Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Kanker Penis annisa-meidina 2025-10-13T11:16:16+07:00 2025-10-13T11:16:16+07:00
Kanker Penis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Kanker Penis

Oleh :
dr. William Sumoro
Share To Social Media:

Patofisiologi kanker penis melibatkan dua jalur karsinogenesis utama, yaitu jalur terkait human papillomavirus atau HPV dan jalur non-HPV, yang masing-masing memiliki mekanisme molekuler dan profil prognosis berbeda. Secara histologis, lesi prekursor seperti penile intraepithelial neoplasia (PeIN) dapat berkembang menjadi kanker invasif, dengan faktor risiko seperti fimosis, inflamasi kronis, dan higiene penis yang buruk.[1,2]

Karsinogenesis terkait HPV

HPV, terutama tipe 16, 18, 31, dan 33, merupakan faktor etiologi utama pada 30–50% kasus penile squamous cell carcinoma (PSSC). Infeksi HPV terjadi melalui mikrolesi pada epitel mukosa penis selama aktivitas seksual. Virus menginfeksi sel epitel melalui reseptor proteoglikan dan integrin. Infeksi persisten menyebabkan integrasi DNA HPV ke dalam genom inang, yang memicu ekspresi onkoprotein virus E6 dan E7.[1,2]

Onkoprotein E7 berikatan dengan protein retinoblastoma (pRb) dan melepaskan faktor transkripsi E2F. Hal ini menyebabkan disregulasi siklus sel dan juga overexpression p16INK4a. Sementara itu, E6 menghambat fungsi p53 dan BAK, menghambat proses apoptosis, dan mengaktivasi telomerase serta kinase SRC, hingga terjadi immortalisasi sel dan instabilitas genomik. Mekanisme ini mengakibatkan proliferasi sel yang tidak terkendali dan karsinogenesis.[1,2]

Karsinogenesis Non-HPV

Pada jalur non-HPV, karsinogenesis dipicu oleh inflamasi kronis dan alterasi gen somatik. Kondisi seperti fimosis, balanoposthitis, dan lichen sclerosus menyebabkan akumulasi smegma dan produksi reactive oxygen species (ROS) serta reactive nitrogen intermediate (RNI), yang merusak DNA dan menyebabkan instabilitas genomik.[1,2]

Inflamasi kronis juga menginduksi ekspresi cyclooxygenase-2 (COX2), yang dapat meningkatkan produksi prostaglandin E₂ dan tromboksan, sehingga dapat memicu angiogenesis, proliferasi, dan invasi sel tumor. Alterasi gen somatik meliputi amplifikasi, delesi, mutasi, kehilangan heterozigositas, dan perubahan epigenetik pada gen supresor tumor, seperti p16INK4a, cyclin D, Rb, dan p53.[1,2]

Lesi Prekursor dan Progresi

Penile intraepithelial neoplasia (PeIN) merupakan lesi prekursor yang diklasifikasikan menjadi dua subtipe: PeIN terdiferensiasi (non-HPV) dan PeIN tidak terdiferensiasi (berhubungan dengan HPV). PeIN tidak terdiferensiasi memiliki risiko progresi menjadi kanker invasif sebesar 7–8%, sedangkan PeIN terdiferensiasi sering dikaitkan dengan lichen sclerosus.[1,2]

Sebagian besar lesi PeIN positif HPV, terutama genotipe 6, 11, dan 16. Faktor risiko PeIN termasuk penyakit kulit inflamasi, seperti lichen planus, imunosupresi, dan riwayat balanitis, kutil genital, serta transplantasi organ.[1,2]

Microenvironment Tumor dan Peran Imun

Microenvironment tumor pada PSCC menunjukkan perbedaan signifikan antara tumor HPV-positif dan HPV-negatif. Tumor HPV-positif cenderung memiliki infiltrasi sel T yang lebih banyak dengan polarisasi ke sel T helper 1 dan respons imun sitotoksik yang lebih kuat. Ekspresi PD-L1 pada sel tumor dan infiltrasi makrofag CD163+ juga berperan dalam progresi metastasis.[1,2]

Remodeling stroma peritumoral, seperti hilangnya fibrosit CD34+ dan peningkatan miofibroblast α-SMA+, dikaitkan dengan mortalitas terkait kanker. Pemahaman tentang interaksi antara tumor dan sistem imun membuka peluang terapi yang dipersonalisasi, termasuk imunoterapi.[1,2]

Peran Faktor Risiko Lain

Fimosis dan higiene yang buruk menyebabkan akumulasi smegma dan inflamasi kronis, yang meningkatkan risiko kanker penis melalui mekanisme COX2. Sirkumsisi neonatal memberikan efek protektif dengan menghilangkan daerah rentan tumor dan mencegah fimosis. Merokok dan obesitas juga berkontribusi melalui mekanisme inflamasi dan stres oksidatif. Selain itu, terapi psoralen UV-A (PUVA) pada psoriasis meningkatkan risiko kanker penis dikarenakan efek karsinogenik pada genitalia.[1,2]

Dengan demikian, patofisiologi kanker penis melibatkan interaksi kompleks antara faktor infeksi HPV, inflamasi kronis, perubahan genetik, dan microenvironment tumor, yang bersama-sama mendorong progresi dari lesi prekursor menjadi kanker invasif.[1,2]

Referensi

1. Thomas A, Necchi A, Muneer A, Tobias-Machado M, Tran ATH, Van Rompuy AS, Spiess PE, Albersen M. Penile cancer. Nat Rev Dis Primers. 2021 Feb 11;7(1):11. doi: 10.1038/s41572-021-00246-5.
2. Curtis A, Pettaway M. Carcinoma of the penis: Epidemiology, risk factors, and pathology. UpToDate. 2025.

Pendahuluan Kanker Penis
Etiologi Kanker Penis

Artikel Terkait

  • Perlu Tidaknya Vaksinasi HPV pada Laki-laki
    Perlu Tidaknya Vaksinasi HPV pada Laki-laki
Diskusi Terbaru
dr.Elizabeth Anastasya
Dibalas 19 jam yang lalu
Balas Ulasan itu Penting Mendukung Karir Dokter
Oleh: dr.Elizabeth Anastasya
1 Balasan
ALO Dokter.Ulasan pasien bukan sekadar komentar, melainkan pilar penting yang mendukung karir dokter di era digital. Membalas ulasan pasien dapat...
Anonymous
Dibalas 21 Oktober 2025, 11:15
Pasien laki-laki 60 tahun dengan ureum tinggi dan kreatinin normal. Apa diagnosisnya?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat siang dok. izin berdiskusi, ps laki-laki 60th dgn keluhan penurunan kesadaran gcs 8, bab hitam, bak minimal, terdapat ulkus luas di...
dr.Elizabeth Anastasya
Dibalas 7 jam yang lalu
Pilih Povidone Iodine sebagai Antiseptik untuk Luka Kronis!
Oleh: dr.Elizabeth Anastasya
3 Balasan
Apakah Dokter pernah merasa frustasi mendapat pasien luka kronis yang sulit sembuh? Jangan ragu untuk merubah perawatan lukanya, dok! Seperti yang sudah kita...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.