Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Gangguan Skizoafektif general_alomedika 2023-06-10T10:16:16+07:00 2023-06-10T10:16:16+07:00
Gangguan Skizoafektif
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Gangguan Skizoafektif

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Penatalaksanaan gangguan skizoafektif biasanya menggunakan kombinasi farmakoterapi dan psikoterapi. Regimen farmakoterapi utama yang digunakan adalah antipsikotik, mood stabilizer, dan antidepresan. Rawat inap diindikasikan bila pasien membahayakan diri sendiri atau lingkungan, termasuk apabila pasien tidak mampu melakukan fungsi sehari-hari dengan baik.[3,5]

Sebuah studi menunjukkan bahwa kombinasi clozapine, long term injectable antipsychotic, dan mood stabilizer menghasilkan luaran terbaik untuk gangguan skizoafektif. Sementara itu, penggunaan quetiapine dan benzodiazepine memberi luaran terburuk dari seluruh regimen terapi yang diikutkan dalam studi.[15]

Antipsikotik

Obat golongan antipsikotik digunakan untuk mengatasi psikosis dan perilaku agresif pada pasien dengan gangguan skizoafektif. Gejala lain yang diatasi dengan obat antipsikotik adalah waham, halusinasi, gejala negatif, disorganisasi pembicaraan dan perilaku.[3,8]

Antipsikotik yang direkomendasikan untuk gangguan skizoafektif adalah antipsikotik atipikal, meskipun golongan tipikal juga bisa digunakan.  Antipsikotik yang secara spesifik disetujui untuk indikasi gangguan skizoafektif oleh FDA adalah paliperidone. Antipsikotik lain yang bisa digunakan adalah risperidone, olanzapine, quetiapine, ziprasidone, aripiprazole, dan haloperidol. Clozapine menjadi pilihan terakhir untuk kasus-kasus refrakter.[3,5,8]

Pada pasien dengan gangguan skizoafektif, sering ditemukan masalah dalam kepatuhan minum obat. Pada kondisi seperti ini, maka bisa diberikan injeksi antipsikotik long acting dari golongan antipsikotik atipikal, misalnya paliperidone.[8,14]

Mood Stabilizer

Mood stabilizer diindikasikan pada pasien-pasien yang mengalami gejala berupa perhatian mudah beralih, perilaku berisiko, kebesaran, flight of ideas, hiperaktivitas, penurunan kebutuhan tidur, dan logorea. Mood stabilizer juga diindikasikan bila pasien mempunyai riwayat gejala manik atau hipomania. Obat golongan ini yang bisa digunakan pada gangguan skizoafektif adalah lithium, asam valproat, carbamazepine, oxcarbazepine, dan lamotrigine.[3,13]

Antidepresan

Pemberian antidepresan diindikasikan pada pasien yang menunjukkan gejala-gejala depresi. Sebelum mempertimbangkan pemberian antidepresan, maka diagnosis gangguan bipolar harus disingkirkan terlebih dahulu karena penggunaan antidepresan pada pasien gangguan bipolar berisiko menimbulkan eksaserbasi gejala manik dan peningkatan risiko bunuh diri.

Antidepresan yang direkomendasikan adalah golongan selective-serotonin reuptake inhibitor (SSRI) yang mempunyai risiko efek samping lebih ringan dan bisa ditoleransi pasien bila dibandingkan antidepresan trisiklik dan selective norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI). SSRIs yang bisa digunakan adalah fluoxetine, sertraline, citalopram, escitalopram, paroxetine, dan fluvoxamine.[3,6]

Psikoterapi

Psikoterapi bisa membantu pemulihan pasien dengan gangguan skizoafektif. Psikoterapi yang bisa diberikan pada pasien dengan gangguan skizoafektif mencakup terapi individual, terapi kelompok atau keluarga, dan psikoedukasi. Tujuan dari terapi ini adalah untuk memulihkan keterampilan sosial pasien, memperbaiki fungsi kognitif, dan mencegah kemungkinan relaps/rehospitalisasi.[3,6]

Electroconvulsive Therapy (ECT)

Electroconvulsive therapy (ECT) sebaiknya menjadi pilihan terakhir pada kasus-kasus gangguan skizoafektif yang resisten terhadap terapi atau harus diredakan gejalanya dengan cepat. Indikasi ECT pada pasien gangguan skizoafektif adalah gejala katatonik dan agresi.[3,8]

Referensi

3. Wy TJP, Saadabadi A. Schizoaffective Disorder. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541012/
5. Kesserwani J, Kadra G, Downs J, Shetty H, MacCabe JH, Taylor D, et al. Risk of readmission in patients with schizophrenia and schizoaffective disorder newly prescribed clozapine. J Psychopharmacol, 2019.33:449–58.
6. Brannon GE. Schizoaffective Disorder: Practice Essentials, Background, Pathophysiology and Etiology. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/294763-overview
8. Miller J, Black DW. Schizoaffective disorder: A challenging diagnosis. Current Psychiatry. 2020 August;19(8):30-37. https://www.mdedge.com/psychiatry/article/226297/schizophrenia-other-psychotic-disorders/schizoaffective-disorder
13. Parker G. How Well Does the DSM-5 Capture Schizoaffective Disorder? Can J Psychiatry 2019;64:607–10.
14. Bossie CA, Turkoz I, Alphs L, Mahalchick L, Fu DJ. Paliperidone Palmitate Once-Monthly Treatment in Recent Onset and Chronic Illness Patients With Schizoaffective Disorder. J Nerv Ment Dis, 2017;205:324–8. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5380018/
15. Lintunen J, Taipale H, Tanskanen A, Mittendorfer-Rutz E, Tiihonen J, Lähteenvuo M. Long-Term Real-World Effectiveness of Pharmacotherapies for Schizoaffective Disorder. Schizophr Bull. 2021 Jul 8;47(4):1099-1107. doi: 10.1093/schbul/sbab004. PMID: 33533399; PMCID: PMC8266596.

Diagnosis Gangguan Skizoafektif
Prognosis Gangguan Skizoafektif
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Tatalaksana yang tepat untuk kembung pada bayi usia 3 bulan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter. Obat kembung pasa bayi usia 3 bulan apa yg aman dok? apakah cukup dengan pijat ILU dan gerakan mengayuh sepeda saja?
dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
Dibalas 3 jam yang lalu
Ayo Cukupkan SKP Anda Sekarang!
Oleh: dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
4 Balasan
Kepada sejawat dokter pengguna Alomedika,Sudahkah Anda mencukupkan SKP (Satuan Kredit Profesi) untuk perpanjang SIP?Yuk, maksimalkan kesempatan ini...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas kemarin, 10:22
ALOPALOOZA - Alomedika Point Bonanza Bidang Trauma (21-27 Mei 2025)
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter! Sudah minggu ketiga, tapi masih belum ikuti ALOPALOOZA (ALOMEDIKA POINT BONANZA)?!? Rugi banget! Jangan kelewatan lagi, dan segera ikuti...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.