Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Kanker Penis annisa-meidina 2025-10-13T11:18:54+07:00 2025-10-13T11:18:54+07:00
Kanker Penis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Kanker Penis

Oleh :
dr. William Sumoro
Share To Social Media:

Etiologi kanker penis melibatkan interaksi kompleks antara infeksi, kondisi medis lokal, faktor gaya hidup, dan status imunologis. Infeksi human papillomavirus atau HPV onkogenik diakui sebagai faktor penyebab utama, meskipun ada berbagai faktor risiko lain yang berkontribusi terhadap karsinogenesis.[2,3]

Infeksi HPV, khususnya tipe onkogenik (HPV-16, 18, 31, 33), merupakan faktor etiologi sentral pada >50% kasus karsinoma penis dan 80% lesi prakanker (PeIN). HPV-16 adalah genotipe yang paling dominan, yang ditemukan pada 68.3% kasus HPV-positif. Virus berinteraksi dengan onkogen dan gen supresor tumor (seperti p16, p53, Rb), yang mendorong transformasi maligna.[2,3]

Prevalensi HPV bervariasi berdasarkan subtipe histologis; tertinggi pada karsinoma basaloid (84%), diikuti karsinoma warty-basaloid (75.7%), dan warty (58.7%). Adanya HPV atau ekspresi penanda surrogatnya (seperti p16) berkaitan dengan prognosis yang lebih baik (Hazard Ratio (HR) 0.45-0.61 untuk disease-specific survival), konsisten dengan kanker anus dan kepala-leher.[2,3]

Faktor Risiko

Faktor risiko kanker penis meliputi kondisi medis tertentu, faktor gaya hidup dan faktor lingkungan, serta faktor imunologis dan infeksi.

Kondisi Medis Tertentu pada Penis

Beberapa kondisi medis dapat meningkatkan risiko karsinoma penis, misalnya:

Fimosis:

Fimosis adalah fibrosis sirkumferensial preputium yang menyebabkan penyempitan dan ketidakmampuan menarik preputium. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko kanker penis hingga 7–10 kali lipat.[2,3]

Lichen Sclerosus:

Kondisi ini berkaitan dengan peningkatan risiko kanker penis (2,3–9%), dengan periode latensi sekitar 18 tahun dari diagnosis lichen sclerosus hingga kanker.[2,3]

Kondiloma Akuminata:

Adanya kutil kelamin meningkatkan risiko kanker penis (odds ratio atau OR 7,6).[2]

Kondisi Inflamasi Kronis Lain:

Riwayat ruam penis kronis (≥1 bulan; OR 3,2), laserasi penis (OR 5,2), striktur uretra (OR 2,0), dan infeksi saluran kemih (OR 1,7) juga merupakan faktor risiko.[2,3]

Faktor Gaya Hidup dan Lingkungan

Gaya hidup dan lingkungan turut memengaruhi risiko terjadinya kanker penis, misalnya:

Paparan Tembakau:

Kebiasaan merokok atau mengunyah tembakau bisa meningkatkan risiko kanker penis secara dose-dependent (OR 3–4,5). Risiko ini independen terhadap faktor perancu seperti riwayat seksual. Mekanisme yang diduga adalah inhibisi fungsi sel Langerhans presentasi antigen.[2,3]

Kondisi Sosioekonomi Buruk:

Tingkat pendidikan yang rendah dan status sosioekonomi yang rendah dihubungkan dengan peningkatan risiko, kemungkinan besar terkait dengan higiene yang buruk dan akses layanan kesehatan yang terbatas.[2,3]

Terapi Psoralen dan Ultraviolet A (PUVA):

Pengobatan psoriasis dengan PUVA meningkatkan insiden tumor genital secara amat signifikan (hingga 60 kali lipat), terutama pada paparan dosis tinggi.[2,3] 

Faktor Imunologis dan Infeksi Lainnya

Faktor imunologis dan infeksi lainnya juga memengaruhi risiko kanker penis, misalnya:

Infeksi Human Immunodeficiency Virus atau HIV:

Laki-laki dengan HIV memiliki risiko kanker penis 4–8 kali lebih tinggi. Peningkatan ini mungkin dimediasi oleh insidensi infeksi HPV yang lebih tinggi dan imunosupresi.[2,3]

Smegma:

Meskipun bersifat karsinogenik pada model hewan, peran smegma sebagai karsinogen independen pada manusia masih tidak jelas dan bukan merupakan suatu faktor risiko independen.[2,3]

Referensi

2. Curtis A, Pettaway M. Carcinoma of the penis: Epidemiology, risk factors, and pathology. UpToDate. 2025.
3. Ayres B, Crook J, van der Heijden M, et al. EAU-ASCO Collaborative Guidelines on Penile Cancer. 2023.

Patofisiologi Kanker Penis
Epidemiologi Kanker Penis

Artikel Terkait

  • Perlu Tidaknya Vaksinasi HPV pada Laki-laki
    Perlu Tidaknya Vaksinasi HPV pada Laki-laki
Diskusi Terbaru
dr.Elizabeth Anastasya
Dibalas 19 jam yang lalu
Balas Ulasan itu Penting Mendukung Karir Dokter
Oleh: dr.Elizabeth Anastasya
1 Balasan
ALO Dokter.Ulasan pasien bukan sekadar komentar, melainkan pilar penting yang mendukung karir dokter di era digital. Membalas ulasan pasien dapat...
Anonymous
Dibalas 21 Oktober 2025, 11:15
Pasien laki-laki 60 tahun dengan ureum tinggi dan kreatinin normal. Apa diagnosisnya?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat siang dok. izin berdiskusi, ps laki-laki 60th dgn keluhan penurunan kesadaran gcs 8, bab hitam, bak minimal, terdapat ulkus luas di...
dr.Elizabeth Anastasya
Dibalas 7 jam yang lalu
Pilih Povidone Iodine sebagai Antiseptik untuk Luka Kronis!
Oleh: dr.Elizabeth Anastasya
3 Balasan
Apakah Dokter pernah merasa frustasi mendapat pasien luka kronis yang sulit sembuh? Jangan ragu untuk merubah perawatan lukanya, dok! Seperti yang sudah kita...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.