Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Demam Dengue yogi 2024-05-28T11:31:29+07:00 2024-05-28T11:31:29+07:00
Demam Dengue
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Demam Dengue

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Patofisiologi demam dengue atau dengue fever (DF) secara pasti masih belum diketahui. Namun, beberapa studi telah mengajukan beberapa hipotesis yang dapat menjelaskan terjadinya DF, demam berdarah dengue atau dengue haemorrhagic fever (DHF), serta dengue shock syndrome (DSS).

Perjalanan Penyakit Demam Dengue

Manusia adalah inang (host) utama dari virus dengue. Nyamuk Aedes sp akan terinfeksi virus dengue apabila menggigit seseorang yang sedang mengalami viremia, kemudian virus dengue akan bereplikasi di dalam kelenjar liur nyamuk selama 8−12 hari. Namun, proses replikasi ini tidak memengaruhi hidup nyamuk.[1,2]

Kemudian, nyamuk ini akan mentransmisikan virus dengue jika menggigit manusia lain, sehingga akan mengalami gejala setelah masa inkubasi rata-rata 4−7 hari (kisaran 3−14 hari). Virus dengue masuk ke dalam peredaran darah dan menginvasi leukosit untuk bereplikasi. Pasien akan berstatus infeksius selama 6−7 hari setelah digigit nyamuk.[1,2]

Leukosit akan merespon viremia dengan mengeluarkan protein cytokines dan interferon, yang bertanggung jawab terhadap timbulnya gejala penyakit seperti demam, flu-like symptoms, dan nyeri otot. Bila replikasi virus bertambah banyak, maka virus dapat masuk ke dalam organ hati dan sumsum tulang.[1,2]

Sel-sel stroma pada sumsum tulang yang terinfeksi akan rusak, sehingga produksi trombosit menurun. Kondisi trombositopenia akan mengganggu proses pembekuan darah dan meningkatkan risiko perdarahan, sehingga DF berlanjut menjadi DHF. Gejala perdarahan mulai tampak pada hari ke-3 atau ke-5 setelah gejala demam timbul, baik berupa petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan mukosa mulut, hematemesis, melena,  menorrhea, maupun hematuria. [1,2]

Replikasi virus pada hati akan menyebabkan hepatomegali dengan tanda nyeri tekan, tetapi jarang menyebabkan ikterus. Bila penyakit ini berlanjut, maka terjadi pelepasan zat anafilaktosin, histamin, serotonin, serta aktivasi sistem kalikrein yang meningkatkan permeabilitas dinding kapiler. Kemudian terjadi ekstravasasi cairan intra ke ekstra vaskular.[1,2]

Kondisi tersebut mengakibatkan volume darah turun, ditandai dengan penurunan tekanan darah dan penurunan suplai oksigen ke organ dan jaringan. Akral tubuh akan terasa dingin karena peredaran darah lebih diutamakan ke organ-organ vital. Proses ekstravasasi yang berlanjut akan menyebabkan hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi, dan renjatan, sehingga pasien memasuki fase DSS.[1,2]

Tingkat Keparahan Demam Dengue

Beberapa teori yang menjelaskan tingkat keparahan infeksi virus dengue adalah antibody dependent enhancement, disregulasi sitokin, perubahan profil lipid, dan trombositopenia.

Antibody Dependent Enhancement

Tingkat keparahan DF berdasarkan hipotesis antibody dependent enhancement adalah infeksi virus dengue gejala berat karena kejadian infeksi sekunder. Di mana saat mengalami infeksi primer, sistem imun pasien akan memproduksi antibodi yang dapat mengikat dan menetralisir virus dengue dengan serotipe yang sama pada infeksi sekunder.[4-6]

Nama virus dengue disebut DENV, terdiri dari empat serotipe yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4. Jika infeksi sekunder disebabkan serotipe yang berbeda dengan infeksi primer, maka kondisi pasien dapat lebih buruk.[1,2,4,6]

Antibodi primer akan mengikat virus dengue dengan serotipe berbeda, tetapi tidak dapat menetralisir. Hal ini menyebabkan terbentuk kompleks virus-antibodi yang dapat masuk ke dalam sel yang memiliki reseptor Fcγ, seperti monosit, sel makrofag, dan sel dendritik. Replikasi virus akan meningkat dan viremia akan lebih berat.[4-6]

Disregulasi Sitokin

Antibodi virus dengue dapat mempromosikan virus dengue dengan serotipe berbeda  untuk masuk ke sel yang memiliki reseptor Fcγ. Kondisi ini akan mengaktivasi komplemen dan secara cepat memproduksi sitokin-sitokin, seperti tumor necrosis factor alpha (TNF-α) dan interferon gamma (IFN-γ). Sitokin berperan langsung pada sel endotel vaskular yang menyebabkan kebocoran plasma.[4,5]

