Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Parkinson general_alomedika 2025-02-18T09:59:58+07:00 2025-02-18T09:59:58+07:00
Parkinson
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Parkinson

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Diagnosis penyakit Parkinson perlu dicurigai pada pasien lansia dengan tanda kardinal seperti bradikinesia, tremor, rigiditas, dan instabilitas postural. Penyakit Parkinson merupakan diagnosis klinis, dimana tidak ada pemeriksaan definitif untuk mengonfirmasi diagnosis Parkinson.[7]

Anamnesis

Gejala kardinal penyakit Parkinson meliputi bradikinesia, resting tremor, rigiditas, dan instabilitas postural. Onset manifestasi motorik pada penyakit Parkinson umumnya asimetris.

Gejala Motorik

Gejala awal yang paling sering dikeluhkan pasien adalah resting tremor asimetris pada ekstremitas atas. Seiring berjalannya waktu, pasien dapat menjumpai gejala-gejala lain seperti bradikinesia, rigiditas, dan kesulitan melangkah. Seiring berkembangnya penyakit, akan terjadi instabilitas postural, dimana postur pasien semakin membungkuk dan langkah semakin pendek. Klinisi perlu langsung mencurigai adanya Parkinson pada pasien yang datang dengan keluhan tremor, tubuh kaku, gerakan lambat, gangguan keseimbangan, atau gangguan melangkah.[3,8]

Gejala Nonmotorik

Pada pasien dengan penyakit Parkinson, dapat dijumpai beberapa gejala nonmotorik yang mendahului gejala motorik pada Parkinson, misalnya hiposmia. Mayoritas pasien Parkinson sudah mengalami penurunan indera penghidu secara signifikan saat gejala motorik muncul. Gejala premotor lain yang umum dijumpai adalah rapid eye movement behavior disorder, di mana pasien melakukan gerakan-gerajak seperti menendang atau memukul dalam tidur fase REM.

Gejala nonmotorik lain yang dapat dialami pasien dengan penyakit Parkinson adalah konstipasi, disfungsi seksual, hipotensi ortostatik, dementia, depresi, serta parestesia.[3,5]

Pemeriksaan Fisik

Terdapat 4 tanda kardinal Parkinson, yakni resting tremor, rigiditas, bradikinesia, dan instabilitas postural. Diperlukan 2 dari 3 tanda (tremor, rigiditas, bradikinesia) untuk menegakkan diagnosis klinis. Tanda kardinal keempat, yakni instabilitas postural, umumnya muncul pada tahun kedelapan atau lebih dalam perjalanan penyakit.[3,5]

Resting Tremor

Resting tremor dinilai dengan menginstruksikan pasien duduk mengistirahatkan lengan di pangkuan mereka. Meminta pasien menghitung mundur dari angka 10 dengan bersuara dapat membantu memunculkan tremor. Selain resting tremor yang merupakan gejala khas Parkinson, pasien juga dapat memiliki tremor postural dan kinetik, yang dapat diobservasi dengan melakukan tes telunjuk-hidung.[3,5]

Rigiditas

Pemeriksa umumnya menilai rigiditas dengan memfleksikan dan mengekstensikan pergelangan tangan pasien secara pasif. Rigiditas dapat bersifat mulus (lead pipe) atau tersendat-sendat (cogwheel). Pada Parkinson, umumnya timbul fenomena cogwheel.[3,5]

Bradikinesia

Bradikinesia dapat berupa mikrografia, hipomimia, hipofonia, dan berkurangnya kecepatan berkedip. Karena itu, pemeriksa perlu menilai kecepatan berkedip dan ekspresi wajah pasien. Bradikinesia juga dapat dinilai dengan mengamati cara berjalan pasien, mencakup kecepatan melangkah, jarak melangkah, dan ayunan tangan ketika berjalan.[3]

Instabilitas Postural

Kemunculan instabilitas postural pada pasien Parkinson merupakan etiologi disabilitas terbesar pada penyakit Parkinson tahap lanjut. Stabilitas postural umumnya dinilai dengan meminta pasien berdiri dengan mata terbuka, kemudian pemeriksa berdiri di belakang pasien dan menarik kedua bahu pasien ke arah pemeriksa. Pemeriksa harus bersiap menangkap pasien jika pasien kehilangan keseimbangan dan jatuh.[3]

Kriteria Diagnosis

Terdapat dua kriteria diagnosis penyakit Parkinson yang sering digunakan, yaitu United Kingdom Parkinson’s Disease Society (UK PDS) Brain Bank Diagnostic Criteria dan kriteria Movement Disorder Society - Parkinson’s Disease (MDS PD).

