Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Leukoplakia Mulut annisa-meidina 2025-04-21T11:48:27+07:00 2025-04-21T11:48:27+07:00
Leukoplakia Mulut
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Leukoplakia Mulut

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Data epidemiologi menunjukkan bahwa prevalensi lesi leukoplakia mulut berkisar antara 1-5%. Hal ini menjadikan leukoplakia sebagai lesi prakanker yang paling sering terjadi di rongga mulut.[8-10]

Global

Angka kejadian leukoplakia dilaporkan lebih tinggi di negara-negara yang warganya masih sering mengonsumsi tembakau kunyah, seperti India, Bangladesh, Pakistan, dan Sri Lanka, dengan rata-rata prevalensi berkisar antara 4-15%. Negara-negara di Eropa dan Amerika Utara memiliki prevalensi leukoplakia yang lebih rendah, yakni dengan prevalensi berkisar antara 1-3%.

Berdasarkan jenis kelamin, leukoplakia lebih sering ditemui pada pria dibandingkan wanita dengan rasio sekitar 2:1. Berdasarkan usia, lesi ini lebih sering ditemukan pada individu berusia 40-an tahun, dengan insidensi puncak pada usia 50-70 tahun.

Berdasarkan lokasi anatomis, mukosa bukal merupakan area yang paling sering terkena, diikuti lateral atau ventral lidah dan dasar mulut (10-20%). Leukoplakia yang berada di dasar mulut dan ventral lidah memiliki probabilitas paling tinggi untuk berubah menjadi karsinoma sel skuamosa.[8-10]

Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian warganya masih memiliki kebiasaan mengunyah tembakau. Meski demikian, belum ada data spesifik mengenai prevalensi leukoplakia di Indonesia.[19,20]

Mortalitas

Tingkat risiko transformasi maligna dari leukoplakia berkisar antara 3,5-9,8%. Jika pasien mengalami transformasi menjadi karsinoma sel skuamosa oral, maka kesintasan 5 tahun dilaporkan menurun menjadi 50-66%. Jika leukoplakia tidak bertransformasi menjadi keganasan, diperkirakan bahwa tingkat mortalitas kondisi ini sangat kecil.[8-10]

Referensi

8. Srivastava VK. To Study the Prevalence of Premalignancies in Teenagers having Betel, Gutkha, Khaini, Tobacco Chewing, Beedi and Ganja Smoking Habit and Their Association with Social Class and Education Status. Int J Clin Pediatr Dent, 2014. 7:86–92
9. Shah S, Dave B, Shah R, Mehta T, Dave R. Socioeconomic and cultural impact of tobacco in India. J Family Med Prim Care, 2018. 7:1173
10. Zhang C, Li B, Zeng X, Hu XS, Hua H. The global prevalence of oral leukoplakia: a systematic review and meta-analysis from 1996 to 2022. BMC Oral Health. 2023. https://doi.org/10.1186/s12903-023-03342-y
19. Sari EF, Johnson NW, McCullough MJ, Cirillo N. Prevalence and risk factors of oral potentially malignant disorders in Indonesia: a cross-sectional study undertaken in 5 provinces. Sci Rep, 2024. https://doi.org/10.1038/s41598-024-54410-4
20. Bariyah N, Mailiza F. Sebuah Kasus Suspek Leukoplakia Pada Laki-Laki 44 Tahun (Dilematic Problem In Diagnosis And Management). 2018. https://jurnal.unbrah.ac.id/index.php/bdent/article/view/154

Etiologi Leukoplakia Mulut
Diagnosis Leukoplakia Mulut

Artikel Terkait

  • Red Flag Oral Thrush
    Red Flag Oral Thrush
  • Red Flag Sariawan
    Red Flag Sariawan
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Antibiotik selulitis sudah 10 hari namun belum sembuh pada pasien DM, perlukah dilanjutkan?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, ingin mendiskusikan pasien saya, lansia dengan keluhan luka di tungkai bawah kananLuka awalnya tanggal 18 karena jatuh, kemudian tgl 24 mengeluh...
Anonymous
Dibalas 41 menit yang lalu
Diagnosis yang tepat untuk lemah separuh badan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya dapat pasien masuk IGD datang dengan keluhan anggota gerak sisi kanan tidak bisa digerakkan tiba2 sejak 1 hari SMRS. awalnya pasien...
Anonymous
Dibalas 12 jam yang lalu
Bisakah menegakkan pneumonia pada bayi <1 tahun tanpa demam dan batuk?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya dokter klinik, memiliki pasien bayi 21 hari dengan RR 61x/menit dan tarikan dinding dada. Riwayat sedang pilek. Demam, batuk disangkal oleh...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.