Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Flat Foot annisa-meidina 2024-06-13T14:47:49+07:00 2024-06-13T14:47:49+07:00
Flat Foot
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Flat Foot

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Penatalaksanaan tidak diperlukan pada kasus flat foot anak karena mayoritas akan mengalami perbaikan seiring pertambahan usia. Pada dewasa, penatalaksanaan flat foot tidak diperlukan jika deformitas tidak menyebabkan nyeri dan dapat diakomodasi oleh alas kaki normal serta tidak mengganggu gaya berjalan.

Pada kasus flat foot simptomatik yang disebabkan oleh insufisiensi tendon posterior tibia, pendekatan penanganan disesuaikan dengan derajat deformitas dan gejala yang dialami pasien. Pendekatan konservatif meliputi penggunaan analgesik untuk mengurangi nyeri dan peradangan, serta ortotik untuk mendukung lengkung kaki dan memperbaiki biomekanik kaki. Namun, pada kasus yang lebih parah, intervensi bedah mungkin diperlukan.

Pilihan pendekatan bedah bervariasi tergantung pada stadium penyakit dan bisa mencakup prosedur jaringan lunak, kombinasi prosedur jaringan lunak dengan osteotomi, atau artrodesis. Contohnya, transfer tendon fleksor digitorum longus (FDL) dengan osteotomi kalkaneus dapat dilakukan, namun tidak dianjurkan pada pasien dengan deformitas yang sudah tetap atau artrosis parah pada kaki belakang. Pada kasus yang sangat lanjut (stadium 4), triple arthrodesis mungkin diperlukan.

Kontraindikasi umum untuk operasi meliputi infeksi aktif atau kronis, ulserasi terbuka, perfusi kaki yang tidak memadai, kaki tanpa sensasi, dan pasien yang tidak dapat berjalan. Diagnosis dan penentuan stadium yang tepat sangat penting untuk mencegah kegagalan pasca operasi dan memastikan pemilihan prosedur yang sesuai.[1,2]

Kasus Flat Foot pada Anak

Kebanyakan kasus flat foot pada anak adalah flat foot fleksibel yang akan hilang dengan sendirinya seiring usia. Oleh sebab itu, penggunaan ortosis tidak diperlukan. Anak-anak juga umumnya tidak membutuhkan tata laksana operatif.[1,2,5,6]

Kasus Flat Foot pada Dewasa

Terapi non-bedah diindikasikan pada kasus yang ringan dan simptomatik. Pada pasien yang datang dengan gejala akut, tindakan pertama adalah imobilisasi dengan alas kaki protektif atau ortosis, kemudian pasien perlu menjalani program rehabilitasi. Pada fase ini, beberapa latihan fisik yang terprogram bertujuan untuk meningkatkan inversi pergelangan kaki, merenggangkan tendon Achilles dan kompleks gastrocnemius-soleus, dan mencegah deformitas.[5,6]

Pada pasien stadium I-II yang tekun menjalani rehabilitasi, fungsi dari kaki bisa meningkat hingga 90% dalam 2 tahun. Keberhasilan dari latihan fisik akan meningkat apabila pasien ikut menurunkan faktor risiko yang dimiliki, misalnya mengontrol berat badan dan diabetes mellitus. Namun, sebanyak 11% pasien tidak mencapai hasil yang diharapkan dan perlu menjalani tindakan bedah.[1,7]

Intervensi Bedah

Intervensi bedah dilakukan pada flat foot dengan nyeri persisten yang tidak membaik dengan tata laksana konservatif. Tujuan dari intervensi bedah adalah mengembalikan bentuk dan cara berjalan sehingga mereduksi gejala simptomatik. Beberapa metode bedah antara lain rekonstruksi jaringan lunak, osteotomi, artrodesis atau artroereisis.

