Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Prognosis Cerebral Palsy general_alomedika 2024-08-08T15:11:24+07:00 2024-08-08T15:11:24+07:00
Cerebral Palsy
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Prognosis Cerebral Palsy

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Prognosis cerebral palsy relatif buruk karena gangguan ini bersifat permanen dan tidak bisa disembuhkan. Pada banyak kasus, cerebral palsy bisa membatasi kapasitas fungsional dan kemandirian. Komplikasi dapat berupa disfagia, gangguan kognitif, gangguan perilaku, gangguan mental, gangguan pendengaran, dan berbagai masalah pertumbuhan maupun perkembangan lain.[1,2,4]

Komplikasi

Cerebral palsy seringkali disertai oleh adanya berbagai gangguan komorbid akibat kerusakan otak yang dialami. Gangguan-gangguan ini bisa berupa epilepsi, masalah muskuloskeletal, disabilitas intelektual, kesulitan pemberian makan, abnormalitas visual, gangguan pendengaran, dan kesulitan komunikasi.[1,2,4]

Pasien juga bisa mengeluhkan adanya nyeri, sialorea, dan konstipasi. Masalah psikologis seperti cemas, depresi, gangguan tidur, dan gangguan neurobehavior juga sering ditemukan. Masalah lain yang sering ditemukan adalah masalah ortopedik, gangguan kemampuan bicara, kebutaan, strabismus, gangguan pertumbuhan, masalah pernapasan, osteopenia, masalah urologis, dan abnormalitas dental.[1,4]

Gangguan Penglihatan dan Pendengaran

Sebanyak 25-29% pasien dewasa dengan cerebral palsy mengalami gangguan penglihatan dan 8-18% mengalami gangguan pendengaran. Gangguan penglihatan yang umum adalah strabismus, nistagmus, dan atrofi optik.

Skrining penglihatan dapat dilakukan pada 48 jam pertama setelah lahir pada bayi cukup bulan. Skrining pendengaran dilakukan saat bayi lahir dan setiap 6 bulan hingga usia 3 tahun.[1,4,6,21]

Epilepsi

Epilepsi merupakan gejala gangguan fungsi otak yang sering ditemukan dan dapat menyebabkan kerusakan otak apabila berlangsung lebih dari 30 menit. Epilepsi dapat terjadi pada 40-50% pasien cerebral palsy.

Pasien yang rentan mengalami epilepsi adalah pasien dengan profil klinis asfiksia, lahir prematur, lahir dengan tindakan berbantuan, berat lahir rendah, riwayat infeksi susunan saraf pusat, kejang neonatal, kejang pertama pada usia ≤1 tahun, riwayat epilepsi dalam keluarga, memiliki kelainan lingkar kepala, kelainan CT scan kepala, dan kelainan EEG.[1,4,6,21]

Gangguan Kesehatan Mental

Selain defisit kognitif, pasien dengan cerebral palsy juga dapat memiliki komorbid psikiatrik seperti masalah emosional dan perilaku, gangguan cemas, depresi, atau gangguan tidur. Identifikasi gangguan perilaku dan emosi negatif penting dilakukan dalam konseling dan terapi.[1,4,6,21]

Nyeri

Nyeri terjadi pada 50-75% pasien dengan cerebral palsy dan 25% di antaranya mengalami nyeri yang membatasi aktivitas. Nyeri menurunkan kualitas hidup pasien dan menurunkan partisipasi pasien dalam kehidupan sosial. Beberapa penyebab nyeri antara lain distonia, subluksasi sendi panggul, konstipasi, atau refluks gastroesofageal.[1,4,6,21]

Gangguan Komunikasi

Defisit kognitif yang dialami pasien dapat menghambat komunikasi. Kemampuan berkomunikasi dapat ditingkatkan dengan terapi wicara, penggunaan simbol Bliss, atau bantuan teknologi seperti penggunaan kecerdasan buatan dan alat penghasil suara.[1,4,6,21]

Gangguan Berkemih

Gangguan anatomi dan gangguan kontrol otot berkemih menimbulkan inkontinensia urine dan infeksi saluran kemih. Terapi yang dilakukan antara lain terapi fisik, biofeedback, pemberian obat, atau tindakan operatif.[1,4,6,21]

Ulkus

Mobilisasi yang terbatas membuat pasien dengan cerebral palsy rentan mengalami ulkus dekubitus. Terapi pada pasien bertujuan untuk mengurangi tekanan pada daerah yang mengalami cedera dengan dilakukan perubahan posisi berkala, pemberian dressing profilaksis, atau alas yang dapat mengurangi tekanan.[1,4,6,21]

Osteoporosis

Asupan nutrisi yang buruk, penurunan kekuatan otot, paparan sinar matahari yang kurang, dan pemberian antikonvulsan berperan dalam menimbulkan osteoporosis. Diperkirakan 80-90% pasien memiliki densitas tulang yang rendah dan berisiko menyebabkan fraktur patologis, terutama pada femur.[1,4,6,21]

