Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Oklusi Arteri Retina Cabang annisa-meidina 2024-06-13T13:50:09+07:00 2024-06-13T13:50:09+07:00
Oklusi Arteri Retina Cabang
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Oklusi Arteri Retina Cabang

Oleh :
dr.Michael Wiryadana
Share To Social Media:

Diagnosis oklusi arteri retina cabang atau branch retinal artery occlusion (BRAO) perlu dicurigai pada pasien yang mengalami gangguan penglihatan mendadak, dan memiliki risiko kejadian tromboemboli seperti riwayat hipertensi atau stroke. Pemeriksaan seperti Optical Coherence Tomography (OCT) dan OCT-angiography (OCT-A) dapat mengidentifikasi adanya kelainan pembuluh darah retina.[1,6,8,20,21]

Anamnesis

Pada oklusi arteri retina cabang akut pasien umumnya mengeluhkan kehilangan pandangan yang mendadak tanpa disertai rasa nyeri. Skotoma sentral, parasentral, atau altitudinal dapat dijumpai pada pasien.[6,8,20]

Kehilangan Penglihatan

Oklusi arteri retina cabang umumnya mengakibatkan kehilangan penglihatan yang jauh lebih ringan dibandingkan oklusi arteri retina sentral dan biasanya terbatas pada satu segmen lapangan pandang. Pada lebih dari separuh kasus oklusi arteri retina cabang, ketajaman penglihatan tidak mengalami gangguan drastis.[6,8,20]

Amaurosis Fugax:

Pada sebagian pasien oklusi arteri retina, terdapat serangan kehilangan penglihatan monokuler mendadak tanpa disertai rasa nyeri yang membaik dengan sendirinya, yang dikenal dengan istilah amaurosis fugax. Prevalensi amaurosis fugax adalah sebesar 14.2% pada oklusi arteri retina cabang. Amaurosis fugax mungkin merupakan emboli yang menyebabkan oklusi sementara pada arteri retina yang selanjutnya terlepas ke sirkulasi yang lebih distal.[4,21]

Identifikasi Faktor Risiko

Evaluasi faktor risiko penting untuk mengetahui seberapa mungkin gangguan penglihatan yang dialami pasien disebabkan oleh oklusi arteri retina. Beberapa faktor risiko yang perlu dipertimbangkan adalah hipertensi, merokok, kelebihan berat badan, hiperlipidemia, diabetes, dan riwayat mengalami kejadian tromboemboli.[1,20]

Pemeriksaan Fisik

Beberapa modalitas pemeriksaan fisik perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis oklusi arteri retina cabang. Ini termasuk pemeriksaan visus atau tajam penglihatan, pemeriksaan slit-lamp biomicroscopy, pemeriksaan tekanan intraokular, pemeriksaan relative afferent pupillary defect (RAPD), gonioskopi, dan funduskopi.[1]

Pemeriksaan Tajam Penglihatan

Pada oklusi arteri retina cabang, penurunan tajam penglihatan dan defisit lapangan pandang yang dialami umumnya jauh lebih ringan dibandingkan oklusi arteri retina sentral dan biasanya terbatas pada satu segmen lapangan pandang. Tajam penglihatan 6/12 atau lebih baik ditemukan pada sekitar 74% pasien dengan oklusi arteri retina permanen dan sekitar 94% pasien dengan oklusi arteri retina transien.[6]

Pemeriksaan Relative Afferent Pupillary Defect (RAPD)

Oklusi arteri retina, dan penyakit iskemik pada retina lainnya, dapat menyebabkan terjadinya RAPD. Iskemia retina berakibat pada kematian fotoreseptor dan sel-sel retina, yang pada akhirnya menyebabkan respons pupil yang berbeda antara kedua mata. Swinging light test digunakan untuk mendeteksi RAPD.

