5,6%[18]
  • Oktaria et al mendeteksi kekurangan vitamin D pada 90% sampel darah tali pusat neonatus, dan pada 13% sampel darah vena bayi usia 6 bulan[22]
  • Pulungan et al menyatakan bahwa meskipun terpapar sinar matahari sepanjang tahun, sekitar 1 dari 3 anak usia sekolah dasar memiliki tingkat vitamin D yang tidak mencukupi. Durasi paparan sinar matahari merupakan faktor utama[23]

Mortalitas

Mortalitas akibat rakitis berkaitan dengan komplikasi defisiensi vitamin D. Mortalitas meningkat seiring dengan keparahan defisiensi vitamin D.[24,25]

Penelitian oleh Moses et al mengidentifikasi 1.778 anak-anak yang dirawat di empat rumah sakit di Kenya, pada tahun 2009−2014. Terdapat kematian 257 anak (15%) dalam 1 tahun, di mana kondisi rakitis sering ditemukan pada anak yang mengalami severe acute malnutrition (SAM) dan pneumonia berat.[24]

Penelitian di Indonesia, oleh Oktaria et al pada tahun 2016−2017, menemukan 19% dari anak yang dirawat karena pneumonia mengalami  defisiensi vitamin D.[25]

 

Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari

Referensi

17. Weisberg P, Scanlon KS, Li R, Cogswell ME. Nutritional rickets among children in the United States: review of cases reported between 1986 and 2003. Am J Clin Nutr. 2004 Dec;80(6 Suppl):1697S-705S. doi: 10.1093/ajcn/80.6.1697S. PMID: 15585790. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/15585790/
18. Ernawati F., Budiman B. Status Vitamin D Terkini Anak Indonesia Usia 2,0-12,9 Tahun. Gizi Indon 2015, 38(1):73-80. https://persagi.org/ejournal/index.php/Gizi_Indon/article/view/169
19. Beck-Nielsen SS, Brock-Jacobsen B, Gram J, Brixen K, Jensen TK. Incidence and prevalence of nutritional and hereditary rickets in southern Denmark. Eur J Endocrinol. 2009 Mar;160(3):491-7. doi: 10.1530/EJE-08-0818. Epub 2008 Dec 18. PMID: 19095780. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19095780/
20. Munns CF, Simm PJ, Rodda CP, et al. Incidence of vitamin D deficiency rickets among Australian children: an Australian Paediatric Surveillance Unit study. Med J Aust. 2012;196(7):466-468. doi:10.5694/mja11.10662. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22509879/
21. Kenenisa C, Ewnetu H, Sime H. Retrospective Analysis of Prevalence of Rickets and Associated Factors among Children. Admitted to Pediatric Ward in Jimma University Specialized Hospital. J Pediatr Neonatal Care. 2014;1(7): 00044. DOI: 10.15406/jpnc.2014.01.00044.
22. Oktaria V, Graham SM, Triasih R, Soenarto Y, Bines JE, Ponsonby A-L, et al. The prevalence and determinants of vitamin D deficiency in Indonesian infants at birth and six months of age. PLoS ONE 15(10): e0239603. 2020. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0239603
23. Pulungan A, Soesanti F, Tridjaja B, Batubara J. Vitamin D insufficiency and its contributing factors in primary school-aged children in Indonesia, a sun-rich country. Ann Pediatr Endocrinol Metab. 2021 Jun;26(2):92-98. doi: 10.6065/apem.2040132.066. Epub 2021 Jan 7. PMID: 33412749; PMCID: PMC8255856.
24. Ngari MM, Thitiri J, Mwalekwa L, et al. The impact of rickets on growth and morbidity during recovery among children with complicated severe acute malnutrition in Kenya: A cohort study. Matern Child Nutr. 2018;14(2):e12569. doi:10.1111/mcn.12569
25. Oktaria V, Triasih R, Graham SM, Bines JE, Soenarto Y, Clarke MW, et al. (2021) Vitamin D deficiency and severity of pneumonia in Indonesian children. PLoS ONE 16(7): e0254488. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0254488

Etiologi Rakitis
Diagnosis Rakitis
Diskusi Terbaru
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 5 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
1 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 11 jam yang lalu
Trending! TOP 5 Artikel di Bulan Mei 2025! 🕺🏻
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter!Di bulan Mei yang penuh semangat ini, jangan lewatkan 5 artikel paling populer dan menjadi sorotan para sejawat di ALOMEDIKA!Efek Vaksinasi Herpes...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 2 jam yang lalu
ALOPALOOZA - Alomedika Points Bonanza Bidang Dermatologi (14-20 Mei 2025)
Oleh: dr. ALOMEDIKA
2 Balasan
ALO Dokter!Masih belum ikuti ALOPALOOZA (ALOMEDIKA POINT BONANZA)?!? Ayo, segera ikuti ALOPALOOZA minggu ini untuk menambah Alomedika Point Anda!Tema minggu...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.