Gangguan Gastrointestinal

Gangguan pada sistem gastrointestinal dapat terjadi akibat gangguan motilitas saluran cerna, imobilisasi, dan asupan nutrisi yang kurang, sehingga menyebabkan muntah, konstipasi, refluks gastroesofageal, dan obstruksi saluran cerna. Pemberian obat pencahar dapat dilakukan. Selain itu, dilakukan pembersihan saluran cerna dan peningkatan asupan cairan dan serat.[1,4,6,21]

Drooling

Drooling atau mengences disebabkan oleh disfungsi oromotor. Drooling dapat menyebabkan hambatan dalam bersosialisasi pada pasien dengan cerebral palsy.[1,4,6,21]

Gangguan Makan dan Nutrisi

Pasien dengan cerebral palsy sering mengalami kesulitan dalam mengunyah dan menelan, yang mengakibatkan waktu makan teramat panjang. Masalah lain yang juga sering muncul adalah tersedak dan muntah.

Gangguan menelan dapat berakibat buruk karena risiko tersedak atau infeksi paru-paru akibat aspirasi secara tidak sengaja. Dalam jangka panjang, gangguan menelan dapat menimbulkan malnutrisi dan menyebabkan komplikasi pada anak, seperti osteoporosis.

Kemampuan makan harus dinilai setiap bulan selama 3-4 bulan, termasuk status gizi pasien. Apabila terdapat gangguan, perlu dipertimbangkan beberapa hal seperti pemberian teknik dan latihan menelan, pemberian makanan yang lunak atau cairan, dan pemberian nutrisi secara alternatif dengan pemasangan pipa nasogastrik atau operasi gastrostomi pada kasus yang berat.[1,4,6,21]

Prognosis

Meskipun penderita cerebral palsy bisa mencapai usia dewasa, mereka mempunyai usia harapan hidup yang lebih pendek. Penyebab kematian paling sering pada penderita cerebral palsy adalah gangguan pernapasan, yakni biasanya karena pneumonia aspirasi.

Prognosis kemampuan motorik tergantung pada tipe cerebral palsy, kecepatan perkembangan motorik, adanya refleks perkembangan, dan kemampuan kognitif. Indikator untuk prognosis yang baik untuk kemampuan berjalan adalah mampu duduk sebelum usia 24 bulan dan merangkak sebelum usia 30 bulan.

Indikator untuk prognosis yang buruk adalah belum mampu menjaga keseimbangan kepala pada usia 20 bulan, refleks primitif yang menetap, tidak mempunyai refleks postural sampai usia 24 bulan, dan belum bisa merangkak sampai usia 5 tahun.[1]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Adrian Prasetio

Referensi

1. Hallman-Cooper JL, Rocha Cabrero F. Cerebral Palsy. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538147/
2. WHO. International Classification of Disease 11 for Mortality and Morbidity Statistic. 2019. https://icd.who.int/browse11/l-m/en
4. Sharma P, Gupta M, Kalra R. Recent advancements in interventions for cerebral palsy – A review. Journal of Neurorestoratology 2023;11:100071. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2324242623000311
6. Patel DR, Neelakantan M, Pandher K, Merrick J. Cerebral palsy in children: a clinical overview. Transl Pediatr 2020;9:S125–35.
21. Vitrikas K, Dalton H, Breish D. Cerebral Palsy: An Overview. Am Fam Physician. 2020;101(4):213-220

Penatalaksanaan Cerebral Palsy
Edukasi dan Promosi Kesehatan Ce...

Artikel Terkait

  • Pencegahan Cerebral Palsy pada Asfiksia Neonatorum
    Pencegahan Cerebral Palsy pada Asfiksia Neonatorum
  • Pemberian Magnesium Sulfat Sebelum Persalinan Preterm untuk Mencegah Cerebral Palsy
    Pemberian Magnesium Sulfat Sebelum Persalinan Preterm untuk Mencegah Cerebral Palsy
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 05 Agustus 2024, 09:39
Apakah boleh pasien dengan cerebral palsy mendapatkan vaksin polio OPV?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alodok, izin bertanya apakah boleh pasien dengan cerebral palsy mendapatkan vaksin polio opv saat PIN di posyandu?
Anonymous
Dibalas 17 April 2024, 12:43
Pemeriksaan penunjang cerebral palsy di puskesmas
Oleh: Anonymous
1 Balasan
halo dokter, mohon izin bertanya, jika ditemukan pasien anak dengan cerebral palsy di puskesmas bagaimana pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan di...
Anonymous
Dibalas 13 September 2022, 08:25
Faktor resiko cerebral palsy pada neonatus kurang bulan dengan periodic apnea
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan dengan riwayat asfiksia neonatorum datang dengan kondisi periodic apnea. Izin...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.