Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Episkleritis general_alomedika 2022-10-10T10:35:24+07:00 2022-10-10T10:35:24+07:00
Episkleritis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Episkleritis

Oleh :
dr. Florentina Priscilia
Share To Social Media:

Diagnosis episkleritis diawali dengan gejala mata merah unilateral (80% kasus), dan  sebagian kecil bilateral. Mata merah terjadi pada seluruh atau sebagian regio mata, yang biasanya disertai rasa tidak nyaman.

Pemeriksaan mata anterior dengan lampu celah (slit lamp) dilakukan untuk mendeteksi kemerahan yang terjadi apakah benar pada lapisan episklera, serta dilanjutkan dengan aplikasi fenilefrin 2.5%. Pada episkleritis, injeksi mata akan membaik setelah dilakukan tetes mata fenilefrin selama 10-15 menit.[1,2,5]

Anamnesis

Pasien datang dengan keluhan mata merah yang tiba-tiba pada satu atau kedua mata. Pada sebagian besar kasus, sekitar 70-85% pasien, mengalami episkleritis difusa dengan tampakan pembuluh darah melebar dan merah, namun tanpa penonjolan pembuluh darah, biasanya dialami selama 2-3 hari dan membaik dalam 1 minggu.

Pada sebagian kecil kasus, sekitar 15-30%, terjadi episkleritis nodular sehingga tampak peradangan pembuluh darah yang disertai dengan tampakan penonjolan. Kondisi ini biasanya disertai dengan rasa tidak nyaman atau nyeri dengan intensitas ringan. Sedangkan gangguan tajam penglihatan, fotofobia, dan sekret mata jarang terjadi pada episkleritis.[1,2]

Gambar 1. Episkleritis difusa (kiri) dan Episkleritis nodular (kanan) Gambar 1. Episkleritis difusa (kiri) dan Episkleritis nodular (kanan)

Pada kasus episkleritis yang menyertai kelainan sistemik, perlu dianamnesis gejala secara umum seperti arthralgia, fatigue, ruam pada kulit, ulkus pada mulut atau genital. Perlu juga ditanyakan riwayat penyakit gangguan jaringan kolagen dan vascular sebelumnya, seperti rheumatoid arthritis, lupus eritematosus sistemik, psoriasis, atau gout.[1,3]

Pemeriksaan Fisik

Pada daerah kemerahan, atau disebut injeksi, dilakukan pemeriksaan mata anterior secara khusus, dengan menggunakan lampu celah atau slit lamp sehingga dapat dibedakan kejadian episkleritis atau skleritis.

Melalui lampu celah episkleritis akan menampilkan bayangan kemerahan yang terpisah dari lapisan sklera dan viseral, sedangkan pada skleritis kedua bayangan tersebut akan menyatu dan bergeser ke arah depan.[2]

Untuk menegakkan diagnosis, terutama membedakan episkleritis dan skleritis, adalah dengan aplikasi fenilefrin 2,5%. Pada episkleritis, injeksi kemerahan pada mata akan membaik setelah diberikan tetes fenilefrin selama 10-15 menit, sedangkan pada skleritis tidak terjadi perubahan setelah aplikasi.[1,5]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding episkleritis adalah penyakit mata dengan keluhan mata merah, yaitu skleritis, konjungtivitis, iritis, ataupun mata merah karena penggunaan lensa kontak.[1,10]

Skleritis

Skleritis adalah peradangan pada sklera, dengan gejala progresif berupa mata merah, nyeri dengan intensitas sedang dan menjalar, fotofobia, serta terkadang disertai dengan penurunan tajam penglihatan. Dari pemeriksaan dengan tetes fenilefrin 2,5% dan dievaluasi setelah 10-15 menit tidak tampak perbaikan dari injeksi mata.[1]

Konjungtivitis

Konjungtivitis adalah peradangan pada lapisan mata paling luar, dengan gejala mata merah, rasa gatal atau terbakar, fotofobia, disertai sekret mata. Sekret secara umum akan terjadi dan dapat menjadi salah satu indikasi yang membedakan penyebab dari konjungtivitis, seperti pada konjungtivitis viral biasanya akan tampak sekret yang cair, sedangkan konjungtivitis bakterial biasanya disertai dengan sekret yang mukopurulen. Pada pemeriksaan akan ditemukan kondisi folikel konjungtiva, papilla, atau keduanya.[1]

