Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Karies Gigi general_alomedika 2024-10-16T10:56:16+07:00 2024-10-16T10:56:16+07:00
Karies Gigi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Karies Gigi

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Prinsip tatalaksana karies gigi bertujuan untuk menjaga struktur gigi dan mencegah kerusakan gigi lebih lanjut. Pengobatan karies gigi perlu mempertimbangkan ada tidaknya kavitasi serta luas jaringan yang telah mengalami kerusakan.

Sebisa mungkin karies gigi diterapi awal dengan perawatan non invasif seperti remineralisasi, menghilangkan plak gigi serta perubahan gaya hidup. Pada kondisi karies gigi dengan kavitasi, lesi perlu dikontrol dengan perawatan invasif minimal seperti restorasi dental.

Remineralisasi

Karies gigi tanpa adanya kavitasi umumnya hanya memerlukan tindakan remineralisasi dan perubahan gaya hidup, seperti mengurangi konsumsi gula.

Terapi remineralisasi gigi merupakan pengobatan yang paling umum digunakan dalam terapi karies gigi. Remineralisasi gigi lebih disarankan digunakan pada karies gigi yang hanya pada permukaan enamel. Berikut ini merupakan agen-agen yang dapat digunakan dalam terapi karies gigi tanpa kavitasi:

Fluoride

Fluoride memiliki peran dalam remineralisasi, di mana konsentrasi fluoride pada plak dan saliva akan meningkatkan pembentukan fluoroapatite, yang bersifat resisten terhadap asam. Hal ini kemudian dapat menghambat demineralisasi dan mempercepat remineralisasi.

Fluoride memiliki banyak bentuk, seperti stannous fluoride, sodium fluoride, dan sodium monofluorofosfat. Umumnya fluoride dapat ditemukan pada pasta gigi, gel, foam, obat kumur, dan varnish.[1,17]

Casein Phosphopeptides (CPP)

Casein phosphopeptides (CPP) merupakan agen remineralisasi terbaru, agen ini dapat memelihara supersaturasi ion fosfat dan kalsium untuk meningkatkan remineralisasasi. [1,17]

Xylitol

Xylitol merupakan pengganti gula yang sudah banyak digunakan dalam permen karet. Xylitol dapat memiliki efek remineralisasi dan memiliki efek yang sangat menguntungkan apabila digunakan bersamaan dengan fluoride.[1,17]

Penutupan Ceruk dan Fisura

Penutupan ceruk dan fisura merupakan material berbahan resin yang sering digunakan untuk remineralisasi karies gigi. Melalui penutupan karies gigi dengan material ini, maka dapat mencegah pertumbuhan bakteri sisa makanan pada bagian ceruk dan fisura gigi.

Tindakan ini dianjurkan pada karies dini dengan ceruk dan fisura gigi yang dalam, umumnya pada gigi bagian belakang. Selain itu, penutupan ceruk dan fisura juga lebih sering digunakan pada anak-anak, dikarenakan morfologi ceruk dan fisura gigi pada anak lebih dalam.[7,17]

Semen Glass Ionomer

Semen glass ionomer adalah bahan tumpatan yang terdiri atas powder fluoroamino silicat glass dan liquid polyacrylic acid, polybasic carboxylic acid, dan air. Bahan ini bekerja dengan melepaskan fluor dan menghambat pembentukan asam dengan cara berinteraksi dengan bakteri.

Untuk karies gigi pada permukaan enamel, semen glass ionomer dapat digunakan untuk mencegah terbentuknya karies sekunder. Bahan ini juga dapat digunakan pada karies dengan kavitasi.[7,17]

Restorasi Dental

Pada karies gigi yang sudah mencapai dentin atau lebih dalam, tindakan remineralisasi umumnya tidak cukup dalam memperbaiki struktur gigi dan diperlukan tindakan yang lebih invasif seperti restorasi dental.

Restorasi dental atau penambalan merupakan proses pencegahan perluasan karies dengan cara menambal struktur jaringan gigi yang hilang dengan bahan restorasi. Terapi ini lebih disarankan pada karies gigi yang mencapai lapisan enamel sampai dentin. Berikut ini merupakan beberapa bahan restorasi yang dapat digunakan:

Resin Komposit

Resin komposit merupakan bahan restorasi dental yang paling sering digunakan. Bahan ini terdiri atas filler, monomer metakrilat, dan katalis, yang memiliki sediaan dalam bentuk pasta. Resin komposit memiliki keunggulan dalam warna yang menyerupai gigi sehingga estetika gigi pasien lebih terjaga.

