Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Bronkiektasis general_alomedika 2023-06-14T11:08:30+07:00 2023-06-14T11:08:30+07:00
Bronkiektasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Bronkiektasis

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Penatalaksanaan bronkiektasis atau bronchiectasis mencakup klirens saluran napas, pemberian antibiotik, dan pembedahan. Tujuan penatalaksanaan bronkiektasis adalah untuk mencegah eksaserbasi, menurunkan gejala klinis, meningkatkan kualitas hidup, dan menghambat progresivitas penyakit. Pendekatan terapi adalah upaya memperkuat sistem klirens mukosiliar, mengurangi inflamasi saluran napas, dan eradikasi bakteri.

Klirens Saluran Pernapasan

Klirens saluran pernapasan dilakukan dengan menyingkirkan sekresi purulen dari saluran pernapasan, yang berfungsi menurunkan inflamasi dan gejala. Klirens saluran pernapasan dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik fisioterapi dan agen inhalasi. Metode ini disarankan dilakukan selama 15–40 menit sebanyak 2–3 kali sehari.[2,5,14]

Teknik Fisioterapi

Fisioterapi dada disarankan pada pasien yang batuk produktif kronis. Teknik ekspansi toraks dengan inspirasi dalam dilakukan untuk mengekspansi alveoli, diikuti ekspirasi untuk mendorong sputum ke saluran pernapasan yang lebih besar. Teknik ini dapat dilakukan di rumah. Teknik fisioterapi lainnya dapat berupa pernapasan siklus aktif, postural drainage, serta perkusi dan vibrasi menggunakan perangkat osilasi.[2,5,14]

Teknik Inhalasi

Inhalasi agen hiperosmolar dan mukolitik dipercaya dapat membantu klirens mukus dan sering digunakan bersamaan dengan fisioterapi. Nebulisasi dengan salin hipertonik dapat menurunkan mediator inflamasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Proses nebulisasi agen mukolitik, seperti N-asetilsistein dan karbosistein, sering dilakukan pada praktik klinis tetapi sampai sekarang belum didukung oleh bukti ilmiah.[2,5,14]

Terapi Antibiotik

Pemberian antibiotik pada pasien bronkiektasis sangat tergantung pada tipe kasusnya, yakni kasus eksaserbasi akut ringan-sedang, eksaserbasi akut sedang-berat, kasus tanpa eksaserbasi, dan kasus pada pasien-pasien khusus.

Eksaserbasi Akut Ringan-Sedang

Pada eksaserbasi akut, agen antibakteri spektrum luas dapat digunakan. Eksaserbasi akut ringan-sedang pada pasien bronkiektasis ditandai dengan batuk yang memberat, pergantian warna dan volume sputum, serta timbulnya demam atau malaise.

Pada pasien rawat jalan, antibiotik oral spektrum luas seperti amoxicillin 2 x 500–875 mg, clarithromycin 2 x 500 mg, atau kotrimoksazol 2 x 160 mg dapat diberikan selama 14 hari. Pada pasien dengan gejala ringan-sedang dan dengan infeksi Pseudomonas aeruginosa, antibiotik golongan fluorokuinolon, seperti ciprofloxacin 2 x 500–750 mg atau levofloxacin 1 x 750 mg peroral selama 14 hari dapat diberikan.[2,5,14]

Eksaserbasi Akut Sedang-Berat

Pasien bronkiektasis dengan eksaserbasi sedang-berat mengalami takipnea, gagal napas akut, eksaserbasi gagal napas kronis, penurunan signifikan SaO2, demam, hemoptisis, instabilitas hemodinamik, dan gangguan status mentalis. Pada pasien ini, dibutuhkan antibiotik intravena spektrum luas. Beberapa pilihan antibiotik antara lain:

  • Ciprofloxacin 400 mg intravena per 12 jam
  • Cefepime 2 gram intravena per 12 jam

