Diagnosis Karies Gigi
Diagnosis karies gigi dimulai dengan anamnesis berupa nyeri pada gigi, gigi berlubang, perubahan warna gigi dan bau mulut. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan plak, lesi, dan lubang pada gigi. berdasarkan inspeksi pada permukaan gigi. Berdasarkan tanda dan gejala pasien juga dapat membantu klinisi dalam menentukan tingkat keparahan karies gigi pada pasien.
Anamnesis
Tanda dan gejala karies gigi sangat beragam dan sangat bergantung pada tingkat keparahan dan lokasi karies gigi. Umumnya, pasien dengan karies gigi tidak memiliki gejala.
Akan tetapi, apabila sudah terjadi kerusakan lanjut, terutama sampai akar gigi, maka pasien akan merasakan gejala seperti nyeri tajam pada gigi atau nyeri gigi yang memberat dengan makan atau minum sesuatu yang bersifat dingin, panas, atau manis. Hal ini yang sering disebut sebagai gigi sensitif.
Pada kasus karies gigi yang sudah lanjut pasien juga dapat mengeluhkan lubang pada gigi, warna gigi berubah menjadi putih, coklat, atau hitam, serta muncul bau mulut busuk.[1,4,5]
Apabila ditemukan gejala-gejala seperti demam, nyeri kepala, pembengkakan pada sekitar mata unilateral, nyeri atau nyeri tekan pada dasar mulut, dan sulit menelan maka kemungkinan sudah terjadi komplikasi pada pasien karies gigi dan membutuhkan tindakan segera.[1,5]
Pemeriksaan Fisik
Kelainan gigi pada pemeriksaan fisik pasien karies gigi bergantung pada tingkat keparahannya. Berikut ini tanda yang dapat ditemukan pada pasien karies gigi:
Perubahan Warna Gigi
Gigi berwarna coklat gelap dan mengilat menunjukkan riwayat karies gigi sebelumnya namun proses demineralisasi sudah berhenti.
Plak Gigi
Plak pada sela-sela gigi merupakan bentuk awal sebelum karies gigi terjadi dengan sifat lengket, umumnya tidak berwarna dan tidak berbau. Sekitar 70% komposisi plak gigi adalah bakteri yang kemudian menjadi penyebab terbentuknya karies gigi.
White Spot Lesion
Bercak putih seperti kapur merupakan tanda awal dari lesi karies gigi yang menunjukkan adanya demineralisasi enamel. Lesi dapat berubah warna menjadi coklat dan hitam apabila tidak ditangani.
Lubang pada Gigi
Lubang pada gigi merupakan tanda lanjut dari karies gigi, di mana pengikisan sudah melewati email dan dentin. Apabila sudah terdapat lubang pada gigi, pasien umumnya sudah memiliki gejala nyeri gigi.[1,4,5]
Apabila karies gigi sudah terjadi komplikasi maka pemeriksaan fisik yang mungkin dapat ditemukan adalah:
- Demam yang mana perlu dipertimbangkan adanya komplikasi seperti abses gigi, angina Ludwig, dan sepsis
- Gusi merah dan bengkak yang merupakan tanda gingivitis atau periodontitis
- Pus pada rongga mulut yang menandakan abses gigi
- Edema submandibular dan gambaran double-tongue yang dapat muncul pada kondisi angina Ludwig atau submandibular necrotizing fasciitis
- Edema periorbital dan tanda peningkatan tekanan intraokular dapat muncul pada komplikasi trombosis sinus kavernosus[1,4-6,14]
Diagnosis Banding
Karies gigi perlu dibedakan dari kondisi lesi gigi lainnya seperti hipoplasia, hipomineralisasi, amelogenesis dan dentinogenesis imperfecta serta fluorosis gigi. Di antara kondisi-kondisi tersebut, karies gigi umumnya mudah dibedakan. Akan tetapi, terdapat satu gambaran gigi yang menyerupai karies gigi yaitu fluorosis gigi.
Fluorosis gigi merupakan keadaan di mana terdapat bercak pada struktur enamel. Hal ini dikarenakan asupan fluor yang berlebih pada masa pembentukan gigi. Umumnya fluorosis gigi ditandai dengan noda coklat atau bintik-bintik kuning yang dikarenakan pembentukan enamel yang tidak sempurna. Berbeda dengan karies gigi, di mana terjadi infeksi bakteri pada gigi dan tidak terdapat noda coklat dan bintik kuning pada gigi.[1,5]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang umumnya tidak diperlukan pada pasien karies gigi. Akan tetapi, pada pasien dengan lesi karies di lokasi-lokasi yang sulit terlihat secara langsung maka pemeriksaan X-ray dental dapat dilakukan
X-ray Dental
Pemeriksaan X-ray dental pada pasien karies gigi hanya diperlukan saat karies gigi sulit terlihat secara langsung terutama pada gigi bagian belakang. X-ray dental dengan proyeksi bitewing merupakan pilihan x-ray dental yang paling sering digunakan. X-ray bitewing memiliki kelebihan dapat memperlihatkan karies pada gigi bagian belakang atas dan bawah.
Selain itu, x-ray dengan proyeksi periapikal juga dapat digunakan pada pasien dengan karies gigi yang curiga sudah mencapai pulpa. Melalui teknik ini, klinisi dapat mendapatkan hasil X-ray gigi yang mendekati ukuran gigi yang sebenarnya. Kedalaman karies gigi dapat dilihat melalui pemeriksaan x-ray periapikal.[1,16]
Klasifikasi Karies Gigi
Diagnosis tingkat keparahan karies gigi dapat ditentukan melalui klasifikasi lesi karies dari G.V. Black. Klasifikasi karies gigi ini merupakan klasifikasi yang digunakan oleh American Dental Association. Klasifikasi G.V. Black membagi karies gigi berdasarkan progres penyakit, jaringan keras yang terkena, dan lokasinya. Berikut ini merupakan klasifikasi karies gigi menurut G.V. Black:[1,15]
Tabel 1.Klasifikasi Karies Gigi
Kelas | Tanda Klinis |
Kelas I | Karies gigi mengenai pit dan fisura (gigi anterior atau posterior) |
Kelas II | Karies mengenai permukaan proksimal gigi posterior |
Kelas III | Karies gigi mengenai permukaan proksimal gigi anterior tetapi belum mengenai tepi insisal |
Kelas IV | Karies mengenai bagian proksimal termasuk tepi insisal gigi anterior |
Kelas V | Karies mengenai 1/3 gingiva dari permukaan fasial atau lingual gigi anterior atau posterior |
Kelas VI | Karies mengenai cusp gigi molar, premolar, kaninus, dan incisal edge puncak |
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri