Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Fraktur Gigi general_alomedika 2023-01-10T15:13:52+07:00 2023-01-10T15:13:52+07:00
Fraktur Gigi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Fraktur Gigi

Oleh :
drg.Rosalina Intan Saputri, MSc
Share To Social Media:

Penatalaksanaan fraktur gigi meliputi restorasi dari jaringan keras gigi dan penyembuhan dari jaringan lunak di sekitar gigi. Proses penyembuhan dapat berlangsung dari beberapa minggu hingga bulan, tergantung dari keparahan dan penyebab trauma. Komponen estetik merupakan salah satu pertimbangan penting dalam pemilihan metode perawatan. Fraktur gigi anterior menurunkan kepercayaan diri, terutama pada remaja, sehingga restorasi gigi anterior penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup.[2-5,17]

Pertolongan Pertama

Pada kasus fraktur gigi karena trauma eksternal, bagian yang terkena cedera dapat diberikan dulu kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan sebelum dilakukan perawatan dental. Jika ada laserasi dan perdarahan pada jaringan sekitar rongga mulut, maka harus dilakukan perawatan luka.[2-4]

Enamel Infraction

Kebanyakan kasus Enamel Infraction tidak memerlukan perawatan. Namun jika retakan cukup parah, dapat dilakukan etsa dan sealing dengan bonding resin untuk mencegah kontaminasi bakteri dan diskolorasi gigi.

Uncomplicated Crown Fracture (Enamel-Only Fracture)

Pada Uncomplicated crown fracture (enamel-only fracture), perlu dilakukan perawatan gigi. Haluskan bagian yang tajam sepanjang lesi fraktur, lalu restorasi bagian yang hilang dengan resin komposit. Disarankan untuk melakukan kontrol setelah 2 bulan hingga 1 tahun untuk melihat kondisi restorasi. Pada gigi sulung, perlu diperhatikan apakah terjadi nekrosis pulpa, periodontitis apikalis, serta gangguan perkembangan akar.

Uncomplicated Crown Fracture (Enamel-Dentin Fracture)

Pada kasus Uncomplicated crown fracture (enamel-dentin fracture), proteksi dentin yang terbuka perlu dilakukan dengan resin komposit atau glass ionomer cement, tergantung pada kedalaman fraktur. Jika dentin yang terbuka diperkirakan dekat dengan pulpa, biasanya tampak warna lebih merah muda, maka disarankan untuk menggunakan calcium hydroxide lining, kemudian dilapisi dengan glass ionomer. Restorasi dapat dilakukan dengan restorasi direct atau indirect komposit, maupun restorasi ceramic crown.

Complicated Crown Fracture (Enamel-Dentin Fracture With Pulp Exposure)

Pada kasus Complicated crown fracture (enamel-dentin fracture with pulp exposure), perawatan fraktur dapat dibedakan menjadi perawatan pulpa dan restorasi gigi.

Perawatan Pulpa

Pulp capping menjadi indikasi jika pulpa terbuka untuk periode yang singkat, dengan kedalaman tidak lebih dari 1,5 mm secara klinis, dan gigi dalam keadaan sehat sebelum trauma, tanpa adanya cedera luksasi.

Partial pulpotomy dapat menjadi pilihan pada gigi yang kontraindikasi menjalani pulp capping. Contohnya adalah pulpa yang terlalu lama terbuka atau diameter yang terlalu dalam. Amputasi pulpa sebaiknya dilakukan sekitar 2 mm di bawah bagian yang terbuka. Partial pulpotomy dapat menjadi perawatan sementara untuk mempertahankan gigi vital selama mungkin. Namun, jika terdapat perkembangan kelainan pulpa, maka disarankan untuk melakukan perawatan saluran akar.

Restorasi Gigi

Restorasi gigi dapat dilakukan dengan direct atau indirect komposit, restorasi ceramic crown, atau pemasangan veneer gigi. Pilihan tergantung dari kondisi klinis gigi. Sebagai contoh, fraktur horizontal yang terjadi pada gigi anterior, dengan catatan struktur dentin yang hilang tidak terlalu banyak, dapat diobati dengan veneer gigi. Jika struktur dentin banyak yang hilang, perawatan jaket mahkota lebih menguntungkan.[15,16]

Crown Root Fracture

Pada kasus crown-root fracture, diperlukan kontrol perdarahan sepanjang prosedur dan pengambilan fragmen gigi yang menutupi akhiran fraktur untuk perawatan yang baik, karena batas akhir dari fraktur biasanya di bawah margin gingiva.