  • Vancomycin 1 gram intravena per 12 jam

  • Gentamycin 3–6 mg/kg/hari intravena per 8 jam

Jika infeksi disebabkan Pseudomonas aeruginosa, antibiotik pilihan adalah gentamycin, tobramycin, ceftazidime, piperacillin-tazobactam, atau ticarcillin clavulanate.[2,5,14]

Bronkiektasis Tanpa Eksaserbasi

Pada pasien bronkiektasis kronis, dibutuhkan terapi antibiotik oral untuk kontrol infeksi. Golongan makrolida paling disarankan penggunaannya pada pasien bronkiektasis. Hal ini dikarenakan makrolida memiliki efek antiinflamasi dan imunomodulasi. Antibiotik yang dapat digunakan adalah azithromycin 1 x 250 mg peroral atau 3 x 500 mg peroral selama 7–14 hari setiap bulan untuk jangka panjang.[2,5,14]

Bronkiektasis pada Keadaan Khusus

Jika bronkiektasis disebabkan oleh cystic fibrosis, penatalaksanaan spesifik dibutuhkan, misalnya dengan fisioterapi harian dan antibiotik inhalasi seperti tobramycin. Sementara itu, bronkiektasis yang disebabkan oleh tuberkulosis perlu mendapat regimen antibiotik tuberkulosis.[2,5,14]

Inhalasi Bronkodilator

Inhalasi bronkodilator memiliki efikasi dalam terapi asthma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Oleh karena itu, terapi ini dapat diberikan pada pasien bronkiektasis yang berhubungan dengan asthma atau PPOK. Pilihan terapi inhalasi antara lain:

  • Salbutamol 180 µg (2 puffs) setiap 4–6 jam

  • Ipratropium bromida 34 µg (2 puffs) setiap 6 jam

  • Tiotropium 1x18 µg[2,5,14]

Pembedahan

Tindakan bedah pada pasien bronkiektasis sangat jarang dilakukan. Terdapat dua jenis bedah yang dilakukan pada pasien bronkiektasis, yaitu reseksi dan transplantasi paru.

Reseksi Paru

Reseksi dilakukan pada pasien dengan gejala bronkiektasis yang tidak terkontrol oleh antibiotik, pasien dengan hemoptisis masif, pasien dengan benda asing atau tumor saluran napas, dan pasien dengan produksi sputum berlebihan. Komplikasi tindakan ini adalah perdarahan, atelektasis, dan empyema.[2,14]

Transplantasi Paru

Transplantasi paru dilakukan pada pasien dengan bronkiektasis berat, forced expiratory volume (FEV1) <30%, atau penurunan cepat FEV.[2,3,5]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

2. Chalmers JD, Chang AB, Chotirmall SH, et al. Bronchiectasis. Dis Prim. 2018;4(45):1–18.
3. Smith MP. Diagnosis and management of bronchiectasis. CMAJ. 2017;189(24):E828–35.
5. Mosenifar Z. Bronchiectasis. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/296961-overview
14. Polverino E, Goeminne PC, McDonnell MJ, et al. European Respiratory Society guidelines for the management of adult bronchiectasis. Eur Respir J. 2017;50(3).

Diagnosis Bronkiektasis
Prognosis Bronkiektasis

Artikel Terkait

  • Pemeriksaan untuk Pasien Hemoptisis
    Pemeriksaan untuk Pasien Hemoptisis
  • Red Flags Batuk Kronis
    Red Flags Batuk Kronis
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2024, 08:25
Pemberian nebulisasi untuk bronkiektasis
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Selamat pagi. Izin konsul dok, pasien saya memiliki riwayat penyakit bronkiektasis. Tadi malam, pasien saya mengeluh sesak nafas disertai batuk...
Anonymous
Dibalas 07 November 2022, 06:46
Pengobatan batuk yang tak kunjung sembuh pada pasien bronkiektasis
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Hallo TS sekalian, izin diskusi dan konsultasi pasienBatuk berdahak sudah lebih dari 3 tahun, riwayat batuk darah (+), sesak (+) pasien riwayat pengobatan TB...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.