Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Gangguan Skizoafektif general_alomedika 2023-01-03T08:14:25+07:00 2023-01-03T08:14:25+07:00
Gangguan Skizoafektif
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Gangguan Skizoafektif

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Diagnosis gangguan skizoafektif ditegakkan bila ada gejala skizofrenia dan gangguan afektif yang jelas yang muncul bersamaan atau dengan jeda dalam beberapa hari, dalam satu episode penyakit yang sama, dan ketika episode penyakit ini tidak memenuhi kriteria baik untuk skizofrenia, episode depresi, atau mania. Kriteria diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis ICD-X atau DSM-5.[3,6]

Anamnesis

Anamnesis yang lengkap dan menyeluruh mengenai tanda dan gejala yang dialami pasien, termasuk riwayat perjalanan gejala-gejala yang dialami sangat penting dalam penegakan diagnosis. Wawancara dilakukan pada pasien dan keluarganya, termasuk penelusuran riwayat gangguan psikiatri dan pengobatan sebelumnya.[3,6,8,13]

Wawancara sebaiknya dilakukan dengan hati-hati untuk menggali gejala-gejala yang terdapat dalam kriteria diagnosis dalam ICD-11 atau DSM-5. Hal ini karena diagnosis yang tepat sangat mempengaruhi farmakoterapi yang akan diberikan.[1–3]

Gejala yang harus pertama kali ditegakkan adalah adanya gejala-gejala schizophrenia yang konsisten. Untuk kecurigaan ke arah tipe depresi, perlu ditanyakan adanya mood yang depresif, penurunan energi, dan kehilangan minat. Untuk kecurigaan ke arah tipe manik, perlu ditanyakan mengenai mood yang ekspansif, euforia, iritabilitas, peningkatan aktivitas atau energi.[1,2]

Pemeriksaan Fisik

Tidak ada pemeriksaan khusus untuk gangguan skizoafektif. Namun, observasi perilaku dan keadaan fisik pasien mungkin bisa memberikan petunjuk episode yang dialami oleh pasien. Pasien dengan tipe depresi akan menunjukkan perilaku khas depresif dan begitu pula untuk tipe bipolar.[8]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding gangguan skizoafektif mencakup schizophrenia, gangguan bipolar, dan depresi dengan ciri psikotik.

Schizophrenia

Pada gangguan skizoafektif, minimal terdapat periode 2 minggu dimana ada gejala psikotik tanpa disertai adanya gejala gangguan afektif. Namun, harus ada dominasi gejala gangguan afektif berat pada sebagian besar durasi sakit. Bila ada dominasi gejala psikotik pada sebagian besar durasi sakit, maka diagnosis lebih condong ke schizophrenia.[1,3]

Depresi Berat dengan Gejala Psikotik

Pada episode depresi berat dengan gejala psikotik, gejala psikotik terjadi saat ada gejala gangguan afektif, tidak pernah ada periode dimana ada gejala psikotik tanpa disertai adanya gejala gangguan afektif.[1,3]

Gangguan Bipolar

Sama seperti pada depresi berat dengan gejala psikotik, pada gangguan bipolar gejala psikotik hanya terjadi ketika terdapat gejala manik atau depresi berat. Tidak ada periode dimana ada gejala psikotik tanpa adanya gejala gangguan afektif.[1,3]

Gangguan Kepribadian

Gangguan kepribadian, khususnya skizotipal, paranoid, dan ambang, bisa mempunyai manifestasi mirip dengan gangguan skizoafektif. Gangguan ini bisa menunjukkan adanya mood yang labil, tapi tanpa adanya gejala-gejala psikotik.[1,8]

Penyalahgunaan Zat

Baik gejala putus zat maupun perubahan perilaku akibat penggunaan zat bisa mempunyai gejala mirip dengan gangguan skizoafektif. Yang membedakan adalah bahwa gejala-gejala yang ditemukan hanya muncul ketika zat dikonsumsi atau dihentikan mendadak.[1,8]

Pemeriksaan Penunjang

Tidak ada pemeriksaan laboratorium atau penunjang biologis yang bisa membantu menegakkan diagnosis gangguan skizoafektif. Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan sesuai indikasi, misalnya untuk menyingkirkan kemungkinan penyalahgunaan zat.[1]

