Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Oklusi Arteri Retina Cabang annisa-meidina 2024-06-13T14:02:27+07:00 2024-06-13T14:02:27+07:00
Oklusi Arteri Retina Cabang
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Oklusi Arteri Retina Cabang

Oleh :
dr.Michael Wiryadana
Share To Social Media:

Penatalaksanaan konvensional oklusi arteri retina cabang atau branch retinal artery occlusion (BRAO) meliputi masase okular, laser Nd:YAG, obat-obatan untuk menurunkan tekanan intraokular, dan terapi oksigen hiperbarik. Selain itu, terapi trombolitik telah diteliti tetapi manfaatnya masih menjadi kontroversi.

Hingga saat ini belum terdapat bukti yang konklusif mengenai manfaat dari intervensi di luar perjalanan penyakit oklusi arteri retina cabang secara alamiah. Perjalanan penyakit oklusi arteri retina cabang relatif baik. Beberapa studi melaporkan bahwa pengobatan agresif untuk oklusi arteri retina cabang tidak diperlukan.[1,6,30]

Penatalaksanaan pasien oklusi arteri retina cabang sebaiknya berfokus pada penentuan dan penatalaksanaan terhadap etiologi iskemia retina akut, identifikasi infark serebral akut yang terjadi pada saat bersamaan, dan pencegahan kejadian iskemik selanjutnya dengan mengoptimalkan faktor risiko kardiovaskular yang diketahui dan mengidentifikasi faktor risiko kardiovaskular yang tidak terdiagnosis.[29]

Terapi Konvensional

Sejumlah terapi konvensional telah digunakan untuk memulihkan aliran darah ke retina dan meningkatkan fungsi penglihatan, meliputi upaya mobilisasi embolus, meningkatkan tekanan perfusi arteri retina, dan meningkatkan tekanan oksigen darah.[29]

Terapi yang Bertujuan untuk Mobilisasi Embolus

Terapi yang ditujukan untuk melepaskan embolus secara fisik meliputi masase okular, dan embolisis dengan menggunakan laser neodymium yttrium -aluminium-garnet (Nd: YAG). Masase okular bertujuan untuk meningkatkan perfusi arteri retina melalui dilatasi arteriol retina dan penurunan tekanan intraokular.[29]

Pilihan lain untuk memulihkan perfusi arteri yang tersumbat adalah dengan menurunkan tekanan intraokular. Penurunan tekanan intraokular akan meningkatkan, perfusi arteri, yang diharapkan dapat memobilisasi embolus, sehingga embolus berpindah ke bagian pembuluh darah yang lebih perifer.

Tekanan intraokular dapat diturunkan dengan pemberian apraclonidine topikal 1%, timolol 0,5%, atau 500 mg acetazolamide intravena. Agen hiperosmotik seperti mannitol dan gliserol dapat menurunkan tekanan intraokular lebih cepat.[12]

Embolisis dengan menggunakan laser Nd:YAG sebagai tata laksana oklusi arteri retina akut juga masih kontroversial dan tidak dilakukan secara rutin. Hal ini dikarenakan terdapat risiko efek samping yang signifikan seperti perdarahan vitreus, perdarahan retina, neovaskularisasi koroid, pembentukan membran epiretina, dan pembentukan pseudoaneurisma.[1,12,29]

Terapi yang Bertujuan untuk Meningkatkan Tekanan Perfusi Retina

Terapi yang berfokus pada peningkatan vasodilatasi arteriol retina dan penurunan oxygen-induced vasoconstriction, meliputi hiperventilasi, inhalasi karbogen (campuran 95% oksigen dan 5% karbon dioksida), dan penggunaan obat-obatan seperti isosorbid dinitrat dan pentoxifylline.[29]

Terapi yang Berupaya Meningkatkan Tekanan Oksigen dalam Darah

Rasionalisasi pemberian terapi oksigen hiperbarik adalah untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah dan meningkatkan suplai oksigen ke retina dengan proses difusi dari.sirkulasi koroid.[12]

Efikasi Pendekatan Terapi Konvensional Belum Didukung Bukti Ilmiah Adekuat

Berdasarkan American Academy of Ophthalmology Preferred Practice Pattern, intervensi-intervensi yang telah disebutkan di atas belum menunjukkan manfaat yang signifikan. Selain itu, terdapat meta analisis yang menunjukkan bahwa mata yang menerima terapi konservatif memiliki luaran yang lebih buruk dibandingkan kelompok kontrol.[1]

Terapi Trombolitik

Beberapa studi telah menggunakan terapi trombolitik dalam penatalaksanaan oklusi arteri retina sentral dan oklusi arteri retina cabang. Meski begitu, basis bukti yang mendukung manfaatnya masih belum adekuat.