Kriteria Diagnosis United Kingdom Parkinson’s Disease Society (UK PDS) Brain Bank Diagnostic Criteria

Diagnosis sindrom parkinsonisme ditegakkan jika terdapat bradikinesia disertai salah satu dari gejala berikut: rigiditas muskular, resting tremor berfrekuensi 4-6 Hz, dan instabilitas postural yang tidak disebabkan disfungsi primer visual, vestibular, serebelar, ataupun proprioseptif.

Menurut kriteria diagnosis ini, kriteria eksklusi penyakit Parkinson meliputi:

  • Riwayat stroke berulang dengan gejala parkinsonisme yang bersifat stepwise

  • Riwayat cedera kepala berulang

  • Riwayat ensefalitis

  • Krisis okulogirik
  • Terapi neuroleptik pada onset gejala
  • Lebih dari satu anggota keluarga yang terkena
  • Remisi bertahan
  • Gejala unilateral selama tiga tahun atau lebih
  • Supranuclear gaze palsy
  • Tanda-tanda serebelar
  • Disfungsi otonom berat pada awal gejala
  • Dementia berat pada awal gejala dengan gangguan memori, bahasa, dan praksis
  • Tanda Babinski
  • Adanya tumor otak atau hidrosefalus communicans pada CT scan
  • Respon negatif terhadap levodopa dosis tinggi (tidak termasuk malabsorpsi)
  • Terpapar MPTP (1-methyl-4-phenyl-1,2,3,6-tetrahydropyridine).

Selanjutnya, terdapat kriteria pendukung prospektif untuk Parkinson. Dibutuhkan minimal tiga kondisi dari kriteria berikut untuk menegakkan diagnosis Parkinson:

  • Onset unilateral
  • Resting tremor
  • Penyakit bersifat progresif
  • Gejala asimetris persisten yang lebih berat pada sisi yang terkena saat onset
  • Respon baik (70-100%) terhadap levodopa
  • Chorea berat akibat levodopa
  • Penyakit berespon terhadap levodopa selama minimal 5 tahun
  • Perjalanan penyakit sudah berlangsung selama minimal 10 tahun[9]

Kriteria Diagnosis Movement Disorder Society – Parkinson’s Disease (MDS PD)

Pada dasarnya, menegakkan diagnosis klinis Parkinson menggunakan MDS PD membutuhkan:

  1. Tidak adanya kriteria eksklusi absolut
  2. Setidaknya 2 kriteria pendukung, dan
  3. Tidak ada red flags

Diagnosis probable Parkinson membutuhkan:

  1. Tidak adanya kriteria eksklusi absolut
  2. Adanya red flags yang diimbangi kriteria pendukung. Setiap 1 red flag harus diimbangi 1 kriteria pendukung. Tidak boleh ada lebih dari 2 red flags.[9,10]

Tabel 1. Kriteria Pendukung, Kriteria Eksklusi Absolut, dan Red Flags untuk diagnosis Parkinson menurut Kriteria MDS-PD

Kriteria Pendukung Kriteria Eksklusi Absolut Red Flags
Respon perbaikan gejala yang jelas terhadap terapi dopaminergik (konfirmasi dengan peningkatan/penurunan dosis) Abnormalitas unequivocal serebelum, seperti cerebellar gait, limb ataxia, atau abnormalitas okulomotor serebelar Perburukan gangguan cara berjalan yang cepat: dalam waktu 5 tahun dari awitan sudah membutuhkan kursi roda
Adanya diskinesia yang diinduksi levodopa

Downward vertical supranuclear gaze palsy atau perlambatan downward vertical saccades

Tidak adanya gejala motorik selama 5 tahun atau lebih, kecuali gangguan keseimbangan terkait obat-obatan
Tremor saat istirahat pada anggota gerak berdasarkan hasil pemeriksaan fisik Diagnosis kemungkinan dementia variasi perilaku fronto-temporal atau afasia progresif primer, sesuai kriteria konsensus dalam 5 tahun penyakit Disfungsi bulbar dini: disfonia berat atau disartria atau disfagia berat (membutuhkan selang nasogastrik) dalam 5 tahun pertama
Adanya olfactory loss atau denervasi saraf simpatis kardiak pada Skintigrafi metaiodobenzylguanidine (mIBG) Gejala Parkinson yang terbatas hanya pada anggota gerak bawah selama lebih dari 3 tahun Disfungsi respirasi inspirasi: baik stridor inspiratori diurnal atau nokturnal atau sering menghela napas saat inspirasi
Terapi dopamine receptor blocker atau dopamine-depleting agent dalam dosis dan kurun waktu yang sama dengan parkinsonisme diinduksi obat Kegagalan otonom berat dalam 5 tahun awitan, termasuk hipotensi ortostatik, retensi urine berat atau mengompol dalam 5 tahun pertama
Tidak adanya respons terhadap pemberian levodopa dosis tinggi pada tingkat keparahan sedang Jatuh berulang (> 1 kali per tahun) yang diakibatkan gangguan keseimbangan dalam awitan 3 tahun
Hilang sensori kortikal unequivocal, apraksia anggota gerak, ideomotor yang jelas, atau afasia progresif

