Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Agorafobia general_alomedika 2022-06-29T14:50:18+07:00 2022-06-29T14:50:18+07:00
Agorafobia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Agorafobia

Oleh :
dr. Audrey Amily
Share To Social Media:

Diagnosis agorafobia didasarkan oleh temuan anamnesis tentang ketakutan atau rasa cemas hebat saat berada di berbagai kondisi nyata, maupun saat memikirkan kemungkinan terjadinya kondisi-kondisi tersebut. Contoh kondisi agorafobik, antara lain menggunakan kendaraan umum, berada di tempat terbuka, seperti lapangan parkir, berada di tempat tertutup, seperti pertokoan, atau meninggalkan rumah.

Anamnesis

Anamnesis pada agorafobia dilakukan untuk mengetahui adanya rasa takut berlebihan atau kecemasan untuk meninggalkan rumah, memasuki ruangan terbuka, misalnya lapangan parkir, jembatan, ruangan tertutup, seperti pertokoan atau bioskop, dan penggunaan transportasi umum.[5]

Rasa takut mungkin disebabkan karena pasien merasa tidak mampu untuk pergi atau menyelamatkan diri dari situasi-situasi yang menakutkan itu. Gejala yang menyerupai serangan panik, misalnya pusing, ingin pingsan, dan takut meninggal, juga kadang menyertai. Selain itu, ada juga rasa takut terhadap munculnya gejala yang dianggap memalukan dalam situasi yang ditakutkan, seperti muntah, diare, takut jatuh pada pasien lanjut usia, dan disorientasi pada anak-anak.[3,5]

Rasa takut dan cemas terjadi saat pasien berhadapan dengan situasi-situasi yang ditakuti, maupun saat memikirkan kemungkinan terjadinya situasi tersebut. Rasa takut ini menyebabkan pasien menghindari situasi tersebut, sehingga mengakibatkan gangguan aspek sosial, bersekolah, bekerja, maupun kegiatan lainnya. Lama terjadinya rasa takut atau cemas juga perlu ditanyakan. Pada agorafobia, rasa takut atau cemas setidaknya telah berlangsung selama 6 bulan.[3,5]

Riwayat masa kanak-kanak, seperti peristiwa tidak menyenangkan atau traumatis, mimpi buruk, serta keadaan keluarga yang kurang hangat dan sifat overprotective orang tua juga perlu ditanyakan.[5,6]

Pada agorafobia yang berat, pasien dapat benar-benar hanya diam di rumah dan sepenuhnya bergantung kepada orang lain untuk menolongkan melakukan kegiatan sehari-hari. Gangguan moral, gejala menyerupai depresi, serta penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang sebagai cara mengobati diri, juga kerap dijumpai.[3]

Pemeriksaan Fisik

Berbeda dengan gangguan panik atau gangguan cemas menyeluruh, pada agorafobia tidak ada temuan fisik yang bisa digunakan untuk membantu diagnosis. Dasar diagnosis adalah menggunakan wawancara psikiatrik pada anamnesis.[1]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding untuk agorafobia mencakup semua gangguan medis yang dapat menyebabkan kecemasan atau depresi. Beberapa diagnosis banding agorafobia, antara lain fobia spesifik, separation anxiety disorder, dan fobia sosial. Melalui wawancara psikiatri yang baik, agorafobia dapat dibedakan dengan diagnosis bandingnya.[3]

Fobia Spesifik

Meskipun bergejala serupa dengan agorafobia, diagnosis fobia spesifik lebih sesuai jika ketakutan atau rasa cemas disebabkan oleh 1 pencetus saja. Selain itu, faktor pembeda juga didapatkan pemikiran kognitif, misalnya rasa takut tidak disebabkan oleh munculnya gejala panik atau gejala memalukan, melainkan oleh rasa takut kecelakaan jika menaiki pesawat pada fobia terbang.[3]

Separation Anxiety Disorder

Pada separation anxiety disorder (SAD), rasa cemas muncul akibat takut berpisah atau kehilangan sosok yang berarti bagi pasien. Pasien dengan SAD akan menolak meninggalkan sosok yang berarti ini, sehingga menyebabkan gangguan dalam bersekolah, bekerja, maupun fungsi sosial lainnya.[3,4]