Selain itu, bagian non-structural protein 1 (NS1) dari virus dengue dilaporkan dapat menginduksi migration inhibitory factor (MIF), yang berperan dalam degradasi glycocalyx dan meningkatkan permeabilitas dari endotel. Sehingga memperberat kebocoran plasma dan menyebabkan kondisi DSS.[4,5]

Perubahan Profil Lipid

Perubahan profil lipid dapat berperan dalam progresifitas terjadinya demam berdarah dengue. Kolesterol diperlukan untuk virus dengue masuk ke dalam sel manusia. High-density lipoproteins (HDL) memiliki efek imunomodulasi, yang dapat meregulasi inflamasi dan melawan hiperaktivitas inflamasi pada demam dengue. Sedangkan low-density lipoprotein (LDL) berhubungan dengan risiko DHF dan kebocoran plasma yang lebih berat.[4,5]

Trombositopenia

Mekanisme trombositopenia akibat DF sampai sekarang masih belum diketahui secara jelas. Namun, terdapat hipotesis peran imunologis yang menjadi dasar terjadinya trombositopenia. Dengue berat umumnya lebih sering ditemukan pada infeksi dengue serotipe DENV-2 dibandingkan serotipe lainnya.  Infeksi serotipe DENV-2 dapat mengaktivasi platelet, dengan bagian NS1 yang berikatan dengan toll-like receptor 4 (TLR4) pada platelet. Aktivasi platelet ini menyebabkan agregasi platelet pada endotelial.[4,5]

Platelet kemudian difagositosis oleh makrofag dan menyebabkan trombositopenia. Kondisi trombositopenia  menyebabkan gejala DHF. Selain itu, NS1 juga ditemukan dapat bereaksi silang dengan platelet dan sel endotel, sehingga terjadi kerusakan sel endotelial dan apoptosis sel.[4,5]

Referensi

1. Guzman MG, Gubler DJ, Izquierdo A, Martinez E, Halstead SB. Dengue infection. Nat Rev Dis Prim. 2016;2:1–26.
2. WHO. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever. WHO Regional Publication SEARO. 2011. 159–168.
3. World Health Organization. (‎2009)‎. Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control : new edition. World Health Organization. https://apps.who.int/iris/handle/10665/44188
4. Bhatt P, Sabeena SP, Varma M, Arunkumar G. Current understanding of Pathogenesis of Dengue Virus Infection. Current Microbiology. 2021; 78:17-32
5. Wang WH, Urbina AN, Chang MR, Assavalapsakul W, Lu PL, Chen YH, et al. Dengue hemorrhagic fever – A systematic literature review of current perspectives on pathogenesis, prevention and control. J Microbiol Immunol Infect. 2020;53(6):963–78.
6. Intansari US, Sukorini U, Sari SI. FCγII (CD32) Monosit di Infeksi Dengue Primer dan Sekunder. Indones J Clin Pathol Med Lab. 2015;22(1):42–7.

Pendahuluan Demam Dengue
Etiologi Demam Dengue

Artikel Terkait

  • Membedakan Infeksi Bakteri dan Virus dengan Tes Host Protein Assay
    Membedakan Infeksi Bakteri dan Virus dengan Tes Host Protein Assay
  • Manajemen Dengue Pada Infant
    Manajemen Dengue Pada Infant
  • Akurasi Pengukuran Suhu Tubuh
    Akurasi Pengukuran Suhu Tubuh
  • Manfaat Demam: Tunda atau Turunkan dengan Cepat?
    Manfaat Demam: Tunda atau Turunkan dengan Cepat?
  • Pemeriksaan NS1 vs IgM-IgG untuk Diagnosis Dengue
    Pemeriksaan NS1 vs IgM-IgG untuk Diagnosis Dengue

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 22 Maret 2025, 14:06
DSS tanpa perubahan vital sign
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter. Ijin bertanya dok, apakah bisa dok terjadi DSS namun vital sign normal?Ada ps 15 thn datang dengan keluhan lemas dan batuk sejak kemarin, demam...
dr.Anindita Farah Yuwana
Dibalas 05 Februari 2025, 20:12
Kortikosteroid untuk pasien DHF yang sudah rawat jalan di FKTP
Oleh: dr.Anindita Farah Yuwana
2 Balasan
Alo dokter. Saya dokter internship di Puskesmas. Saya memiliki pasien perempuan usia 26 tahun post rawat inap dengan DHF yang rawat jalan di puskesmas....
ASMI-02-0184.pdf
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 28 Januari 2025, 08:51
Cegah dan Atasi Dehidrasi akibat Demam dengan Cairan Oral Isotonik
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
3 Balasan
ALO Dokter.Dehidrasi yang tidak ditangani dengan optimal dapat menyebabkan komplikasi klinis, sehingga dehidrasi wajib untuk dicegah. Penyebab dehidrasi di...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.