Disproportionate anterocollis (distonik) atau kontraktur pada tangan atau kaki dalam 10 tahun pertama

Gambaran fungsi normal dari sistem dopaminergik presinaptik Tidak adanya fitur nonmotorik umum dalam durasi 5 tahun penyakit, termasuk disfungsi tidur, disfungsi otonom, hiposmia, atau disfungsi psikiatri
Terdapat kondisi tertentu yang menimbulkan gejala menyerupai Parkinson yang berdasarkan pertimbangan dokter mengacu pada kondisi lain selain Parkinson Gejala piramidal yang tidak dapat dijelaskan, yakni kelemahan piramidal atau hiperrefleks yang jelas
Parkinsonisme simetris bilateral

Sumber: dr. Krisandryka Wijaya, Alomedika, 2022.[9,10]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding Parkinson yang menimbulkan manifestasi klinis berupa tremor antara lain tremor esensial, parkinsonisme atipikal, dan parkinsonisme sekunder.

Tremor Esensial

Tremor esensial merupakan gangguan gerakan tersering yang etiologinya belum diketahui. Tremor esensial ditandai oleh tremor kinetik atau postural progresif lambat, biasanya menyerang kedua ekstremitas atas. Berbeda dengan resting tremor pada Parkinson, amplitudo tremor pada tremor esensial sangat bervariasi. Emosi, kelaparan, kelelahan, dan suhu ekstrem dapat memperparah tremor, dan konsumsi alkohol dapat mengurangi amplitudo tremor secara temporer. Tidak dijumpai bradikinesia atau rigiditas pada tremor esensial.[11]

Parkinsonisme Atipikal

Sindrom parkinsonisme atipikal merupakan penyakit yang ditandai oleh deposit abnormal protein alfa sinuklein dan tau. Lokasi deposit tersebut berhubungan dengan gejala klinis. Etiologi parkinsonisme atipikal meliputi dementia with Lewy bodies (DLB), multiple system atrophy (MSA), progressive supranuclear palsy (PSP), dan corticobasal syndrome (CBS).

Pada DLB, terdapat deposit sinuklein di neuron neokortikal dan batang otak, dengan gejala klinis utama dementia dan selanjutnya parkinsonisme. Sedangkan, pada MSA, deposit sinuklein terdapat di oligodendrosit, terutama di serebelum dan sebagian di batang otak. Gejala utama MSA adalah disfungsi otonom disertai parkinsonisme atau ataksia serebelar.

PSP dan CBD ditandai oleh deposit abnormal protein tau. PSP umumnya menyebabkan supranuclear vertical gaze palsy dan instabilitas postural dini, sedangkan gejala parkinsonisme lebih jarang dijumpai. CBD umumnya memiliki gejala klinis parkinsonisme asimetris yang sangat jelas disertai apraksia atau gangguan sensoris kortikal.[12]

Parkinsonisme Sekunder

Parkinsonisme sekunder dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu (drug-induced parkinsonism), misalnya neuroleptik seperti chlorpromazine dan calcium channel blocker seperti flunarizine. Parkinsonisme sekunder juga bisa disebabkan lesi vaskular, tumor otak, ensefalopati trauma kronis, dan infeksi.[13]

Pemeriksaan Penunjang

Umumnya, tidak diperlukan pemeriksaan penunjang laboratorium ataupun radiologi pada pasien dengan gejala tipikal, yakni pasien berusia di atas 55 tahun dengan gejala Parkinson asimetris progresif lambat disertai resting tremor dan bradikinesia atau rigiditas. Pemeriksaan penunjang umumnya dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding lain.[3]

Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI tidak digunakan untuk mendiagnosis Parkinson, melainkan untuk menyingkirkan diagnosis banding sindrom parkinsonisme lainnya. Misalnya untuk mendeteksi adanya tumor otak atau hidrosefalus.[8,14]

Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT)

SPECT dianjurkan untuk menyingkirkan diagnosis tremor esensial jika kondisi klinis sulit dibedakan dengan parkinsonisme.[8,14]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Catherine Ranatan

Referensi

3. Hauser RA. Parkinson Disease. Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1831191-overview
5. Kouli A, Torsney KM, Kuan WL. Parkinson’s Disease: Etiology, Neuropathology, and Pathogenesis. In: Stoker TB, Greenland JC, editors. Parkinson’s Disease: Pathogenesis and Clinical Aspects. Brisbane (AU): Codon Publications; 2018 Dec 21. Chapter 1. doi: 10.15586/codonpublications.parkinsonsdisease.2018.ch1
7. Armstrong MJ, Okun MS. Diagnosis and Treatment of Parkinson Disease: A Review. JAMA. 2020 Feb 11;323(6):548-560. doi: 10.1001/jama.2019.22360. PMID: 32044947.
8. Grimes D, Fitzpatrick M, Gordon J, et al. Canadian guideline for Parkinson disease. CMAJ. 2019;191(36):E989-E1004. doi:10.1503/cmaj.181504
9. Marsili L, Rizzo G, Colosimo C. Diagnostic Criteria for Parkinson's Disease: From James Parkinson to the Concept of Prodromal Disease. Front Neurol. 2018 Mar 23;9:156. doi: 10.3389/fneur.2018.00156. PMID: 29628907; PMCID: PMC5877503.
10. Postuma RB, Poewe W, Litvan I, Lewis S, Lang AE, Halliday G, Goetz CG, Chan P, Slow E, Seppi K, Schaffer E, Rios-Romenets S, Mi T, Maetzler C, Li Y, Heim B, Bledsoe IO, Berg D. Validation of the MDS clinical diagnostic criteria for Parkinson's disease. Mov Disord. 2018 Oct;33(10):1601-1608. doi: 10.1002/mds.27362. Epub 2018 Aug 25. PMID: 30145797.
11. Burke DA. Essential Tremor. Medscape, 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1150290-overview
12. Levin J, Kurz A, Arzberger T, et al. The Differential Diagnosis and Treatment of Atypical Parkinsonism. Dtsch Arztebl Int. 2016;113(5):61-69. doi:10.3238/arztebl.2016.0061
13. Höllerhage M. Secondary parkinsonism due to drugs, vascular lesions, tumors, trauma, and other insults. Int Rev Neurobiol. 2019;149:377-418. doi:10.1016/bs.irn.2019.10.010
14. National Institute for Health and Care Excellence. 2017. Parkinson’s disease in adults: NICE guideline. https://www.nice.org.uk/guidance/ng71

Epidemiologi Parkinson
Penatalaksanaan Parkinson

Artikel Terkait

  • Deteksi Demensia Pada Pasien Parkinson Dengan MoPaRDS
    Deteksi Demensia Pada Pasien Parkinson Dengan MoPaRDS
  • Gut-Brain Axis: Mitos atau Fakta
    Gut-Brain Axis: Mitos atau Fakta
  • Inflammatory Bowel Disease Meningkatkan Risiko Parkinson
    Inflammatory Bowel Disease Meningkatkan Risiko Parkinson
  • Aspek Farmakologis Penanganan Delirium Hiperaktif pada Penyakit Parkinson
    Aspek Farmakologis Penanganan Delirium Hiperaktif pada Penyakit Parkinson
  • Red Flags Tremor
    Red Flags Tremor

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 22 Februari 2025, 17:06
Membedakan Penyebab Tremor
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, mohon diskusinya nih.. Bagaimana ya cara membedakan tremor yang disebabkan oleh Parkinson dari tremor akibat Penyakit Wilson? Apakah cukup dari...
dr. Timotius Agung Soripada
Dibalas 04 September 2024, 13:44
Hubungan antara penggunaan NSAID dengan munculnya parkinson
Oleh: dr. Timotius Agung Soripada
1 Balasan
Alo teman sejawat, saya mhn informasi apakah ada hubungan antara penggunaan NSAID dengan penyakit Parkinson?
Anonymous
Dibalas 27 November 2023, 13:41
Pasien lansia 130 tahun dengan parkinson
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Izin diskusi dok Pasien lansia usia 130 tahun dengan parkinson, keluhan saat ini, demam disertai batuk dan nyeri menelan, sehingga penurunan nafsu makan....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.