Kriteria Diagnostik ICD-11

Kriteria diagnostik berdasarkan ICD-11 adalah:

  • Semua kriteria diagnostik schizophrenia terpenuhi bersama kriteria diagnostik untuk depresi sedang atau berat, episode manik, atau campuran. Untuk tipe depresi, maka gejala mood depresif harus ada, bukan hanya penurunan energi atau minat.
  • Onset dari gejala-gejala schizophrenia bisa simultan atau muncul berselisih beberapa hari
  • Durasi dari gejala-gejala yang dialami minimal 1 bulan untuk gejala psikotik maupun afektif
  • Gejala-gejala yang timbul bukan manifestasi dari kondisi medis lain atau efek dari obat atau zat yang mempengaruhi sistem saraf pusat.[2]

Kriteria Diagnostik DSM-5

Kriteria diagnostik gangguan skizoafektif berdasarkan DSM-5 adalah:

  • Adanya periode sakit tanpa jeda yang di dalamnya terdapat episode gangguan afektif (depresi berat atau manik) bersamaan dengan kriteria gejala utama untuk schizophrenia.
  • Waham atau halusinasi ditemukan selama 2 minggu atau lebih dalam perjalanan penyakitnya, ketika tidak ada gejala-gejala episode gangguan afektif.
  • Gejala-gejala yang memenuhi kriteria gangguan afektif berat ditemukan pada sebagian besar durasi aktif dan residual dari perjalanan penyakit
  • Gejala-gejala yang ditemukan bukan merupakan akibat dari penggunaan zat atau kondisi medis lainnya

Kriteria berdasarkan DSM-5 perlu dispesifikkan apakah termasuk:

  • Tipe bipolar, apabila ditemukan episode manik sebagai bagian dari gejala. Bisa juga ditemukan adanya depresi berat
  • Tipe depresif, apabila hanya ditemukan episode depresi sebagai bagian dari gejala.[1]

Referensi

1. APA. Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.) TR (Text revision). Arlington VA: American Psychiatric Publishing; 2022.
2. WHO. International Classification of Disease 11 for Mortality and Morbidity Statistic. 2019. https://icd.who.int/browse11/l-m/en
3. Wy TJP, Saadabadi A. Schizoaffective Disorder. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541012/
6. Brannon GE. Schizoaffective Disorder: Practice Essentials, Background, Pathophysiology and Etiology. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/294763-overview
8. Miller J, Black DW. Schizoaffective disorder: A challenging diagnosis. Current Psychiatry. 2020 August;19(8):30-37. https://www.mdedge.com/psychiatry/article/226297/schizophrenia-other-psychotic-disorders/schizoaffective-disorder
13. Parker G. How Well Does the DSM-5 Capture Schizoaffective Disorder? Can J Psychiatry 2019;64:607–10.

Epidemiologi Gangguan Skizoafektif
Penatalaksanaan Gangguan Skizoaf...
Diskusi Terbaru
dr. Ade Wijaya SpN
Dibalas kemarin, 14:17
Fitur Ulasan Pasien di dalam MyPatient - Aplikasi Alomedika
Oleh: dr. Ade Wijaya SpN
7 Balasan
AlodokterSekarang ada option respon terhadap ulasan pasien.Ini fungsinya apa ya?Mohon info.Terima kasih.
Anonymous
Dibalas kemarin, 08:02
Suplemen Ibu Hamil apakah perlu tambah suplemen kalsium dan Fe
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, apakah konsumsi folamil untuk bumil sudah cukup? atau perlu tambah suplemen kalsium atau fe dari luar? 🙏
dr.Suyanti, Sp.T.H.T.B.K.L
Dibalas kemarin, 08:13
Benda Asing Hipofaring- ALOPALOOZA THT-KL
Oleh: dr.Suyanti, Sp.T.H.T.B.K.L
4 Balasan
pasien wanita 52 tahun, datang dengan keluhan nyeri serta sulit saat menelan dan terasa tertusuk kurang lebih 1 jam setelah mengkonsumsi oncom..dilakukan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.