Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Ebola general_alomedika 2023-05-03T14:45:17+07:00 2023-05-03T14:45:17+07:00
Ebola
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Ebola

Oleh :
dr. Rendy Singgih
Share To Social Media:

Diagnosis ebola virus disease (EVD) sulit ditegakan jika hanya melihat gejala dan tanda berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosis pasti diperlukan pemeriksaan penunjang, yaitu uji ELISA (antigen-capture-enzyme-linked-immunosorbent assay), PCR (polymerase chain reaction), dan antibodi IgM-IgG untuk mendeteksi virus ebola.

Anamnesis

Dari anamnesis, pasien umumnya mengeluhkan gejala infeksi virus, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri perut, fatigue, mual, muntah, dan diare. Tanda pendarahan juga dapat dikeluhkan, misalnya epistaksis, konjungtiva hemoragik, dan gusi berdarah.[1,2]

Pertanyaan penting saat anamnesis pasien yang terinfeksi EVD adalah apakah mempunyai riwayat berkunjung ke daerah endemis Afrika Barat. EVD dicurigai dapat menularkan seseorang yang berkunjung ke daerah endemis selama rata-rata 8‒10 hari, dan gejala akan muncul 6‒21 hari setelah kunjungan.[1,2]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pasien EVD akan tampak sakit sedang/berat, demam, nyeri tekan abdomen, konjungtiva hemoragik, dan lesi kulit seperti hematoma, purpura, atau petekie. Dapat ditemukan juga tanda dehidrasi, seperti mulut kering, turgor kembali lambat, mata cekung dan kering, serta takikardia.[1,2]

Diagnosis Banding

Gejala infeksi awal dapat menyerupai berbagai penyakit infeksi lainnya, seperti influenza, malaria, tifoid, hepatitis fulminan, sepsis, atau salmonellosis non typhoid. Gejala dan tanda klinis tidak dapat membedakan EVD dengan penyakit lain, diperlukan pemeriksaan penunjang yang mendukung.[1,2]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostik untuk mengonfirmasi EVD disesuaikan dengan durasi pasien terinfeksi, yaitu:

  • Pada rentang waktu setelah terinfeksi dapat dilakukan tes diagnostik antigen ELISA, IgM ELISA, atau PCR
  • Pada tahap akhir atau setelah pemulihan dapat dilakukan tes antibodi IgG dan IgM
  • Pada jenazah pasien dapat dilakukan tes Immunohistochemistry dan PCR[1,2,9]

WHO merekomendasikan tes diagnostic automatic atau semi-automated nucleic acid tests (NATs) sebagai pemeriksaan diagnostik baku emas. Untuk skrining masyarakat dapat dilakukan tes deteksi antigen atau antibodi cepat. Saat hasil tes cepat reaktif, maka harus dilanjutkan dengan pemeriksaan diagnostik baku emas untuk menegakan diagnosis ebola.[2]

Referensi

1. Outbreaks. Ebola (Ebola Virus Disease). CDC.gov. 2021 https://www.cdc.gov/vhf/ebola/outbreaks/index-2018.html
2. Ebola virus disease. WHO. 2021. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/ebola-virus-disease
9. National Center for Emerging and Zoonotic Infectious Disease. Ebola fact sheet: Ebola hemorrhagic fever. Center for Disease Control. 2014.

Epidemiologi Ebola
Penatalaksanaan Ebola

Artikel Terkait

  • Pengembangan Vaksin mRNA dan Kegunaannya di Masa Depan
    Pengembangan Vaksin mRNA dan Kegunaannya di Masa Depan
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 17 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.