Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Cluster Type Headache general_alomedika 2022-08-10T16:05:59+07:00 2022-08-10T16:05:59+07:00
Cluster Type Headache
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Cluster Type Headache

Oleh :
dr. Bunga Saridewi
Share To Social Media:

Penatalaksanaan cluster type headache atau nyeri kepala klaster dapat dibagi menjadi terapi abortif, terapi transisional, dan terapi profilaksis. Terapi abortif pada cluster type headache diberikan pada pasien yang sedang mengalami serangan nyeri akut seperti terapi inhalasi oksigen dan sumatriptan. Terapi transisional seperti steroid diberikan sementara waktu dengan tujuan untuk mengurangi frekuensi terjadinya serangan.[8]

Sementara itu, terapi profilaksis seperti verapamil dan lithium diberikan untuk mencegah terjadinya serangan cluster type headache. Terdapat beberapa pilihan terapi yang optimal pada cluster type headache.[8,18]

Terapi Abortif

Terapi abortif dilakukan pada kondisi akut dan bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit, dimana terapi lini pertama pada serangan akut adalah inhalasi oksigen 100% 7 liter/menit selama 15 menit menggunakan non rebreathing facial mask. Mekanisme kerja oksigen dalam cluster type headache tidak sepenuhnya dipahami. Namun, terdapat studi yang membuktikan bahwa oksigen memiliki efek inhibisi pada serat parasimpatis kranial.[9,12,17]

Sumatriptan merupakan alternatif terapi lini pertama selain terapi inhalasi oksigen.  Injeksi subkutan 6 mg akan mengurangi nyeri dalam waktu 5-15 menit, dan dapat diulang setelah 24 jam. Sumatriptan dikontraindikasikan pada penyakit jantung iskemik dan hipertensi tidak terkontrol. Sumatriptan nasal spray 20 mg juga dapat digunakan, akan tetapi kurang efektif dibanding injeksi subkutan.[17]

Zolmitriptan intranasal 5 mg adalah alternatif yang baik untuk pasien yang tidak dapat mentoleransi injeksi, tetapi sediaan ini memiliki efek bebas nyeri lebih lambat. Zolmitriptan dikontraindikasikan pada pasien Wolff-Parkinson-White syndrome.[6,18]

Terapi Transisional

Terapi transisional diberikan kepada pasien dengan cluster type headache tipe episodik dengan frekuensi >2 serangan per hari. Terapi ini bertujuan untuk menghentikan serangan cluster type headache secara cepat dan juga untuk mencegah nyeri dan disabilitas, sehingga dapat mengurangi kebutuhan pasien terhadap pengobatan akut dan frekuensi pengobatan akut. Pilihan terapi transisional adalah kortikosteroid dosis tinggi jangka pendek, dihidroergotamin, dan blok saraf oksipital dengan anestesi lokal dan steroid.[18]

Regimen kortikosteroid yang direkomendasikan adalah prednison 60 mg setiap hari selama 3-4 hari, diikuti dengan pengurangan dosis sebanyak 5 mg setiap 5 hari hingga dosis menjadi nol dalam 1-3 minggu. Sebagai alternatif, injeksi intramuskular triamcinolone 80 mg atau methylprednisolone 80-120 mg dapat digunakan sebagai tapering kortikosteroid. Meski demikian, belum ada panduan tatalaksana yang jelas mengenai dosis dan durasi penerapannya. Selain itu, pemberian kortikosteroid diasosiasikan dengan peningkatan glukosa darah sehingga pemberiannya pada pasien diabetes perlu diperhatikan.[8]

Dihidroergotamin (DHE) intravena mampu meredakan nyeri kepala pada 90% pasien pada hari rawatan ketiga, dan sisanya pada hari rawatan kelima. Terapi ini baik untuk kasus refrakter, akan tetapi pasien harus mendapatkan rawat inap, sehingga biaya yang dibutuhkan lebih besar.[8]

Terapi Profilaksis

Terapi profilaksis penting bagi cluster type headache tipe episodik maupun kronik. Pada beberapa pasien, cluster type headache mungkin tidak berulang setelah mendapatkan terapi transisional, namun sebagian pasien memerlukan profilaksis jangka panjang. Terapi ini paling baik dimulai di saat yang sama dengan terapi transisional untuk meningkatkan dosis profilaksis secara adekuat.[18]

Verapamil

Verapamil merupakan lini pertama terapi profilaksis cluster type headache tipe episodik maupun kronik. Rentang dosis yang dapat diberikan berkisar antara 240-960 mg per hari. Dosis awal yang dapat diberikan adalah sebesar 80 mg tiga kali sehari, dosis dapat dinaikkan secara bertahap setiap 10-14 hari.[12]

Pemeriksaan EKG baseline penting dilakukan, follow-up EKG selanjutnya dapat dilakukan setelah verapamil mencapai dosis 400 mg, kemudian setiap satu minggu setelah peningkatan dosis di atas 400 mg. Hal ini diperlukan dalam pengawasan klinis penggunaan verapamil pada pasien.[18]

Lithium

Lithium karbonat digunakan pada cluster type headache tipe episodik atau kronis jika verapamil tidak efektif. Dosis awal sebesar 300 mg dua kali sehari dan dapat ditingkatkan menjadi 300 mg tiga kali sehari setelah satu minggu.[2]

Terapi Nonfarmakologi

Berbagai tindakan pembedahan dapat dilakukan pada cluster type headache yang gagal dengan terapi konservatif dan preventif. Pembedahan diindikasikan pada keluhan nyeri kepala tanpa remisi nyeri selama satu tahun, nyeri unilateral, dan pasien stabil secara fisiologi, serta sehat secara mental dan medik.

Jenis-jenis tindakan pembedahan yang dimaksud antara lain neurektomi oksipital, pemotongan atau dekompresi nervus intermedius, pemotongan atau dekompresi nervus petrosus superfisialis mayor, thermokoagulasi ganglion gasseri (ganglio-rhizolysis), dekompresi saraf trigeminus, dan sphenopalatine ganglionectomy.[17]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

6. Cheema S, Matharu M. Cluster Headache: What's New? Neurol India. 2021 Mar-Apr;69(Supplement):S124-S134.
8. Suri H, Ailani J. Cluster Headache: A Review and Update in Treatment. Curr Neurol Neurosci Rep. 2021 May 5;21(7):31.
9. May A, Burstein R. Hypothalamic regulation of headache and migraine. Cephalalgia. 2019 Nov;39(13):1710-1719.
12. Wei DY, Goadsby PJ. Cluster headache pathophysiology - insights from current and emerging treatments. Nat Rev Neurol. 2021 May;17(5):308-324.
17. Lindemann CR. Cluster headache: A review of clinical presentation, evaluation, and management. JAAPA. 2022 Aug 1;35(8):15-19.
18. Brandt RB, Doesborg PGG, Haan J, Ferrari MD, Fronczek R. Pharmacotherapy for Cluster Headache. CNS Drugs. 2020 Feb;34(2):171-184.

Diagnosis Cluster Type Headache
Prognosis Cluster Type Headache

Artikel Terkait

  • Pilihan Terapi Optimal pada Sakit Kepala Cluster
    Pilihan Terapi Optimal pada Sakit Kepala Cluster
  • Peran Terapi Antibodi Monoklonal untuk Cluster Type Headache Episodik
    Peran Terapi Antibodi Monoklonal untuk Cluster Type Headache Episodik
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 23 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 23 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 17 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.