Pada gigi sulung, penggunaan bahan resin komposit terbatas. Hal ini dikarenakan prosedur pada penggunaan resin komposit memerlukan etsa asam, di mana dapat merusak dentin gigi sulung yang tipis dan mengiritasi pulpa.[4,7]

Semen Glass Ionomer

Penggunaan bahan restorasi glass ionomer lebih banyak digunakan pada anak-anak. Hal ini dikarenakan gigi susu pada anak tidak dapat dilakukan penambalan menggunakan resin komposit.

Tidak seperti resin komposit, warna pada glass ionomer berwarna putih kekuningan.

Oleh karena itu, bahan ini pada orang dewasa lebih banyak digunakan sebagai perawatan konservasi pada gigi yang tidak memerlukan estetika, terutama pada gigi belakang. Glass ionomer juga dapat mengeluarkan fluor sehingga dapat mencegah terjadinya karies sekunder.[1,7]

Perawatan Saluran Akar

Karies gigi yang mencapai pulpa membutuhkan perawatan saluran akar. Perawatan saluran akar, atau dikenal juga sebagai terapi endodontik, merupakan tindakan untuk mengambil seluruh jaringan pulpa yang vital atau patologis dari rongga pulpa suatu gigi.

Selanjutnya, rongga yang terbentuk diisi dengan material inert untuk mencegah infeksi. Dengan demikian, rongga dalam gigi akan terdesinfeksi, ekstraksi gigi tidak perlu dilakukan, dan gigi tetap dapat berfungsi, walau kehilangan vitalitasnya.

Tindakan ini tidak dianjurkan pada kondisi berikut ini:

  • Destruksi jaringan periapikal yang luas, melebihi sepertiga panjang akar
  • Obstruksi saluran akar, misalnya akibat batu pulpa atau kalsifikasi saluran akar
  • Kondisi lain seperti resorpsi akar gigi luas, resorpsi interna, atau telah terjadi perforasi bifurkasi[1,7]

Ekstraksi Gigi

Ekstraksi gigi dilakukan pada karies gigi dengan kerusakan yang sangat parah dan sudah tidak dapat dilakukan restorasi. Ekstraksi gigi juga dilakukan pada gigi yang tidak dapat ditangani dengan perawatan saluran akar. Apabila pasien memiliki penyakit hipertensi, diabetes mellitus, atau gangguan pembekuan darah, penyakit tersebut harus dipastikan terkontrol sebelum melakukan tindakan.[1,4,7]

Oral Hygiene

Menjaga kebersihan mulut merupakan hal penting dalam menanggulangi karies gigi. Pasien dianjurkan untuk menyikat gigi secara rutin menggunakan pasta gigi mengandung fluoride. Tak hanya itu,  pasien dapat dianjurkan untuk membersihkan interdental dengan dental flossing maupun sikat interdental.[20]

Perubahan Gaya Hidup

Konsumsi gula yang berlebihan akan memudahkan pertumbuhan bakteri kariogenik di dalam rongga mulut sehingga pasien disarankan untuk mengurangi konsumsi asupan makanan dan minuman manis atau karbohidrat yang dapat difermentasi seperti glukosa, fruktosa, maltosa, dan sukrosa.[1]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

1. Veiga N, Alres D, Douglas F, Pereira M, Vaz A, Rama L, et al. Dental Caries: A Review. J Dent Oral Heal. 2016;2(5):1–3.
4. Yadav K, Prakash S. Dental Caries : A Review. Asian J Biomed Pharm Sci. 2016;2(5):2–4.
7. Sicca C, Bobbio E, Quartuccio N, Nicolò G, Cistaro A. Prevention of dental caries : A review of effective treatments. 2016;8(5):e604-e610.
17. Rahayu YC. Peran agen remineralisasi pada lesi karies. Stomatogantic. 2013;10(1):25–30.
20. Johnson TM, Worthington HV, Clarkson JE, et al. Mechanical interdental cleaning for preventing and controlling. 2015. Cochrane Library.

Diagnosis Karies Gigi
Prognosis Karies Gigi

Artikel Terkait

  • Ekskavasi Selektif Karies Gigi
    Ekskavasi Selektif Karies Gigi
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas 21 jam yang lalu
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 17 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 16 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.