Fobia Sosial

Fokus rasa takut pada fobia sosial adalah karena kecemasan akan dinilai negatif oleh orang lain, dan perilaku menghindar yang muncul hanya terbatas pada situasi sosial. Pasien agorafobia akan menghindari situasi yang dianggap menakutkan, baik saat ada orang lain maupun tidak ada. Pada fobia sosial, pasien akan merasa lebih nyaman memasuki situasi sosial saat tidak ada kehadiran orang lain.[3,6]

Pemeriksaan Penunjang

Meski tidak rutin dilakukan, beberapa pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan hormon tiroid, glukosa darah, atau elektrokardiografi (EKG) dapat dikerjakan. Pemeriksaan penunjang berguna untuk menyingkirkan diagnosis banding, terutama untuk kondisi medis yang tidak disebabkan gangguan jiwa.[4]

Alat Pemeriksaan

Evaluasi agorafobia diperlukan untuk merencanakan pengobatan dan menilai respon pengobatan. Data menunjukkan penilaian secara dimensional lebih bermanfaat secara klinis dibandingkan kategorikal, terutama untuk mengetahui derajat keparahan penyakit di awal. Pemeriksaan yang telah digunakan di Indonesia adalah Skala Panik dan Agorafobia.

Alat pemeriksaan ini dapat dikerjakan pasien pada waktu luangnya, tidak harus di tempat pemeriksaan dokter, kemudian dikumpulkan saat kunjungan follow-up. Sistem penilaian alat-alat ini juga relatif mudah. Beberapa alat pemeriksaan lain, tetapi belum tersedia di Indonesia, di antaranya:

  • Fear Questionnaire untuk agorafobia

  • The Severity Measure for Agoraphobia, terdiri atas 10 pertanyaan yang dapat diisi sendiri tentang seberapa sering gejala muncul, dan respon pasien terhadap gejala, misalnya perilaku menghindar, atau strategi penyesuaian

  • The Oxford Agoraphobic Avoidance Scale, terdiri atas 8 pertanyaan yang dapat diisi sendiri, dan akan menunjukkan skor, serta cut off klinis untuk derajat keparahan perilaku menghindar dan kesulitan yang terjadi akibat situasi spesifik, contohnya berdiri sendirian di luar rumah selama 5 menit

  • The Agoraphobic Cognitions Scale menilai kesamaan karakteristik antara pasien agorafobia

  • The Anxiety Sensitivity Index, merupakan alat untuk mengukur level sensitivitas terhadap ansietas[16–21]

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang bisa dilakukan, antara lain:

  • Fungsi tiroid, untuk mendeteksi hipotiroidisme atau hipertiroidisme

  • Glukosa darah puasa, untuk mengetahui hipoglikemia
  • Kalsium, untuk mendeteksi hiperparatiroidisme

  • Drug screen, untuk menyingkirkan ansietas yang disebabkan obat[4]

Elektrokardiografi

Terkadang, agorafobia dapat disertai gejala menyerupai panik, misalnya berdebar-debar. Elektrokardiografi (EKG) dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan infark miokardium atau aritmia.[4]

Kriteria Diagnosis

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5), diagnosis agorafobia perlu memenuhi beberapa kategori yang menjelaskan karakteristik gejala agorafobia.[3]

Kategori A

Terdapat ketakutan atau kecemasan yang nyata tentang dua atau lebih dari lima kelompok situasi di bawah ini:

  • Menggunakan transportasi umum, misalnya, bus, kereta api, mobil, pesawat
  • Berada di ruang terbuka, misalnya, taman, pusat perbelanjaan, tempat parkir
  • Berada di ruang tertutup, misalnya, toko, lift, teater
  • Dalam keramaian atau berdiri dalam antrian
  • Keluar dari rumah[3]

Kategori B

Rasa takut disebabkan oleh keyakinan bahwa akan sulit untuk keluar dari situasi tersebut, serta tidak adanya bantuan jika terjadi gejala menyerupai panik, maupun gejala yang memalukan, misalnya pasien lanjut usia takut jatuh atau mengalami inkontinensia.[3]

Kategori C

Situasi agorafobik hampir selalu menyebabkan rasa takut atau kecemasan.[3]

Kategori D

Situasi agorafobik dihindari secara aktif, membutuhkan teman jika harus berhadapan dengan situasi tersebut, atau bertahan dalam situasi yang ditakuti dengan rasa takut yang hebat.[3]

Kategori E

Rasa takut atau kecemasan jauh lebih besar, dibanding bahaya yang sesungguhnya mungkin terjadi, atau dibandingkan dengan konteks sosiokultural.[3]

