Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Episkleritis general_alomedika 2022-10-10T10:35:29+07:00 2022-10-10T10:35:29+07:00
Episkleritis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Episkleritis

Oleh :
dr. Florentina Priscilia
Share To Social Media:

Penatalaksanaan episkleritis biasanya tidak diperlukan terapi medikamentosa, karena akan membaik spontan dalam waktu 2–21 hari. Penatalaksanaan diberikan bila gejala tidak membaik setelah 21 hari, atau episkleritis yang disertai gejala berat. Tata laksana yang diberikan mulai dari terapi suportif kemudian bila perlu dikombinasikan dengan terapi medikamentosa.[13,14]

Terapi Suportif

Sebagian besar tata laksana episkleritis dimulai dengan pemberian terapi suportif, berupa kompres dengan handuk dingin pada daerah mata yang merah, atau dengan pemberian tetes air mata artifisial 4-6 kali sehari. Secara khusus akan lebih baik bila tetes air mata dalam kondisi dingin, jadi sebelumnya disimpan dalam lemari pendingin.[13,14]

Terapi Medikamentosa

Episkleritis yang tidak membaik dengan terapi suportif perlu dikombinasikan dengan pengobatan medikamentosa, yaitu pemberian kortikosteroid topikal ringan, misalnya tetes mata flumetholon 0,1% atau loteprednol etabonate 0,55% dengan cara pemberian 4 kali sehari selama 1-2 minggu.

Terapi dilanjutkan dengan penilaian dan evaluasi terhadap pemberian obat tersebut. Bila respon terapi baik maka obat akan dilanjutkan dengan melakukan titrasi dosis sampai dengan dosis paling rendah dan kemudian lepas obat.[13,14]

Persiapan Rujukan

Pada kondisi setelah pemberian kortikosteroid topikal ringan, tetapi memberikan respon yang buruk atau tidak berespon, maka diperlukan pengobatan yang lebih lanjut, melalui rujukan khusus kepada Dokter Spesialis Mata. Hal ini bertujuan untuk pengobatan lebih lanjut yang membutuhkan pemantauan efek samping yang lebih ketat. Beberapa alternatif pengobatan adalah sebagai berikut :

  • Golongan kortikosteroid topikal poten, seperti prednisolon asetat 1%. Harus diwaspadai efek samping risiko terjadinya hipertensi okular, katarak subkapsular posterior, dan infeksi pada mata
  • Obat antiinflamasi non steroid topikal, seperti diklofenak 0,1% atau ketorolac 0,5%. Harus diwaspadai efek samping kelainan struktural kornea dengan gejala rasa terbakar dan nyeri setelah aplikasi
  • Obat antiinflamasi non steroid oral, seperti ibuprofen 200-800 mg 3 kali sehari, indomethacin 75 mg 2 kali sehari, atau flurbiprofen 100 mg 3 kali sehari. Obat oral diberikan dengan durasi maksimal pemberian adalah 2 minggu untuk mencegah efek samping ulkus peptikum

  • Obat antibiotik diberikan sesuai dengan infeksi yang menyertai, seperti pada kejadian episkleritis dengan tuberkulosis maka yang diberikan adalah regimen tuberkulosis yakni rifampisin, isoniazid, pirazinamid, dan etambutol[15]

Pada kondisi kelainan sistemik yang menyertai, khususnya penyakit autoimun, maka perlu rujukan ke Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi dan Imunologi. Hal ini bertujuan agar kelainan sistemik pun dapat tertangani sehingga pengobatan dapat dilakukan secara komprehensif.[10]

Pembedahan

Tidak ada pilihan terapi pembedahan pada kejadian episkleritis. Tindakan pembedahan menjadi salah satu pilihan bila terjadi komplikasi, seperti katarak atau glaukoma.[6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

6. Yadav S, Rawal G. Tubercular Nodular Episcleritis: A Case Report. J Clin Diagn Res. 2015 Aug. 9 (8):ND01-2.
10. Schonberg S. Stokkermans TJ. Episcleritis. Stat Pearls. 2019. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/NBK534796/
13. Williams CP, Browning AC, Sleep TJ, Webber SK, McGill JI. A randomised, double-blind trial of topical ketorolac vs artificial tears for the treatment of episcleritis. 2005. Eye (Lond). 2005 Jul;19(7):739-42
14. Sreedevi, K.V.N, Parni Kumar M.S. A Clinical Study of Topical Flurbiprofen Eye Drops in Comparison with Placebo in The Treatment of Episcleritis.2017. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences.
15. Axmann S, Ebneter A, Zinkernagel MS. Imaging of the Sclera in Patients with Scleritis and Episcleritis using Anterior Segment Optical Coherence Tomography. Ocul Immunol Inflamm. 2015 Aug 10. 1-6

Diagnosis Episkleritis
Prognosis Episkleritis
Diskusi Terbaru
dr. Kevyn Renaldy Wiratama Popang
Dibalas 43 menit yang lalu
Tatalaksana tangan kering dan sering gatal - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Kevyn Renaldy Wiratama Popang
2 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien remaja usia 15 tahun dengan keadaan di gambar, awalnya pasien tidak merasakan apa-apa ,namun sudah beberapa hari ini gatal...
Anonymous
Dibalas 2 jam yang lalu
Vaksinasi HB0 di atas 7 hari untuk pasien riw bblr
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Pasien bayi perempuan riw lahir prematur dan bblr. Bayi lahir saat usia gestasi 34-35 minggu. BBL 1560, riw perawatan nicu 2 minggu. Dari dsa...
dr.Anra Kusuma
Dibalas 6 jam yang lalu
Bagaimana pananganan gigitan ular pada pasien alergi SABU
Oleh: dr.Anra Kusuma
2 Balasan
Alo dokter, ijin bertanya bagaimana penanganan gigitan ular (Snake Bite) apabila pasien alergi terhadap anti bisa ular?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.