Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Kanker Payudara karyanti 2024-07-16T08:43:48+07:00 2024-07-16T08:43:48+07:00
Kanker Payudara
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Kanker Payudara

Oleh :
dr.Dizi Bellari Putri
Share To Social Media:

Patofisiologi kanker payudara berhubungan dengan interaksi kompleks dari mutasi genetik, pengaruh hormonal, dan faktor risiko eksternal. Mutasi genetik yang paling sering dilaporkan terjadi pada gen BRCA1 dan BRCA2. Mutasi genetik ini umumnya bersifat herediter dan dapat meningkatkan risiko karsinogenesis jaringan payudara. Mutasi genetik juga dapat dipicu oleh paparan berlebih estrogen pada jaringan payudara.

Mutasi genetik pada onkogen dan gen supresor tumor dapat menimbulkan disrupsi mekanisme pertumbuhan sel hingga proliferasi sel yang tidak terkontrol. Proliferasi sel kanker ini kemudian memicu pertumbuhan neoplasma pada massa payudara yang terlokalisasi.[1,4,8]

Pertumbuhan massa tumor primer dapat terbatas dalam saluran duktus atau menyebar hingga jaringan sekitarnya. Tumor primer kemudian dapat berkembang menjadi kanker payudara invasif hingga menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening hingga menyebabkan metastasis ke organ lain.[1,4]

Kanker Payudara Primer

Sebagian besar kanker payudara ditandai dengan fibrosis jaringan stroma dan epitel payudara. Seiring pertumbuhan kanker dan invasi kanker ke jaringan sekitar, respon desmoplastik menyebabkan pemendekan ligamentum suspensorium Cooper sehingga terjadi gambaran retraksi kulit payudara. Saat aliran limfatik dari kulit ke kelenjar getah bening lokal terhambat, terjadilah edema lokal yang ditandai oleh tampilan kulit jeruk (peau d’orange).

Kanker akan menyebabkan luka spontan pada kulit ketika sel kanker mulai menginvasi kulit. Invasi lebih lanjut ke sel-sel kulit di sekitar luka akan menyebabkan pembentukan nodul satelit di sekitar luka. Selain itu, lebih dari 60% rekurensi kanker payudara terjadi pada organ jauh. 20% kanker payudara mengalami rekurensi lokal-regional, dan 20% merupakan campuran (lokal-regional dan metastasis jauh).[1,3,7]

Metastasis

Saat kanker payudara primer membesar, sel kanker menyusup ke celah antar sel dan pindah ke sistem limfatik menuju kelenjar getah bening regional, terutama kelenjar getah bening aksila. Kelenjar getah bening yang terlibat awalnya teraba lunak namun menjadi keras dan mengalami konglomerasi seiring pertumbuhan sel kanker.

Sel kanker mampu tumbuh hingga kapsul kelenjar getah bening dan memfiksasi struktur lain di ketiak dan dinding dada. Semakin banyak kelenjar getah bening aksila yang terlibat, maka semakin kecil peluang kesintasan.[1,3,7]

Pasien yang tidak memiliki keterlibatan kelenjar getah bening aksila berisiko < 30% mengalami rekurensi dibandingkan pasien yang memiliki keterlibatan kelenjar getah bening yang berisiko 75% terhadap rekurensi.[1,3,7]

Metastasis jauh terjadi secara hematogen setelah neovaskularisasi. Pasien tanpa ekspresi reseptor estrogen (ER-) memiliki risiko lebih besar mengalami rekurensi dalam 3–5 tahun pertama dibanding pasien dengan ekspresi reseptor estrogen (ER+).[3,4]

Subtipe Kanker Payudara

Berdasarkan analisis histopatologinya, kanker payudara dapat dikategorikan sebagai noninvasif dan invasif. Kanker payudara noninvasif hanya tumbuh dalam area lobulus dan duktus tanpa menginfiltrasi jaringan di sekitarnya.

Ductal carcinoma in situ (DCIS) adalah jenis kanker payudara non atau preinvasif yang paling sering ditemukan. Lobular carcinoma in situ (LCIS) lebih jarang ditemukan daripada DCIS, tetapi umumnya dapat muncul secara bilateral. Pada pemeriksaan imunohistokimia, DCIS dan LCIS umumnya menunjukkan ekspresi positif reseptor hormon dan negatif HER-2.[1,5,7]

Kanker payudara invasif memiliki karakteristik infiltrasi sel tumor melebihi membran basal. Berdasarkan ekspresi imunohistokimia dan ekstensi tumornya, kanker payudara invasif diklasifikasikan menjadi:[1,3,7]

Adenokarsinoma Duktal

Infiltrating ductal carcinoma (IDC) atau adenokarsinoma duktal memiliki karakteristik lesi yang menjangkau unit duktal-lobular terminal disertai dengan sel epitelial abnormal. Sel tumor ini menginfiltrasi hingga keluar dari membran basal duktus payudara dan cenderung bermetastasis melalui pembuluh limfatik.

