Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Fraktur Tulang Rusuk general_alomedika 2023-09-15T11:07:52+07:00 2023-09-15T11:07:52+07:00
Fraktur Tulang Rusuk
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Fraktur Tulang Rusuk

Oleh :
dr. Rifan Eka Putra Nasution
Share To Social Media:

Diagnosis fraktur tulang rusuk (rib fracture) dapat diduga pada pasien dengan riwayat trauma dinding dada, disertai temuan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik yang mengarahkan kepada fraktur tulang kosta. Diagnosis definitif ditegakkan berdasarkan temuan pemeriksaan radiologis.[3,4]

Anamnesis

Keluhan utama yang paling sering adalah nyeri dada saat inspirasi dan kesulitan bernapas pada pasien dengan riwayat trauma dinding dada. Area nyeri dada sesuai dengan tulang rusuk yang mengalami fraktur.[3,4]

Deskripsi nyeri harus meliputi lokasi, durasi, serangan nyeri, faktor yang memperberat dan mengurangi nyeri, pengaruh nyeri terhadap gerakan dan fungsi pernapasan, dan kesulitan bernapas.[12]

Anamnesis Etiologi Fraktur tulang rusuk

Mekanisme cedera adalah salah satu komponen penting yang dapat membantu dokter untuk menentukan tingkat keparahan cedera. Perlu juga menanyakan tentang riwayat mikrotrauma sebagai penyebab fraktur stres, seperti batuk kronik atau beberapa aktivitas fisik dan olahraga yang cenderung melakukan gerakan repetitif. Contoh dari aktivitas fisik dengan gerakan berulang adalah mendayung, golf, dan tenis. [3,4,12]

Riwayat penyakit dahulu penting ditanyakan, yaitu riwayat fraktur kosta atau sternum sebelumnya serta kondisi medis atau riwayat perawatan yang dapat meningkatkan risiko fraktur tulang rusuk, seperti osteoporosis dan terapi radiasi. Penting pula ditanyakan tentang riwayat penyakit paru dan penggunaan obat antikoagulan atau antiplatelet sebelumnya.[3,7]

Pemeriksaan Fisik

Survei primer harus dilakukan pada semua pasien trauma dinding dada, baik trauma tembus atau tumpul. Survei primer termasuk pemeriksaan jalan napas, pernapasan, sirkulasi, dan pemeriksaan fisik dada. Survei primer dapat mengidentifikasi gangguan pernapasan dan/atau hemodinamik dengan cepat.[12]

Penilaian Inspeksi

  • Dada gagal mengembang saat inspirasi
  • Gangguan pernapasan, termasuk nasal flaring, penggunaan otot bantu napas, retraksi interkosta dan subkosta, dan tanda takipnea
  • Deformitas, kontusio, laserasi, dan perforasi dinding dada, misalnya seatbelt sign atau steering wheel deformity

  • Gerakan paradoks dinding dada (flail chest)[4,13]

Penilaian Palpasi

  • Nyeri tekan pada titik tulang rusuk yang mengalami fraktur
  • Krepitasi
  • Segmen dinding dada yang bergerak (mobile segment)[4,13]

Penilaian Perkusi

  • Redup/dullness dapat dipertimbangkan hemotoraks
  • Hipersonor dapat dipertimbangkan pneumotoraks[4,13]

Penilaian Auskultasi

  • Suara napas vesikuler menurun, menghilang, atau abnormal[4,13]

Diagnosis Banding

Diagnosis fraktur tulang rusuk dapat dibedakan berdasarkan ada atau tidak riwayat trauma akut, disertai dengan keluhan umum nyeri dada atau gejala fraktur tulang rusuk yang mirip lainnya. Diagnosis banding  fraktur tulang rusuk pada pasien dengan riwayat trauma akut adalah pneumotoraks, hemotoraks, dan diseksi aorta torakalis.