Iritis

Iritis memiliki gejala akut berupa nyeri, mata merah, fotofobia, dan epifora, dengan hasil pemeriksaan konjungtiva yang tampak kemerahan secara khusus melingkar di sekitar batas kornea dan konjungtiva atau limbus yang disebut sebagai ciliary flush, serta sel radang pada pada ruang anterior mata.[10]

Mata Merah karena Penggunaan Lensa Kontak

Gejala yang dialami adalah mata merah, nyeri, fotofobia, dan epifora, dengan riwayat penggunaan lensa kontak durasi lama, atau dibawa tidur. Pada beberapa kondisi akan disertai dengan gejala peradangan kornea, dengan gambaran infiltrat dan edema pada kornea.[10]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang biasanya diperlukan untuk menegakan diagnosis episkleritis yang mengarah kelainan sistemik. Saat dicurigai adanya peradangan autoimun sistemik maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium darah lengkap, laju endap darah, protein C reaktif, faktor rematik, antibody antinuclear, anti-cyclic citrullinated peptide, HLA-B27, dan anti-neutrophil cytoplasmic antibody (ANCA).[1,10]

Sedangkan pada kecurigaan infeksi dapat dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :

  • Pemeriksaan tes kulit mantoux dan foto toraks untuk dugaan tuberculosis
  • Pemeriksaan rapid plasma reagin (RPR), Venereal Disease Research Laboratory (VDRL), fluorescent treponemal antibody absorption (FTA-ABS), atau treponemal-specific assay untuk dugaan sifilis
  • Pemeriksaan ELISA antibodi untuk dugaan penyakit lyme[1,10]

Pemeriksaan lain yang dapat menegakkan diagnosis pasti episkleritis diantaranya pencitraan optical coherence tomography (OCT) segmen anterior, akan terlihat penebalan sklera. Serta pemeriksaan biopsi, terutama untuk episkleritis nodular, yang akan memberikan gambaran jaringan peradangan non granulomatosa dan/atau granulomatosa.[11,12]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

1. Ellen N Y- Keh, et.al. In Premedt Episcelritis https://emedicine.medscape.com/article/1228246-overview
2. Sainz de la Maza M, Molina N, Gonzalez-Gonzalez LA, Doctor PP, Tauber J, Foster CS. Clinical characteristics of a large cohort of patients with scleritis and episcleritis. Ophthalmology. 2012 Jan;119(1):43-50.
3. Generali. E, Cantarini. L, Selmi. C. Ocular Involvement in Systemic Autoimmune Disease.Clin Rev Allergy Immunol.2015 Dec;49(3):263-70. doi: 10.1007/s12016-015-8518-3
5. Salama, Amr. Elsheikh, Arwa. Alwei, Richard. Is this a worrisome red eye? Episcleritis in the primary care setting. J Community Hosp Intern Med Perspect. 2018; 8(1): 46–48.
10. Schonberg S. Stokkermans TJ. Episcleritis. Stat Pearls. 2019. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/NBK534796/
11. Axmann S, Ebneter A, Zinkernagel MS. Imaging of the Sclera in Patients with Scleritis and Episcleritis using Anterior Segment Optical Coherence Tomography. Ocul Immunol Inflamm. 2015 Aug 10. 1-6.
12. Shoughy SS, Jaroudi MO, Kozak I, Tabbara KF. Optical coherence tomography in the diagnosis of scleritis and episcleritis. Am J Ophthalmol. 2015 Jun. 159 (6):1045-1049.e1.

Epidemiologi Episkleritis
Penatalaksanaan Episkleritis
Diskusi Terbaru
dr.Anra Kusuma
Dibalas 55 menit yang lalu
Bagaimana pananganan gigitan ular pada pasien alergi SABU
Oleh: dr.Anra Kusuma
2 Balasan
Alo dokter, ijin bertanya bagaimana penanganan gigitan ular (Snake Bite) apabila pasien alergi terhadap anti bisa ular?
Anonymous
Dibalas 3 jam yang lalu
Bagaimana cara mendiagnosis ACS pada faskes terbatas?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok. Bagaimana mendiagnosa ACS dok?Apakah di pkm terbatas, bisa kami diagnosa sbgai ACS dari anamnesa dan pemfis sederhana yang didapatkan dok?Bagaimana...
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Apakah dapat menggunakan uang koin untuk Hernia umbilikalis?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter. Saya memiliki pasien usia 2 bulan dengan hernia umbilikalis.. apakah bisa dianjurkan menggunakan uang koin kemudian diplester sambil diobservasi?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.