Saat sinar diarahkan ke mata normal, terjadi konstriksi pupil dan ukuran kedua pupil mengecil. Kemudian, penlight diayunkan dan sinar diarahkan ke mata yang mengalami RAPD. Penyinaran pada mata yang mengalami RAPD tidak menyebabkan konstriksi, melainkan dilatasi kedua pupil.[22,23]

Gonioskopi

Pemeriksaan gonioskopi sebaiknya dilakukan ketika ada atau dicurigai adanya neovaskularisasi iris, atau ketika tekanan intraokular meningkat. Neovaskularisasi pada iris atau sudut bilik mata depan paling baik diamati sebelum dilakukan dilatasi, Neovaskularisasi jarang dijumpai pada oklusi arteri akut, dan dapat terjadi hingga 4 bulan kemudian.[1]

Funduskopi dan Slit-Lamp Biomicroscopy

Pemeriksaan segmen posterior mata bersifat krusial dalam penegakan diagnosis oklusi arteri retina. Pada awalnya, retina mungkin tampak cukup normal. Namun, dalam beberapa jam hingga hari, opasifikasi retina di sepanjang bagian arteri yang mengalami sumbatan akan muncul.

Tanda-tanda yang dapat dijumpai berupa perdarahan retina, cotton wool spot, emboli retina, “box-carring” arteri retina, neovaskularisasi diskus optik dan/atau neovaskularisasi di tempat lain.[1,6,12]

Cotton Wool Spots:

Cotton wool spots (CWS) merupakan lesi iskemik pada inner retina yang superfisial, tepi yang kurang jelas (fluffy), dan berwarna putih. Distribusi cotton wool spots umumnya terbatas pada segmen posterior fundus, terutama pada sekitar saraf di regio yang memiliki ketebalan nerve fiber layer paling tebal.

Ukuran CWS jarang melebihi sepertiga luas diskus optikus. CWS jarang menyebabkan kehilangan penglihatan karena tidak terdapat di fovea sentral dan pada sebagian besar kasus hilang dalam waktu 6 hingga 12 minggu.[9]

Emboli Retina:

Beberapa emboli mempunyai karakteristik tertentu. Emboli kolesterol (Hollenhorst plaques) tampak berwarna kuning hingga putih. Emboli fibrin-platelet memiliki warna yang keabuan (grayish). Emboli dapat terlihat pada sekitar 60% kasus.[4,12]

Box-Carring:

Segmentasi aliran darah pada arteri dan arteriol dapat memberikan gambaran yang dikenal dengan istilah box-carring. Visualisasi box-carring pada vena dan arteri retina paling baik dengan menggunakan biomikroskopi slit-lamp biomicroscopy of the posterior.[1,12]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding lain yang dapat dipertimbangkan berupa kondisi-kondisi dengan kehilangan penglihatan monokuler mendadak, seperti oklusi vena retina, anterior ischemic optic neuropathy (AION), dan ablasio retina.[2]

Oklusi Vena Retina

Oklusi vena retina juga merupakan keadaan darurat pada mata dengan penurunan tajam penglihatan yang terjadi secara mendadak. Pada pemeriksaan funduskopi tampak vena yang melebar dan berliku-liku dengan area edema dan perdarahan di sekitarnya.[2]

Anterior Ischemic Optic Neuropathy (AION)

Pasien dengan anterior ischemic optic neuropathy juga mengalami kehilangan penglihatan monokuler yang terjadi secara mendadak. Pada pemeriksaan fundus, edema diskus optik dapat ditemukan. Edema sektoral pada diskus optik cenderung mengarah kepada non-arteritic anterior ischemic optic neuropathy (NAION) dan dapat disertai peripapillary splinter hemorrhage.[2,24,25]

Edema yang difus dan pucat mengindikasikan infark diskus optik yang mengarah kepada arteritic anterior ischemic optic neuropathy (AAION). Tanda-tanda lain yang dapat ditemukan pada pemeriksaan fundus yang mengalami AAION berupa edema diskus optik dengan tampilan chalky-white yang dapat disertai peripapillary hemorrhage, cotton wool spots, infark koroid, oklusi arteri retina sentral (sekitar 14% pasien) dan oklusi arteri cilioretinal (sekitar 22% pasien).[24,25]

Ablasio Retina

Pada ablasio retina, penurunan tajam penglihatan juga terjadi secara mendadak. Pada pemeriksaan funduskopi, hilangnya refleks fundus, area retina yang terlepas menjadi abu-abu, dan robekan pada retina dapat menjadi pertanda ablasio retina.[2,26]

Pemeriksaan Penunjang

Sejumlah pemeriksaan tambahan dapat dipertimbangkan, namun pemeriksaan tersebut tidak boleh menunda proses rujukan ke pusat stroke pada kasus oklusi arteri retina akut dan non-arteritik.[1]

Color Fundus Photography

Foto fundus berguna untuk mendokumentasikan temuan-temuan retina, kaliber vaskular, perdarahan retina, keberadaan dan karakteristik emboli intravaskular, dan neovaskularisasi di retina atau di dekat diskus optik.[1]

Optical Coherence Tomography (OCT)

Optical coherence tomography (OCT) menghasilkan pencitraan anatomi dan ketebalan retina serta vitreoretinal interface dengan resolusi tinggi. OCT juga berguna untuk mendeteksi berbagai penyakit makula lainnya pada pasien oklusi arteri retina.