Jika pulpa tidak terbuka dan fraktur hanya sampai pada bagian apikal dari cementoenamel junction (CEJ), maka dentin dapat dilapisi dengan glass ionomer atau resin komposit setelah pengambilan fragmen. Jika pulpa terbuka, maka diperlukan perawatan pulpa seperti pada complicated crown fracture.

Fraktur Akar

Perawatan dari fraktur pada akar gigi meliputi reposisi gigi dengan splint jika terjadi mobilitas. Perawatan saluran akar tidak diperlukan jika fraktur terjadi di bagian servikal dan dapat sembuh dengan sendirinya. Diperlukan pengamatan proses penyembuhan setelah 4 minggu, 6-8 minggu, hingga 4-6 bulan untuk evaluasi kondisi vitalitas dan mobilitas gigi.[2-4,6]

Terapi Lainnya

Selain perawatan gigi yang mengalami mobilitas dengan splint, beberapa perawatan lain mungkin diperlukan sesuai dengan kondisi klinis pasien.

Gingivektomi dengan atau tanpa Osteotomi

Gingivektomi dan osteotomi diperlukan untuk fraktur yang melibatkan akar gigi, untuk mengakses visual bagian gigi di bawah margin gingiva yang mengalami fraktur.

Perawatan Ortodontik dan Pembedahan

Perawatan ortodontik bisa diperlukan untuk reposisi gigi yang mengalami malposisi, seperti ekstrusi atau intrusi. Perawatan dapat disertai dengan pembedahan jika perlu.

Ekstraksi Gigi

Ekstraksi gigi merupakan langkah terapi paling akhir. Ekstraksi dilakukan jika gigi memang sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Ekstraksi gigi perlu dilakukan dengan trauma minimal ke jaringan sekitar, sehingga tulang dapat sembuh dengan baik dan tidak ada masalah prostetik yang muncul setelah tindakan.

Manajemen Nyeri

Berikan obat antiinflamasi non steroid (OAINS), seperti diklofenak, ibuprofen, dan asam mefenamat, apabila pasien mengalami nyeri.

Mencegah Infeksi

Antibiotik sistemik seperti amoxicillin harus diberikan apabila pasien mengalami avulsi gigi, intrusi gigi, ekstrusi gigi, luksasi lateral, dan trauma dental lain yang berisiko tinggi mengalami endokarditis bakterial.[2-4]

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan

Referensi

2. Patnana AK, Kanchan T. Tooth Fracture. 2021. StatpPearls. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551650/
3. Sivapathasundharam B. Physical and Chemical Injuries of the Oral Cavity. In : Sivapathasundharam B (editor). Shafer’s Textbook of Oral Pathology, 9th ed. 2020. Elsevier: New Dehli
4. Bourguignon C, Cohenca N, Lauridsen E, Flores MT, O’Connell AC, Day PF. International Association of Dental Traumatology guidelines for the management of traumatic dental injuries : 1.Fractures and luxations. Dental Traumatology 2020; 36: 314-330
5. Dusen MV, Hutten-Czapski P, Giles SM. The occasional dental fracture. Can J Rural Med 2021; 26: 186-191
6. Peng LF. Fractured Teeth. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/763458-overview
15. Morita RK, Hayashida MF, Pupo YM, Berger G, Reggiani RD, Betiol EA. Minimally Invasive Laminate Veneers: Clinical Aspects in Treatment Planning and Cementation Procedures. Case Rep Dent. 2016;2016:1839793. doi:10.1155/2016/1839793
16. Liddelow G, Carmichael G. The restoration of traumatized teeth. Aust Dent J. 2016 Mar;61 Suppl 1:107-19. doi: 10.1111/adj.12402.
17. Kaur P, Singh S, Mathur A, Makkar DK, Aggarwal VP, Batra M, Sharma A, Goyal N. Impact of Dental Disorders and its Influence on Self Esteem Levels among Adolescents. J Clin Diagn Res. 2017 Apr;11(4):ZC05-ZC08. doi: 10.7860/JCDR/2017/23362.9515. Epub 2017 Apr 1. PMID: 28571250; PMCID: PMC5449896.

Diagnosis Fraktur Gigi
Prognosis Fraktur Gigi
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Maret 2022, 11:36
Gigi molar 2 patah sedikit - Prostodonsia Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
ALO drg. Andi, SpPros. Gigi geraham yang patah/sompel seringkali menyebabkan makanan tersangkut di dalamnya. Apa penanganan yang paling sederhana dan tidak...
Anonymous
Dibalas 29 Maret 2022, 10:23
Menangani gigi pecah - Prostodonsia Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO drg. Andy Wirahadikusumah, Sp.ProsIzin bertanya, Dok. Bila ada pasien yang permukaan giginya retak/pecah setelah makan makanan konsistensi keras,...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.