Diagnosis TB MDR
Penegakan diagnosis tuberkulosis multidrug-resistant atau TB MDR utamanya dilakukan melalui pemeriksaan penunjang tes cepat molekuler (TCM) untuk mendeteksi adanya resistensi obat terhadap rifampicin dan isoniazid. TB MDR perlu dicurigai pada pasien dengan faktor risiko yang menyebabkan pasien lebih rentan terkena TB MDR, ataupun pada pasien yang tidak respon dengan terapi konvensional.
Anamnesis
Anamnesis pada pasien TB MDR sama dengan pasien tuberkulosis pada umumnya. Pasien dapat datang dengan keluhan batuk lama dengan dahak yang dapat berwarna kuning kehijauan hingga disertai flek darah. Pasien dapat mengeluhkan penurunan berat badan, demam, keringat malam hari, nyeri dada, dan kelelahan. Pasien juga dapat datang dengan keluhan gejala yang tidak kunjung membaik meskipun telah selesai atau masih mengonsumsi obat antituberkulosis (OAT).
Pada infeksi ekstrapulmonal, keluhan akan menyesuaikan dengan lokasi infeksi dan dapat disertai dengan penurunan kesadaran, benjolan, maupun lesi pada kulit. Anamnesis juga perlu menggali riwayat pengobatan yang dialami pasien, terutama riwayat konsumsi OAT sebelumnya, riwayat paparan dengan pasien tuberkulosis, riwayat penyakit komorbid terutama infeksi HIV, riwayat kebiasaan, hingga status sosioekonomi.[3,6-8]
Referensi
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)