Pada oklusi arteri retina akut, tanda pertama yang dapat dijumpai adalah paracentral acute middle maculopathy (PAMM). Sebuah studi melaporkan bahwa PAMM ditemukan pada sekitar 36.5% pasien oklusi arteri retina cabang. Penebalan dan peningkatan reflektifitas inner retina juga dapat ditemukan, diikuti oleh penipisan inner retina pada oklusi arteri retina kronis.[1,27]

OCT-angiografi (OCT-A) adalah modalitas diagnostik yang dapat memberikan informasi penting mengenai perfusi pembuluh darah retina. Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi area non-perfusi pada retina pasien dengan oklusi arteri retina akut dan kronis.[12]

Fundus Fluorescein Angiography (FFA)

Pemeriksaan fundus fluorescein angiography berguna untuk mendeteksi oklusi arteri retina cabang yang berukuran kecil. Pada oklusi arteri retina cabang, fluoresensi tidak ditemukan di bagian distal dari oklusi. Terjadinya retrograde filling pada pembuluh darah yang mengalami oklusi oleh pembuluh darah di sekitarnya merupakan salah satu pertanda bahwa penyembuhan dapat terjadi dengan sendirinya (spontaneous healing).[2,12]

Elektroretinogram (ERG)

Dalam kasus oklusi arteri retina cabang, pemeriksaan elektroretinogram multifokal pada area retina yang terkena dapat menunjukkan gelombang a yang utuh (berasal dari fotoreseptor) dan penurunan atau hilangnya gelombang b (dari sel Müller dan bipolar).[12]

Uji Lapang Pandang

Pada oklusi arteri retina cabang, defek lapangan pandang altitudinal dapat temukan. Serial Humphrey Visual Field Testing dapat dilakukan untuk memantau perkembangan defek lapangan pandang.[12,28]

Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Pada pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging dengan sekuen Diffusion Weighted Imaging (DWI-MRI), sekitar 15-25% pasien iskemia retina akut menunjukkan gambaran infark serebral akut meskipun tidak terdapat defisit neurologis fokal lainnya. Silent infarctions tersebut memiliki risiko tinggi terhadap serangan stroke. Oleh karena itu, pemeriksaan DWI-MRI otak sebaiknya dilakukan untuk menilai iskemia otak yang dapat terjadi bersamaan dengan iskemia retina akut.[29]

Pemeriksaan Vaskular

Pencitraan vaskular pada arteri karotis dan arkus aorta sebaiknya segera dilakukan untuk mencari sumber emboli. Modalitas yang dapat digunakan berupa Magnetic Resonance Angiography (MRA) kepala dan leher yang dilakukan bersamaan dengan DWI-MRI otak atau CT Angiografi, bergantung pada fasilitas yang tersedia.

Evaluasi jantung, termasuk pemantauan tekanan darah, elektrokardiogram, ekokardiografi transesofageal dengan bubble contrast, dan monitor jantung seperti Holter monitoring sebaiknya dilakukan pada semua pasien dengan iskemia retina akut.[29]

