Etiologi Kanker Penis
Etiologi kanker penis melibatkan interaksi kompleks antara infeksi, kondisi medis lokal, faktor gaya hidup, dan status imunologis. Infeksi human papillomavirus atau HPV onkogenik diakui sebagai faktor penyebab utama, meskipun ada berbagai faktor risiko lain yang berkontribusi terhadap karsinogenesis.[2,3]
Infeksi HPV, khususnya tipe onkogenik (HPV-16, 18, 31, 33), merupakan faktor etiologi sentral pada >50% kasus karsinoma penis dan 80% lesi prakanker (PeIN). HPV-16 adalah genotipe yang paling dominan, yang ditemukan pada 68.3% kasus HPV-positif. Virus berinteraksi dengan onkogen dan gen supresor tumor (seperti p16, p53, Rb), yang mendorong transformasi maligna.[2,3]
Prevalensi HPV bervariasi berdasarkan subtipe histologis; tertinggi pada karsinoma basaloid (84%), diikuti karsinoma warty-basaloid (75.7%), dan warty (58.7%). Adanya HPV atau ekspresi penanda surrogatnya (seperti p16) berkaitan dengan prognosis yang lebih baik (Hazard Ratio (HR) 0.45-0.61 untuk disease-specific survival), konsisten dengan kanker anus dan kepala-leher.[2,3]
Faktor Risiko
Faktor risiko kanker penis meliputi kondisi medis tertentu, faktor gaya hidup dan faktor lingkungan, serta faktor imunologis dan infeksi.
Kondisi Medis Tertentu pada Penis
Beberapa kondisi medis dapat meningkatkan risiko karsinoma penis, misalnya:
Fimosis:
Fimosis adalah fibrosis sirkumferensial preputium yang menyebabkan penyempitan dan ketidakmampuan menarik preputium. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko kanker penis hingga 7–10 kali lipat.[2,3]
Lichen Sclerosus:
Kondisi ini berkaitan dengan peningkatan risiko kanker penis (2,3–9%), dengan periode latensi sekitar 18 tahun dari diagnosis lichen sclerosus hingga kanker.[2,3]
Kondiloma Akuminata:
Adanya kutil kelamin meningkatkan risiko kanker penis (odds ratio atau OR 7,6).[2]
Kondisi Inflamasi Kronis Lain:
Riwayat ruam penis kronis (≥1 bulan; OR 3,2), laserasi penis (OR 5,2), striktur uretra (OR 2,0), dan infeksi saluran kemih (OR 1,7) juga merupakan faktor risiko.[2,3]
Faktor Gaya Hidup dan Lingkungan
Gaya hidup dan lingkungan turut memengaruhi risiko terjadinya kanker penis, misalnya:
Paparan Tembakau:
Kebiasaan merokok atau mengunyah tembakau bisa meningkatkan risiko kanker penis secara dose-dependent (OR 3–4,5). Risiko ini independen terhadap faktor perancu seperti riwayat seksual. Mekanisme yang diduga adalah inhibisi fungsi sel Langerhans presentasi antigen.[2,3]
Kondisi Sosioekonomi Buruk:
Tingkat pendidikan yang rendah dan status sosioekonomi yang rendah dihubungkan dengan peningkatan risiko, kemungkinan besar terkait dengan higiene yang buruk dan akses layanan kesehatan yang terbatas.[2,3]
Terapi Psoralen dan Ultraviolet A (PUVA):
Pengobatan psoriasis dengan PUVA meningkatkan insiden tumor genital secara amat signifikan (hingga 60 kali lipat), terutama pada paparan dosis tinggi.[2,3]
Faktor Imunologis dan Infeksi Lainnya
Faktor imunologis dan infeksi lainnya juga memengaruhi risiko kanker penis, misalnya:
Infeksi Human Immunodeficiency Virus atau HIV:
Laki-laki dengan HIV memiliki risiko kanker penis 4–8 kali lebih tinggi. Peningkatan ini mungkin dimediasi oleh insidensi infeksi HPV yang lebih tinggi dan imunosupresi.[2,3]
Smegma:
Meskipun bersifat karsinogenik pada model hewan, peran smegma sebagai karsinogen independen pada manusia masih tidak jelas dan bukan merupakan suatu faktor risiko independen.[2,3]