Pneumotoraks

Pada pneumotoraks, krepitasi pada pemeriksaan palpasi tidak ada, bahkan  temuan fisik dapat minimal pada kasus ringan. Onset akut nyeri dada unilateral dan dispnea. Terdapat gambaran udara dalam pleura pada rontgen toraks.[3,4]

Pada tension pneumotoraks ditemukan ekspansi dada unilateral, fremitus taktil menurun, suara napas hipersonor atau berkurang, pergeseran mediastinum, hipotensi, dan sianosis.[3,4]

Hemotoraks

Pada hemotoraks, krepitasi saat palpasi juga tidak ada, mungkin asimtomatik. Nyeri dada terjadi pada keadaan pleuritis, trauma, atau infeksi. Dispnea sering terjadi dengan efusi besar. Pekak pada perkusi dan penurunan suara nafas selama efusi, dengan bukti radiografi. Temuan diagnostik dengan thoracocentesis. [3,4]

Diseksi Aorta Torakalis

Kondisi diseksi aorta torakalis ditandai ketiadaan krepitasi pada palpasi toraks, nyeri dada dan/atau punggung yang berat, dideskripsikan sebagai nyeri yang tajam, robek, atau tertusuk, dengan onset mendadak. Nyeri dada atau perut bisa digambarkan sebagai nyeri yang dalam atau berdenyut-denyut. Terjadi defisit nadi atau perbedaan tekanan darah, serta defisit neurologis fokal.[3,4]

Sementara, diagnosis banding fraktur tulang rusuk pada pasien tanpa riwayat trauma akut antara lain:

  • Costochondritis
  • Tietze syndrome
  • Slipping rib syndrome (subluksasi kosta)

  • Neuritis interkostalis
  • Precordial catch syndrome
  • Xiphodynia[3,4]

Pemeriksaan Penunjang

Pemilihan modalitas pemeriksaan penunjang, baik pemeriksaan laboratorium atau pencitraan, dapat ditentukan berdasarkan mekanisme cedera dan kekuatannya. Jika pasien dugaan mengalami fraktur tulang rusuk, dengan riwayat trauma tumpul mayor atau trauma dengan mekanisme cedera berenergi tinggi, maka pilihan pemeriksaan penunjang berdasarkan status hemodinamik.[1,4]

Pasien dengan trauma akut sebaiknya menjalani pemeriksaan laboratorium analisis gas darah, hitung darah lengkap, elektrolit, laktat, golongan darah, dan tes koagulasi. Pemeriksaan ini terutama untuk pasien yang membutuhkan tindakan operasi.[1,4]

Pasien dengan Trauma Tumpul Akut

Pada pasien yang mengalami trauma tumpul akut signifikan, mungkin ada cedera lain selain fraktur tulang rusuk dan harus dievaluasi serta dieksklusi. Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai dengan diagnosis banding. Pemeriksaan diagnosis lini pertama yang dapat dipertimbangkan pada pasien dengan hemodinamik stabil antara lain:

  • Computed tomography (CT) scan toraks dengan kontras

  • CT scan seluruh tubuh dengan kontras
  • CT angiografi (CTA) toraks dengan kontras
  • Rontgen toraks serial pada pasien trauma[1,4]

Beberapa modalitas tambahan yang mungkin sesuai adalah:

  • CT scan toraks tanpa kontras
  • CT scan seluruh tubuh tanpa kontras[1,4]

Jika trauma tumpul ringan dengan dugaan fraktur tulang rusuk dan cedera terbatas hanya pada daerah kosta, maka rontgen toraks adalah modalitas pemeriksaan awal. Pada hasil pemeriksaan fisik dan rontgen toraks yang normal, maka beberapa pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan antara lain:

  • CTA toraks dengan kontras
  • CT scan toraks dengan/tanpa kontras[1,4]

Pasien dengan Dugaan Fraktur Stres

Rontgen toraks umumnya merupakan modalitas pencitraan awal, dan dapat memberikan hasil negatif pada awal fraktur stres. Jika hasil rontgen awal negatif, maka rontgen ulang dilakukan dalam 10−14 hari untuk melihat tanda penyembuhan tulang yang terjadi ≥3 minggu setelah timbulnya gejala. Modalitas pencitraan lain yang dapat dilakukan jika diagnosis perlu segera ditegakkan:

  • MRI (magnetic resonance imaging) toraks tanpa kontras
  • CT scan toraks tanpa kontras
  • Tc-99m bone scan seluruh tubuh dengan single-photon emission computed tomography (SPECT)[1,4]

Pasien dengan Dugaan Fraktur Patologis

Rontgen toraks posteroanterior dapat digunakan sebagai modalitas pencitraan awal. Modalitas tambahan yang dapat digunakan sebagai pelengkap di antaranya:

  • CT scan toraks tanpa kontras
  • Scan tulang kosta dan sternum
  • Fluorodeoxyglucose (FDG) - positron emission tomography (PET)

  • CT scan dari dasar tengkorak hingga pertengahan paha[1,4]

USG Toraks

Pada trauma tumpul toraks dengan kecurigaan fraktur tulang rusuk, penggunaan USG toraks merupakan pelengkap rontgen toraks konvensional. USG toraks lebih sensitif dan spesifik untuk mendeteksi fraktur kosta bila dilakukan oleh seorang dokter terlatih. Di samping itu, USG toraks juga dapat mendeteksi fraktur pada kartilago kostalis yang tidak tampak pada pemeriksaan rontgen toraks. USG toraks juga dapat digunakan untuk menilai patologi trauma tumpul toraks lainnya seperti pneumotoraks dan kontusio paru.[3]

Referensi

1. Brasel KJ, Moore EE, Albrecht RA, deMoya M, Schreiber M, Karmy-Jones R, et al. Western Trauma Association Critical Decisions in Trauma: Management of rib fractures. J Trauma Acute Care Surg 2017;82:200–3. doi:10.1097/TA.0000000000001301.
3. Talbot BS, Gange CPJ, Chaturvedi A, Klionsky N, Hobbs SK, Chaturvedi A. Traumatic Rib Injury: Patterns, Imaging Pitfalls, Complications, and Treatment. Radiogr a Rev Publ Radiol Soc North Am Inc 2017;37:628–51. doi:10.1148/rg.2017160100.
4. Dogrul BN, Kiliccalan I, Asci ES, Peker SC. Blunt trauma related chest wall and pulmonary injuries: An overview. Chinese J Traumatol = Zhonghua Chuang Shang Za Zhi 2020;23:125–38. doi:10.1016/j.cjtee.2020.04.003.
7. Wardhan R. Assessment and management of rib fracture pain in geriatric population: an ode to old age. Curr Opin Anaesthesiol 2013;26:626–31. doi:10.1097/01.aco.0000432516.93715.a7.
12. Bernardin B, Troquet J-M. Initial management and resuscitation of severe chest trauma. Emerg Med Clin North Am 2012;30:377–400, viii–ix. doi:10.1016/j.emc.2011.10.010.
13. Majercik S, Pieracci FM. Chest Wall Trauma. Thorac Surg Clin 2017;27:113–21. doi:10.1016/j.thorsurg.2017.01.004.

Epidemiologi Fraktur Tulang Rusuk
Penatalaksanaan Fraktur Tulang R...

Artikel Terkait

  • Rontgen vs USG Toraks untuk Diagnosis Pneumothorax
    Rontgen vs USG Toraks untuk Diagnosis Pneumothorax
  • Pengaruh Rokok terhadap Penyembuhan Fraktur Tulang
    Pengaruh Rokok terhadap Penyembuhan Fraktur Tulang
  • Peran Artificial Intelligence Terhadap Akurasi Interpretasi Rontgen Toraks – Telaah Jurnal Alomedika
    Peran Artificial Intelligence Terhadap Akurasi Interpretasi Rontgen Toraks – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 13 April 2023, 19:05
Anak usia 18 bulan dengan keluhan cekungan pada dada kanan unilateral
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Ijin bertanya, saya memiliki pasien usia 18 bulan dengan keluhan cekungan pada dada kanan unilateral, tidak ada gejala lain dan tidak ada gangguan...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.