Studi terbatas mengindikasikan bahwa fibrinolisis mungkin bermanfaat bila diberikan dini, idealnya dalam waktu 4,5 jam setelah onset. Pemberian trombolitik memerlukan pemantauan yang ketat karena memiliki efek samping berupa perdarahan intrakranial.[12]

Terapi Farmakologis

Pencegahan sekunder serangan stroke setelah mengalami oklusi arteri retina cabang dapat dilakukan dengan medikamentosa seperti antiplatelet, statin, atau profilaksis tromboemboli. Injeksi anti-vascular endothelial growth factor (anti-VEGF) dapat dilakukan bila terdapat neovaskularisasi.[6]

Pembedahan

Pada oklusi yang berkaitan dengan penyakit karotis simptomatik dengan oklusi arteri karotis lebih dari 70%, tindakan endarterectomy memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan terapi medis. Meski begitu, bedah karotis dilakukan pada kurang dari 30% pasien.

Fotokoagulasi panretinal (Panretinal photocoagulation / PRP) terkadang diperlukan pada oklusi arteri retina, tetapi dapat ditunda hingga neovaskularisasi terdeteksi. Terapi laser PRP sebaiknya dilakukan apabila dijumpai neovaskularisasi segmen anterior dan terutama ketika terdapat glaukoma neovaskular.[1]

Referensi

1. Flaxel CJ, Adelman RA, Bailey ST, Fawzi A, Lim JI, Vemulakonda GA, et al. Retinal and Ophthalmic Artery Occlusions Preferred Practice Pattern. Ophthalmology. 2020 Feb;127(2):P259–87.
6. Diel RJ. Symptomatic Branch Retinal Artery Occlusion: An Under-Recognized Sign of Stroke. 2020;
12. Daxer B, et al. Aetiology, Diagnosis and Treatment of Arterial Occlusions of the Retina—A Narrative Review. Medicina. 2024 Apr;60(4):526.
29. Dattilo M, Newman NJ, Biousse V. Acute retinal arterial ischemia. Ann Eye Sci. 2018 Jun;3:28.
30. Terao R, Fujino R, Ahmed T. Risk Factors and Treatment Strategy for Retinal Vascular Occlusive Diseases. J Clin Med. 2022 Oct 27;11(21):6340. doi: 10.3390/jcm11216340.

Diagnosis Oklusi Arteri Retina C...
Prognosis Oklusi Arteri Retina C...

Artikel Terkait

  • Mata Buram Sebelah Secara Mendadak
    Mata Buram Sebelah Secara Mendadak
  • Pijat Okular dalam Tata Laksana Oklusi Arteri Retina Sentral
    Pijat Okular dalam Tata Laksana Oklusi Arteri Retina Sentral
Diskusi Terbaru
dr. Ade Wijaya SpN
Dibalas kemarin, 14:17
Fitur Ulasan Pasien di dalam MyPatient - Aplikasi Alomedika
Oleh: dr. Ade Wijaya SpN
7 Balasan
AlodokterSekarang ada option respon terhadap ulasan pasien.Ini fungsinya apa ya?Mohon info.Terima kasih.
Anonymous
Dibalas kemarin, 08:02
Suplemen Ibu Hamil apakah perlu tambah suplemen kalsium dan Fe
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, apakah konsumsi folamil untuk bumil sudah cukup? atau perlu tambah suplemen kalsium atau fe dari luar? 🙏
dr.Suyanti, Sp.T.H.T.B.K.L
Dibalas kemarin, 08:13
Benda Asing Hipofaring- ALOPALOOZA THT-KL
Oleh: dr.Suyanti, Sp.T.H.T.B.K.L
4 Balasan
pasien wanita 52 tahun, datang dengan keluhan nyeri serta sulit saat menelan dan terasa tertusuk kurang lebih 1 jam setelah mengkonsumsi oncom..dilakukan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.