Referensi

1. Flaxel CJ, Adelman RA, Bailey ST, Fawzi A, Lim JI, Vemulakonda GA, et al. Retinal and Ophthalmic Artery Occlusions Preferred Practice Pattern. Ophthalmology. 2020 Feb;127(2):P259–87.
2. Cheemalapati S, Babu SM. An Ocular Emergency Often Ignored. Cureus. 2023 Jul 12;
4. Goldman D, Waheed NK, Duker JS. Atlas of Retinal OCT E-Book: Optical Coherence Tomography. Elsevier Health Sciences; 2017. 211 p.
6. Diel RJ. Symptomatic Branch Retinal Artery Occlusion: An Under-Recognized Sign of Stroke. 2020;
8. De Salvo G, Oshallah M, Sepetis AE, Borbara R, Oliverio GW, Meduri A, et al. Inner Retinal Thinning Comparison between Branch Retinal Artery Occlusion and Primary Open-Angle Glaucoma. Diagnostics (Basel). 2023 Nov 10;13(22):3428.
9. Patel PS, Sadda SR. Retinal Artery and Capillary Occlusions. In: Ryan SJ, Sadda SR, Hinton DR, Schachat AP, Sadda SR, Wilkinson CP, et al., editors. Retina. 7th ed. London: W.B. Saunders; 2023. p. 1155–71.
12. Daxer B, et al. Aetiology, Diagnosis and Treatment of Arterial Occlusions of the Retina—A Narrative Review. Medicina. 2024 Apr;60(4):526.
20. Scott IU, Campochiaro PA, Newman NJ, Biousse V. Retinal Vascular Occlusions. Lancet. 2020 Dec 12;396(10266):1927–40.
21. Martinez-Viguera A, Xuclà-Ferrarons T, Collet R, Olmedo-Saura G, Martí-Fàbregas J, Izquierdo A, et al. Clinical characteristics and outcome of amaurosis fugax due to transient retinal ischemia: Results from a contemporary cohort. Journal of Stroke and Cerebrovascular Diseases. 2023 Nov 1;32(11).
22. Belliveau AP, Somani AN, Dossani RH. Pupillary Light Reflex. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537180/
23. Broadway DC. How to test for a relative afferent pupillary defect (RAPD). Community Eye Health. 2016;29(96):68–9.
24. Bouthour W, Biousse V, Newman NJ. Diagnosis of Optic Disc Oedema: Fundus Features, Ocular Imaging Findings, and Artificial Intelligence. Neuroophthalmology. 47(4):177–92.
25. Bajpai V, Madan S, Beri S. Arteritic anterior ischaemic optic neuropathy: An update. European Journal of Ophthalmology. 2021 Nov;31(6):2818–27.
26. Holliday L, Wilde C. Retinal detachment. InnovAiT. 2019 Dec 1;12(12):720–4.
27. Liang S, Chen Q, Hu C, Chen M. Association of Paracentral Acute Middle Maculopathy with Visual Prognosis in Retinal Artery Occlusion: A Retrospective Cohort Study. J Ophthalmol. 2022 May 21;2022:9404973.
28. Date RC, Law JC. Branch Retinal Artery Occlusion (BRAO). Medscape. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/1223362-overview
29. Dattilo M, Newman NJ, Biousse V. Acute retinal arterial ischemia. Ann Eye Sci. 2018 Jun;3:28.

Epidemiologi Oklusi Arteri Retin...
Penatalaksanaan Oklusi Arteri Re...

Artikel Terkait

  • Mata Buram Sebelah Secara Mendadak
    Mata Buram Sebelah Secara Mendadak
  • Pijat Okular dalam Tata Laksana Oklusi Arteri Retina Sentral
    Pijat Okular dalam Tata Laksana Oklusi Arteri Retina Sentral
Diskusi Terbaru
dr. Ade Wijaya SpN
Dibalas kemarin, 14:17
Fitur Ulasan Pasien di dalam MyPatient - Aplikasi Alomedika
Oleh: dr. Ade Wijaya SpN
7 Balasan
AlodokterSekarang ada option respon terhadap ulasan pasien.Ini fungsinya apa ya?Mohon info.Terima kasih.
Anonymous
Dibalas kemarin, 08:02
Suplemen Ibu Hamil apakah perlu tambah suplemen kalsium dan Fe
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, apakah konsumsi folamil untuk bumil sudah cukup? atau perlu tambah suplemen kalsium atau fe dari luar? 🙏
dr.Suyanti, Sp.T.H.T.B.K.L
Dibalas kemarin, 08:13
Benda Asing Hipofaring- ALOPALOOZA THT-KL
Oleh: dr.Suyanti, Sp.T.H.T.B.K.L
4 Balasan
pasien wanita 52 tahun, datang dengan keluhan nyeri serta sulit saat menelan dan terasa tertusuk kurang lebih 1 jam setelah mengkonsumsi oncom..dilakukan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.