Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Faringitis general_alomedika 2023-04-20T09:26:26+07:00 2023-04-20T09:26:26+07:00
Faringitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription Alomedika

Diagnosis Faringitis

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Diagnosis faringitis dapat ditegakkan secara klinis pada pasien dengan sakit tenggorokan atau sore throat dan adanya tanda inflamasi pada orofaring. Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan karena kebanyakan kasus bersifat ringan dan swasirna. Meski demikian, rapid antigen detection test (RADT) atau kultur tenggorok mungkin diperlukan pada pasien yang dicurigai mengalami infeksi Group A beta-hemolytic streptococci (GABHS).[1]

Anamnesis

Kebanyakan kasus faringitis disebabkan oleh virus, bergejala ringan, dan bersifat swasirna. Meski demikian, sulit untuk membedakan etiologi faringitis hanya berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik. Beberapa gejala, seperti awitan yang akut dan nyeri kepala, perlu meningkatkan kecurigaan ke arah GABHS.[1,2]

Gejala Umum Faringitis

Pasien faringitis umumnya mengeluhkan nyeri tenggorokan. Keluhan demam, batuk, serta pilek juga bisa ditemukan. Pada beberapa kasus faringitis akibat virus, bisa ditemukan gejala penyerta berupa konjungtivitis dan ruam pada kulit.[1-6]

Membedakan Infeksi Streptococcus

Seperti telah disebutkan di atas, sulit untuk membedakan penyebab faringitis berdasarkan manifestasi klinis saja. Meski demikian, berikut adalah presentasi klasik dari GABHS:

  • Paling sering dialami anak usia 4-7 tahun
  • Awitan akut. Faringitis yang muncul setelah beberapa hari gejala batuk pilek lebih banyak ditemukan pada infeksi virus
  • Kontak dengan orang lain yang mengalami infeksi GABHS atau demam reumatik

  • Nyeri kepala
  • Umumnya tidak batuk
  • Muntah lebih sering ditemukan pada infeksi GABHS

Kriteria Centor dapat membantu mendeteksi kemungkinan infeksi GABHS. Kriteria Centor mencakup:

  • Demam
  • Limfadenopati servikal
  • Eksudat tonsil
  • Tidak ada batuk

Adanya gejala berarti 1 poin. Pasien dengan poin 0-1 lebih kurang mungkin mengalami infeksi GABHS, sedangkan pasien dengan 4 poin lebih mungkin mengalami infeksi GABHS. Meski demikian, penggunaan kriteria ini masih kontroversial karena telah dikaitkan dengan overdiagnosis dan overtreatment faringitis. Pada pasien dewasa, positive predictive value kriteria Centor jika terdapat 3 poin adalah sebesar 40% dan meningkat menjadi 50% jika terdapat 4 kriteria yang terpenuhi.[2,18]

Pemeriksaan Fisik

Pada kasus faringitis, temuan utama adalah tanda inflamasi pada mukosa orofaring, yaitu faring yang eritem dan dapat disertai adanya eksudat. Demam biasanya tidak ada atau low grade pada kasus viral, namun hal ini tidak bisa dijadikan patokan untuk membedakan etiologi. Lakukan juga pemeriksaan jalan napas untuk menyingkirkan kemungkinan adanya obstruksi. Apabila ada gangguan asupan oral, pasien bisa menunjukkan tanda dehidrasi.

Pemeriksaan Telinga, Hidung, dan Tenggorokan

Adanya rinorea biasanya berkaitan dengan infeksi virus. Pasien dengan faringitis akibat adenovirus juga bisa mengalami konjungtivitis. Sklera ikterik juga bisa ditemukan pada kasus faringitis akibat mononukleosis. Sementara itu, petekie bisa tampak di tonsilofaringeal atau palatal pada infeksi GABHS.