Tipe ini merupakan jenis kanker payudara yang paling sering ditemukan dengan insiden hingga 50–70% dari seluruh kasus kanker payudara invasif. Sekitar 70% dari kasus wanita dengan IDC merupakan positif reseptor hormon dan negatif HER-2.[1,3,7]

Karsinoma Lobular

Infiltrating lobular carcinoma (ILC) atau karsinoma lobular infiltrasi lebih sering ditemukan pada wanita menopause dan memiliki risiko lebih tinggi untuk tumbuh secara bilateral. Umumnya jenis kanker ini positif reseptor hormon estrogen dan progesteron. Jenis ini dapat ditemukan pada 15–20% dari total kasus kanker payudara invasif.[1,7]

Karsinoma Meduler

Medullary carcinoma atau karsinoma meduler memiliki insiden sekitar 5% dari total kanker payudara invasif dan lebih umum terjadi pada wanita muda dengan insiden. Tipe karsinoma ini bersifat lebih agresif dengan umumnya negatif reseptor hormon estrogen, progesteron, dan HER-2. Tipe kanker ini juga umumnya menunjukkan ekspresi mutasi gen BRCA1 dan TP53.[1,7]

Tipe yang Lebih Jarang

Selain tipe di atas, terdapat jenis kanker payudara invasif lain yang lebih jarang terjadi seperti kanker payudara inflamatori, Penyakit Paget, tumor filodes, serta kanker tubular, papiler, dan musinus. Kanker payudara inflamatori jarang terjadi namun lebih agresif dan memiliki prognosis yang lebih buruk dari tipe kanker payudara lain. Penyakit Paget payudara merupakan adenokarsinoma yang menyerang puting dan areola payudara.[1,7]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Sunita Sp.PK

Referensi

1. Menon G, Alkabban FM, Ferguson T. Breast Cancer. 2024. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482286/
3. Obeagu EI, Obeagu GU. Breast cancer: A review of risk factors and diagnosis. Medicine (Baltimore). 2024 Jan 19;103(3):e36905. doi: 10.1097/MD.0000000000036905.
4. Łukasiewicz S, Czeczelewski M, Forma A, Baj J, Sitarz R, Stanisławek A. Breast Cancer-Epidemiology, Risk Factors, Classification, Prognostic Markers, and Current Treatment Strategies-An Updated Review. Cancers (Basel). 2021 Aug 25;13(17):4287. doi: 10.3390/cancers13174287.
5. Chalasani P. Breast Cancer. Medscape, 2024. https://emedicine.medscape.com/article/1947145-overview
7. Watkins EJ. Overview of breast cancer. JAAPA. 2019 Oct;32(10):13-17. doi: 10.1097/01.JAA.0000580524.95733.3d.
8. Solanki M, Visscher D. Pathology of breast cancer in the last half century. Hum Pathol. 2020 Jan;95:137-148. doi: 10.1016/j.humpath.2019.09.007.

Pendahuluan Kanker Payudara
Etiologi Kanker Payudara

Artikel Terkait

  • Keamanan Jangka Panjang Kehamilan Pasca Kanker Payudara
    Keamanan Jangka Panjang Kehamilan Pasca Kanker Payudara
  • Red Flags Nyeri Payudara
    Red Flags Nyeri Payudara
  • Red Flags Benjolan di Axilla
    Red Flags Benjolan di Axilla
  • Hubungan Fitoestrogen dengan Kanker Payudara
    Hubungan Fitoestrogen dengan Kanker Payudara
  • Kebutuhan Nutrisi Pasien Kanker Payudara Setelah Kemoterapi
    Kebutuhan Nutrisi Pasien Kanker Payudara Setelah Kemoterapi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 03 Februari 2025, 18:48
Luka post biopsi pasien kanker payudara
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Selamat siang TS, maaf saya izin bertanya. Ini di klinik kebetulan ada pasien rawat luka post biopsi tumor payudara sudah 3 bulan namun sampai hari ini luka...
dr. Ferdita
Dibalas 04 Juli 2024, 11:02
Faktor Resiko Kanker Payudara
Oleh: dr. Ferdita
1 Balasan
Penyebab lain dari kanker payudara masih belum dapat dipastikan, namun ada beberapa faktor yang bila kita mempunyai salah satu faktor tersebut maka...
Anonymous
Dibalas 27 Mei 2024, 16:12
Muncul krusta di area puting saat mendekati jadwal menstruasi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, ijin bertanya. Wanita 51 tahun, saat mendekati jadwal menstruasi mendapatkan adanya bintik kecil kekuningan di muara puting kanan. Kering seperti...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.