Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Gangguan Disforik Pramensturasi annisa-meidina 2024-10-14T10:52:47+07:00 2024-10-14T10:52:47+07:00
Gangguan Disforik Pramensturasi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Gangguan Disforik Pramensturasi

Oleh :
dr.Giovanny Azalia Gunawan
Share To Social Media:

Patofisiologi dari gangguan disforik pramenstruasi atau premenstrual dysphoric disorder diperkirakan berhubungan dengan faktor hormonal dari ovarium, faktor serotonin, faktor psikososial, dan faktor pembelajaran kognitif serta sosial. Namun, patofisiologi detail yang pasti belum diketahui.[2,3]

Ketidakseimbangan Hormonal dari Ovarium

Menurut hipotesis hormonal, terjadinya gangguan disforik pramenstruasi (GDPM) bisa dipengaruhi oleh ketidakseimbangan kadar hormon estrogen dan progesteron, di mana progesteron cenderung mengalami defisiensi.[2,3]

Aktivitas Serotonin

Hipotesis ini menyatakan bahwa munculnya gejala depresi dan kecemasan disebabkan oleh disregulasi serotoninergik. Hipotesis ini memperkirakan bahwa GDPM tidak terjadi karena ketidakseimbangan hormon ovarium, melainkan terjadi karena fluktuasi hormon ovarium normal yang menyebabkan perubahan proses biokimia di saraf pusat pasien yang berpredisposisi GDPM.[2,3]

Proses Psikososial

Hipotesis ini menyatakan bahwa GDPM merupakan manifestasi sadar dari konflik tidak sadar yang mungkin dialami wanita, misalnya karena femininitas atau kehidupan ibu. Hipotesis ini sulit dibuktikan secara ilmiah.[5]

Pembelajaran Kognitif dan Sosial

Hipotesis ini menyatakan bahwa ada aversion psikologis terhadap menstruasi pada wanita-wanita yang mengalami GDPM. Selain itu, ada mekanisme coping maladaptif seperti labilitas mood, makan berlebih, atau absen dari sekolah maupun tempat kerja yang berkembang untuk mengurangi stres tentang gejala pramenstruasi.[5]

Referensi

2. Carlini SV, et al. Management of Premenstrual Dysphoric Disorder: A Scoping Review. International Journal of Women’s Health. 2022;14:1783-1801.
3. Nappi RE, et al. Premenstrual Syndrome and Premenstrual Dysphoric Disorder as Centrally Based Disorders. Endocrines. 2022;3:127-138.
5. Derakhshanpour ZZ, et al. The Effectiveness of Psychotherapy with Cognitive-Behavioral Approach on Emotion Cognitive Regulation Strategies of Patients with Premenstrual Dysphoric Disorder. International Journal of Medical Investigation. 2020;9(2):75-89.

Pendahuluan Gangguan Disforik Pr...
Etiologi Gangguan Disforik Prame...
Diskusi Terbaru
dr.Eurena Maulidya
Dibalas 16 jam yang lalu
Daftarkan Gratis e-Course ber SKP Terbaru
Oleh: dr.Eurena Maulidya
1 Balasan
ALO Dokter.Dokter, tahu nggak? Udah cek berapa Alomedika Point dokter? Segera tukar Alomedika Point sebelum masa kadaluarsa! Dengan 25.000 Alomedika Point...
dr.Gaza Muhammad Anjartama
Dibalas 9 jam yang lalu
RJP untuk pasien fraktur tulang dada
Oleh: dr.Gaza Muhammad Anjartama
1 Balasan
Izin bertanya dokter.Jika ada kasus korban henti jantung dan henti nafas. Kemudian ketika diperiksa ada jejas di dada dan curiga ada fraktur tulang dada....
Anonymous
Dibalas 09 Oktober 2025, 13:25
Jika pasien mengatakan ia lebih muda dari umurnya, apakah ada masalah kejiwaan?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya ada kasus...seorang pasien yg mengaku umurnya lebih muda dari yg asli...bahkan sampai 9 thn lebih muda....yg saya pertanyakan, apakah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.