Kategori F

Ketakutan atau kecemasan dirasakan terus-menerus dan berlangsung setidaknya 6 bulan.[3]

Kategori G

Rasa takut, kecemasan, atau perilaku menghindar menyebabkan hendaya pada aspek sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.[3]

Kategori H

Jika pasien menderita gangguan kesehatan lain, misalnya inflammatory bowel disease, atau penyakit Parkinson, rasa takut yang muncul terhadap penyakit sangat berlebihan.[3]

Kategori I

Rasa takut dan kecemasan yang terjadi tidak disebabkan oleh gangguan jiwa lainnya. Sebagai contoh, tidak berkaitan secara khusus dengan keadaan spesifik, seperti pada fobia spesifik, kondisi sosial, seperti pada fobia sosial, perilaku obsesif, seperti pada gangguan obsesi-kompulsif, adanya perasaan defek fisik, seperti pada body dysmorphic disorder, peristiwa traumatik, seperti pada posttraumatic stress disorder, atau rasa takut berpisah, seperti pada separation anxiety disorder.[3]

Referensi

1. Balaram K, Marwaha R. Agoraphobia. StatPearls. 2021 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554387/
3. American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual of mental disorders. 5th ed. Arlington, VA: American Psychiatric Association; 2013.
4. Preda A. Phobic Disorders. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/288016-overview#a1
5. Penninx BW, Pine DS, Holmes EA, Reif A. Anxiety disorders. Lancet. 2021 Mar 6;397(10277):914-927. doi: 10.1016/S0140-6736(21)00359-7.
6. McCabe RE. Agoraphobia in adults: Epidemiology, pathogenesis, clinical manifestations, course, and diagnosis. UpToDate. 2018. https://www.uptodate.com/contents/agoraphobia-in-adults-epidemiology-pathogenesis-clinical-manifestations-course-and-diagnosis?search=agoraphobia&source=search_result&selectedTitle=1~33&usage_type=default&display_rank=1#H899377
16. Pawluk E, Musielak N, Milosevic I. An evaluation of the Diagnostic Assessment Research Tool (DART) Screener for DSM-5 disorders. J Psychopathol Behav Assess. 2021.
17. Schneider LH, Pawluk EJ, Milosevic I, et al. The Diagnostic Assessment Research Tool in action: A preliminary evaluation of a semistructured diagnostic interview for DSM-5 disorders. Psychol Assess 2022; 34:21.
18. Pawluk E, Musielak N, Milosevic I. An evaluation of the Diagnostic Assessment Research Tool (DART) Screener for DSM-5 disorders. J Psychopathol Behav Assess 2021.
19. Schmidt NB, Cromer KR. Assessing the clinical utility of agoraphobia in the context of panic disorder. Depress Anxiety 2008; 25:158.
20. Chambless DL, Sharpless BA, Rodriguez D, et al. Psychometric properties of the mobility inventory for agoraphobia: convergent, discriminant, and criterion-related validity. Behav Ther 2011; 42:689.
21. Lambe S, Bird JC, Loe BS, et al. The Oxford Agoraphobic Avoidance Scale. Psychol Med 2021.

Epidemiologi Agorafobia
Penatalaksanaan Agorafobia
Diskusi Terkait
dr.Peter Fernando
Dibuat 07 September 2023, 08:46
Mnemonic #34 : Gejala Agorafobia
Oleh: dr.Peter Fernando
0 Balasan
R - Rasa takut berlebihan akan Ruang terbuka atau keramaianA - Avoidance behavior (perilaku menghindar)M - Merasa kebingungan atau Mudah panikA - Anxiety...
dr.Tri Ratnawati
Dibuat 17 Juli 2023, 06:41
Mnemonic fobia
Oleh: dr.Tri Ratnawati
0 Balasan
F-Fearing- Ketakutan yang dialami seorang individuO-Object- objek yang sering dijumpai dalam fobia spesifik seperti air, kuman, kucing, anjing, api, dkkB-...
dr. Reren Ramanda
Dibalas 27 Desember 2021, 12:55
Terapi kasus Fobia pada pasien anak
Oleh: dr. Reren Ramanda
7 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, apakah fobia yang dialami oleh anak-anak itu perlu untuk diterapi atau akan membaik seiring perkembangan emosional anak tersebut?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.