Eksudat tonsilofaringeal bisa ditemukan pada infeksi GABHS, mononukleosis, Mycobacterium pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, adenovirus, dan herpesvirus. Lesi vesikuler orofaring bisa ditemukan pada infeksi coxsackievirus dan herpesvirus.[2,17]

Kulit

Ruam pada tangan dan kaki biasanya berkaitan dengan infeksi coxsackievirus. Selain itu, juga bisa ada ruam scarlatiniform pada infeksi GABHS, yang berkaitan dengan demam Scarlet.[2,17]

Limfadenopati

Limfadenopati servikal anterior yang nyeri biasanya konsisten dengan infeksi GABHS. Sementara itu, adenopati generalisata biasanya konsisten dengan mononukleosis atau sindrom limfoglandular akut dari infeksi HIV.[2]

Kardiovaskuler

Murmur bisa didapatkan pada pasien yang mengalami komplikasi infeksi GABHS berupa penyakit jantung rematik.[2]

Pulmonal

Adanya tanda infeksi saluran napas bawah, biasanya berkiatan dengan infeksi M. pneumoniae atau C. pneumoniae.[2,17]

Abdomen

Hepatosplenomegali dapat terjadi pada kasus mononukleosis.[2,17]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding faringitis adalah dengan penyakit lain yang menyebabkan keluhan sakit tenggorokan, misalnya mononukleosis, difteri, demam scarlet, dan refluks gastroesofageal (GERD).[1]

Mononukleosis

Mononukleosis merupakan suatu penyakit yang paling sering disebabkan oleh infeksi virus Epstein-Barr, namun mononukleosis juga dapat disebabkan oleh virus lainnya seperti adenovirus, hepatitis A, dan cytomegalovirus. Gejala klasik dari mononukleosis yakni demam, limfadenopati, dan faringitis tonsilar. Hal yang membedakan dengan faringitis adalah penderita mononukleosis biasanya mengalami splenomegali.[19]

Difteri

Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Gram negatif yang bernama Corynebacterium diphteriae. Pada difteri, gejala berupa nyeri tenggorokan, demam tidak terlalu tinggi, disertai adanya pseudomembran pada tonsil yang dapat meluas ke palatum, uvula, faring, hingga menutupi jalan napas. Pada swab tenggorok akan ditemukan koloni Corynebacterium diphtheriae.[20]

Gastroesophageal Reflux Disease

Faringitis merupakan salah satu komplikasi ekstraesofageal yang mungkin timbul pada gastroesophageal reflux disease (GERD). Refluks isi gaster hingga ke area faring dapat mengakibatkan kerusakan mukosa yang menimbulkan nyeri tenggorokan. Namun, selain nyeri tenggorokan GERD dapat menimbulkan gejala berupa dada terasa panas, regurgitasi, odinofagia, nyeri dada, batuk kronis, disfonia, dan suara serak.[21]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang umumnya tidak diperlukan pada kasus faringitis yang dicurigai akibat infeksi virus. Meski begitu, jika dicurigai ada infeksi GABHS atau jika pasien tidak respon dengan pengobatan, maka pemeriksaan penunjang dapat dilakukan.[1]

Rapid Antigen Detection Test (RADT)

Rapid Antigen Detection Test (RADT) merupakan tes diagnostik untuk membantu penegakan faringitis GABHS. Pemeriksaannya dengan cara mengambil swab tenggorok dari eksudat pada tonsil atau pada bagian orofaring posterior menggunakan dipsticks. Pemeriksaan ini menilai ada tidaknya karbohidrat Streptococcus group A pada swab tenggorok. Pemeriksaan hanya membutuhkan waktu sebentar dengan nilai spesifisitas dalam rentang 54-100%, dan sensitivitas 38-100%.[7]

Kultur Tenggorok

Kultur tenggorok memiliki sensitivitas yang tinggi, yakni 90-99%, untuk mendiagnosis faringitis GABHS. Pemeriksaan ini memerlukan 18-24 jam inkubasi pada suhu 37°C sebelum hasil bisa didapatkan. Karena proses yang memakan waktu cukup lama, maka pemeriksaan ini tidak direkomendasikan pada kasus faringitis akut.[2]

Rontgen Leher Lateral

Pemeriksaan rontgen leher lateral dapat memperlihatkan gambaran anatomi jalan napas untuk menilai gangguan jalan napas maupun epiglotitis.[2]

CT Scan Jaringan Lunak Leher

Pemeriksaan CT Scan jaringan lunak leher dapat dilakukan jika ada kecurigaan komplikasi berupa abses atau infeksi leher dalam.[2]

Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan darah tidak dapat membedakan etiologi viral atau bakteri pada faringitis, tetapi pemeriksaan ini dapat membantu menyingkirkan diagnosis banding lain, misalnya pada pasien yang dicurigai demam dengue. Selain itu, pada pemeriksaan hitung jenis leukosit, apabila ditemukan adanya limfositosis (di atas 50%) dapat dicurigai adanya kemungkinan mononukleosis.[1,19]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah

Referensi

1. Wolford RW, Goyal A, Syed SY, Schaefer TJ. Pharyngitis. StatPealrs. NCBI. 2022
2. Acerra JR. Pharyngitis. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/764304-overview
3. CDC. Group A Streptococcal (GAS) Disease. 2022. https://www.cdc.gov/groupastrep/diseases-hcp/strep-throat.html#transmission
4. Balfour HH, Dunmire SK, Hogquist KA. Infectious mononucleosis. Clin Transl Immunology. 2015; 4(2): e33.
5. Gounder AP, Boon ACM. Influenza Pathogenesis: The Effect of Host Factors on Severity of Disease. J Immunol. 2019 Jan 15;202(2):341-350. doi: 10.4049/jimmunol.1801010. PMID: 30617115; PMCID: PMC6327976.
6. Tanz RR. Sore Throat. Nelson Pediatric Symptom-Based Diagnosis. 2018:1–14.e2. doi: 10.1016/B978-0-323-39956-2.00001-7. Epub 2017 May 12. PMCID: PMC7152117.
17. Pardo S, Perera TB. Scarlet Fever. StatPearls. NCBI. 2022
18. Luo R, Sickler J, Vahidnia F, Lee YC, Frogner B, Thompson M. Diagnosis and Management of Group a Streptococcal Pharyngitis in the United States, 2011-2015. BMC Infect Dis. 2019 Feb 26;19(1):193. doi: 10.1186/s12879-019-3835-4. PMID: 30808305; PMCID: PMC6390592.
19. Mohseni M, Boniface MP, Graham C. Mononucleosis. StatPearls. NCBI. 2022

Epidemiologi Faringitis
Penatalaksanaan Faringitis

Artikel Terkait

  • Nyeri Tenggorokan pada Anak - Penyebab dan Tata Laksananya
    Nyeri Tenggorokan pada Anak - Penyebab dan Tata Laksananya
  • Pemberian Kortikosteroid pada Nyeri Tenggorokan
    Pemberian Kortikosteroid pada Nyeri Tenggorokan
  • Red Flag Nyeri Tenggorokan
    Red Flag Nyeri Tenggorokan
  • Azithromycin untuk Terapi Tonsilofaringitis Bakterial Akut
    Azithromycin untuk Terapi Tonsilofaringitis Bakterial Akut
  • Manfaat Povidone Iodine untuk Sakit Tenggorokan
    Manfaat Povidone Iodine untuk Sakit Tenggorokan

Lebih Lanjut

Diskusi Terbaru
dr.Afif Naufar
Dibalas 2 jam yang lalu
Luka bakar terkena knalpot motor - Alopalooza Dermatologi
Oleh: dr.Afif Naufar
1 Balasan
Pasien perempuan 22 tahun konsultasi melalui chat dengan keluhan kaki betis terkena knalpot 2 hari lalu. Luka sudah dikompres dingin dan diberi salep...
dr. Kevyn Renaldy Wiratama Popang
Dibalas 40 menit yang lalu
Tatalaksana tangan kering dan sering gatal - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Kevyn Renaldy Wiratama Popang
3 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien remaja usia 15 tahun dengan keadaan di gambar, awalnya pasien tidak merasakan apa-apa ,namun sudah beberapa hari ini gatal...
Anonymous
Dibalas 6 jam yang lalu
Vaksinasi HB0 di atas 7 hari untuk pasien riw bblr
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Pasien bayi perempuan riw lahir prematur dan bblr. Bayi lahir saat usia gestasi 34-35 minggu. BBL 1560, riw perawatan nicu 2 minggu. Dari dsa...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.