Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Salmonellosis monika-natalia 2024-03-18T09:48:21+07:00 2024-03-18T09:48:21+07:00
Salmonellosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Salmonellosis

Oleh :
dr.Kezia Eirene Simanjuntak
Share To Social Media:

Penatalaksanaan salmonellosis adalah terapi suportif karena penyakit ini bersifat swasirna pada kebanyakan kasus. Rehidrasi umumnya diperlukan karena gejala utama salmonellosis adalah diare.

Antibiotik tidak direkomendasikan untuk diberikan secara rutin. Antibiotik dapat dipertimbangkan pada pasien imunokompromais, berusia di atas 50 tahun, pasien dengan gejala yang berat (misalnya diare lebih dari 10 kali sehari), pasien dengan demam tinggi atau persisten, dan lansia.[1]

Terapi Simptomatik

Kebanyakan kasus salmonellosis bersifat swasirna. Pasien dapat diberikan terapi untuk meringankan gejalanya. Metamizole dan ibuprofen dapat bermanfaat sebagai antipiretik dan analgesik.

Pada dewasa, dosis metamizole adalah 0,5 hingga 1 g diberikan 3-4 kali sehari. Pada anak usia 3 bulan ke atas, dosis metamizole drops adalah 8-16 mg/kg, dapat diulangi apabila perlu hingga 3-4 kali sehari.[12]

Sementara itu, dosis ibuprofen dewasa adalah 200 mg setiap 4-6 jam dengan dosis maksimal 1200 mg per hari. Pada anak, dosis yang digunakan berkisar 4-10 mg/kg/dosis, dapat diberikan setiap 6-8 jam.[13]

Selain itu, pasien dewasa dapat diberikan obat diare, seperti loperamide. Loperamide memiliki efek antimotilitas dan antisekretorik, yang dapat menurunkan volume feses secara signifikan pada infeksi non-kolera. Pada dewasa, dosis inisial loperamide adalah 4 mg, diikuti 2 mg setiap setelah buang air hingga maksimal 5 hari.[14]

Rehidrasi

Salah satu hal yang perlu dihindari dalam penyakit salmonellosis adalah terjadinya dehidrasi. Saat datang, pasien perlu dikelompokkan berdasarkan kondisi klinisnya ke dalam kelompok tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan-sedang, maupun dehidrasi berat.

Pada pasien tanpa dehidrasi maupun dehidrasi ringan-sedang, rehidrasi cairan dapat dimulai per oral menggunakan oralit setiap kali pasien buang air besar. Jumlah cairan oralit yang dianjurkan adalah 50-100 ml untuk usia di bawah 2 tahun, 100-200 ml untuk usia 2-9 tahun, dan sesuai permintaan pasien pada usia 10 tahun ke atas.

Pada pasien dehidrasi berat maupun syok, rehidrasi dapat langsung diberikan melalui jalur intravena. Jenis cairan yang dianjurkan adalah Ringer laktat. Cairan dapat diberikan secara bolus dengan dosis 20 mg/kg. Tambahkan cairan sesuai kebutuhan sambil memantau respon klinis. Bila pasien membaik dan bisa mentoleransi asupan oral, lakukan rehidrasi per oral.[19]

Medikamentosa

Pemberian antibiotik pada pasien salmonellosis hanya dianjurkan pada kelompok tertentu, yaitu:

  • Pasien imunokompromais, lansia, atau balita
  • Pasien berusia lebih dari 50 tahun dengan penyakit jantung, pembuluh darah, maupun kelainan sendi yang bermakna
  • Pasien dengan gejala berat (diare sebanyak 9 kali atau lebih per hari, demam tinggi yang persisten, dan membutuhkan rawat inap)

Antibiotik yang dianjurkan sebagai tata laksana pada populasi dewasa adalah golongan fluorokuinolon. Hanya saja, pada beberapa daerah yang memiliki angka resistensi tinggi terhadap golongan fluorokuinolon, termasuk Asia, pilihan antibiotiknya adalah azithromycin. Apabila penggunaan azithromycin tidak memungkinkan, maka ceftriaxone dapat digunakan sebagai alternatif.[1,4]

Referensi

1. CDC. Information for Healthcare Professionals and Laboratories. 2022. https://www.cdc.gov/salmonella/general/technical.html
4. CDC. Salmonella: Advice to Clinicians Final Update. 2022, https://www.cdc.gov/Salmonella/infantis-10-18/advice.html
12. MIMS. Metamizole. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/metamizole
13. MIMS. Ibuprofen. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ibuprofen
14. Badan POM RI. Loperamid Hidroklorida. 2015. https://pionas.pom.go.id/monografi/loperamid-hidroklorida
19. Aghsaeifard Z, Heidari G, Alizadeh R. Understanding the use of oral rehydration therapy: A narrative review from clinical practice to main recommendations. Health Sci Rep. 2022 Sep 11;5(5):e827. doi: 10.1002/hsr2.827. PMID: 36110343; PMCID: PMC9464461.

Diagnosis Salmonellosis
Prognosis Salmonellosis

Artikel Terkait

  • Membedakan Infeksi Bakteri dan Virus dengan Tes Host Protein Assay
    Membedakan Infeksi Bakteri dan Virus dengan Tes Host Protein Assay
  • Akurasi Tes Widal dan Tubex untuk Diagnosis Tifoid
    Akurasi Tes Widal dan Tubex untuk Diagnosis Tifoid
  • Manfaat dan Keamanan Vaksin Tifoid
    Manfaat dan Keamanan Vaksin Tifoid
  • Tes Widal Sebagai Pemeriksaan Awal Demam Tifoid: Masihkan Bermanfaat?
    Tes Widal Sebagai Pemeriksaan Awal Demam Tifoid: Masihkan Bermanfaat?
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 April 2025, 00:57
Apa diet yang tepat untuk pasien tifoid dengan gejala konstipasi?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya. Untuk pasien demam tifoid dengan gejala konstipasi, diet seperti apa yang dianjurkan ya dok? Apakah tetap dianjurkan untuk diet...
Anonymous
Dibalas 07 November 2024, 15:36
Apakah penyakit typhoid fever selalu ada gejala gastrointestinal?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin konsul apakah pasien penderita tipes selalu ada gejala GI seperti diare atau konstipasi pada minggu pertama infeksi, atau bisa tanpa gejala...
dr.Harimurti Listianto
Dibalas 06 November 2024, 18:35
Metilprednisolon pada pasien dengan demam tifoid
Oleh: dr.Harimurti Listianto
4 Balasan
Halo dok, saya ada pasien dewasa, berobat di klinik pratama, dengan riwayat TF yg sudah diderita selama sekitar 2 mgg ini. Setelah terapi cefixime 200mg 2x1...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.