Rekonstruksi Jaringan Lunak

Rekonstruksi dari jaringan lunak dapat berupa pemanjangan tendon Achilles atau transfer tendon untuk menstabilkan kekuatan otot pada kaki dan meningkatkan range of motion (ROM). Prosedur rekonstruksi kurang efektif apabila dilakukan sebagai prosedur tunggal karena tidak memperbaiki anatomi dari kaki. Oleh karena itu, biasanya tindakan ini dilakukan bersamaan dengan osteotomi.[5]

Pada kondisi tendon posterior tibia yang rusak parah, beberapa ahli merekomendasikan transfer tendon. Umumnya tendon yang dipakai adalah tendon fleksor digitorum longus yang diinsersi pada bagian distal posterior tibia atau pada tuberositas navicularis. Transfer tendon akan memperbaiki kemampuan inversi dan mengurangi nyeri.[1]

Osteotomi

Osteotomi adalah prosedur pemendekan dan penyelarasan kembali struktur tulang agar memperbaiki kondisi patologis. Beberapa bagian dari prosedur ini adalah osteotomi calcaneus medial, osteotomi calcaneus lateralis, atau osteotomi Triple-C (calcaneus, cuboid, cuneiformis medial). Keberhasilan dari osteotomi mencapai 89-93%.[5]

Arthrodesis

Arthrodesis adalah tindakan menyatukan (fusi) sendi untuk mengurangi gerakan dan menurunkan intensitas nyeri. Sendi yang dipertimbangkan untuk dilakukan fusi adalah sendi talonavicular, subtalar, dan calcaneocuboid. Arthrodesis dilakukan sebagai bagian dari beberapa prosedur korektif, misalnya osteotomi dan pemanjangan tendon untuk meningkatkan keberhasilan tindakan.[3,7]

Arthtoereisis

Arthroereisis adalah prosedur di mana gerakan dari sendi dibatasi dengan cara menempatkan implan pada sinus tarsi kaki. Tujuan dari arthroereisis adalah mencegah eversi berlebihan dari sendi subtalar, sehingga tidak terjadi kolaps dari arkus longitudinal medial. Prosedur ini bersifat kurang invasif dibandingkan rekonstruksi atau osteotomi, namun dilaporkan komplikasi terjadi pada 4-18% kasus. Komplikasi bisa berupa pemasangan implan yang tidak tepat, reaksi penolakan terhadap benda asing, atau spasme peroneus.[3,7]

Referensi

1. Berlet GC. Pes Planus (Flat foot) Practice Essentials, Anatomy, Pathophysiology. Medscape Reference. Medscape; 2023.
2. Raj MA, Tafti D, Kiel J. Pes Planus - StatPearls - NCBI Bookshelf. StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430802/
3. Arain A, Harrington MC, Rosenbaum AJ. Adult-Acquired Flat foot - StatPearls - NCBI Bookshelf. StatPearls Publishing. 2023.
5. Carr JB, Yang S, Lather LA. Pediatric pes planus: A stateofthe-art review. Pediatrics. 2016;137(3).
6. Bresnahan PJ, Juanto MA. Pediatric Flatfeet—A Disease Entity That Demands Greater Attention and Treatment. Front Pediatr. 2020; 8(February):1–9.
7. Henry JK, Shakked R, Ellis SJ. Adult-Acquired Flat foot Deformity. Foot Ankle Orthop. 2019;4(1):1–17.

Diagnosis Flat Foot
Prognosis Flat Foot

Artikel Terkait

  • Ortosis Tidak Bermanfaat untuk Anak dengan Flat Feet
    Ortosis Tidak Bermanfaat untuk Anak dengan Flat Feet
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 23 September 2022, 15:50
Indikasi penggunaan orthopedic shoes - Ortopedi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dok, saat ini sepatu ortopedi sudah bisa dibeli secara bebas. Apakah berbahaya bila pasien menggunakan sepatu ortopedi untuk anak tanpa anjuran dari...
dr.Meity Asyari Rahmadhani, Sp.N
Dibalas 06 April 2021, 17:02
Anak usia 3 tahun dengan flat foot namun tumbuh kembang baik dan dapat berlari
Oleh: dr.Meity Asyari Rahmadhani, Sp.N
4 Balasan
Alo dokter, izin bertanya. Anak saya laki-laki usia 3 tahun, BB 17 kg, TB 97 cm pada kedua telapak kakinya saya perhatikan datar. Tumbuh kembang baik, dapat...
Anonymous
Dibalas 17 Desember 2019, 18:15
Flat Foot dengan faktor risiko DM dan obesitas
Oleh: Anonymous
10 Balasan
Selamat siang TS. Ada yang punya bahas diskusi untuk flat foot dgn faktor risiko Dm dan obesitas?

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.