Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Karsinoma Nasofaring general_alomedika 2024-01-05T16:02:04+07:00 2024-01-05T16:02:04+07:00
Karsinoma Nasofaring
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Karsinoma Nasofaring

Oleh :
dr. Alicia Pricelda
Share To Social Media:

Diagnosis karsinoma nasofaring dimulai dari anamnesis yang akan menemukan gejala seperti hidung tersumbat, perubahan suara, dan pembengkakan leher. Pemeriksaan endoskopi nasofaring digunakan untuk melihat langsung area nasofaring dan dapat dilakukan bersamaan dengan biopsi untuk mengonfirmasi diagnosis. Pemeriksaan pencitraan seperti CT scan atau MRI sering digunakan untuk menilai sejauh mana penyebaran tumor dan keterlibatan struktur sekitarnya.[7-9]

Pemeriksaan histopatologi dapat membedakan beberapa kategori tumor. Menurut gambaran histopatologi, jenis karsinoma nasofaring dapat dibagi menjadi tiga subkelompok utama:

  • Non-keratinising squamous cell carcinoma
  • Keratinising squamous cell carcinoma
  • Basaloid squamous cell carcinoma[9]

Anamnesis

Hanya 10% dari pasien karsinoma nasofaring yang didiagnosis pada stadium dini. Stadium dini sangat sulit untuk didiagnosis secara klinis karena sifatnya tersembunyi di dalam nasofaring. Beberapa kasus juga dapat menetap tanpa gejala dalam waktu yang lama hingga semakin sulit untuk membuatnya terdeteksi lebih awal.[6]

Gejala Nasal dan Tenggorokan

Pasien dengan karsinoma nasofaring sering melaporkan gejala seperti hidung tersumbat atau berlendir, epistaksis yang berulang, perubahan suara, atau rasa sakit di tenggorokan. Gejala ini dapat berkembang secara bertahap dan mungkin tidak terkait dengan infeksi saluran pernapasan biasa.[6,9]

Gangguan Pendengaran atau Tinnitus

Karsinoma nasofaring dapat memengaruhi saluran tuba Eustachius dan telinga tengah, menyebabkan gangguan pendengaran atau tinnitus.[6,9]

Pembengkakan Leher

Pembengkakan kelenjar getah bening di leher sering kali menjadi tanda klinis yang mencolok. Anamnesis mencakup informasi tentang sejak kapan pembengkakan muncul, ukuran, dan perasaan pasien terhadap pembengkakan tersebut, apakah nyeri atau tidak.[6,9]

Riwayat Infeksi Virus Epstein-Barr (EBV)

Karsinoma nasofaring seringkali terkait dengan infeksi virus Epstein-Barr (EBV). Pertanyaan mengenai riwayat infeksi mononukleosis atau riwayat keluarga dengan karsinoma nasofaring dapat memberikan petunjuk tambahan.[6,9]

Riwayat Paparan Faktor Risiko Lingkungan

Anamnesis melibatkan pertanyaan tentang paparan faktor risiko seperti asap rokok, konsumsi makanan tertentu yang dapat meningkatkan risiko, dan paparan polusi udara di lingkungan tempat tinggal pasien.[6,9]

Gejala Sistemik

Pasien dengan karsinoma nasofaring dapat mengalami gejala sistemik seperti penurunan berat badan yang tidak diinginkan, kelemahan, atau kelelahan yang tidak dapat dijelaskan.[6,9]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien dengan karsinoma nasofaring dilakukan untuk mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala fisik yang dapat menunjukkan adanya kelainan pada daerah nasofaring.

Pemeriksaan Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (ENT)

Pada pemeriksaan tenggorokan, dokter bisa menemukan lesi atau massa yang mencurigakan. Selain itu, karsinoma nasofaring dapat menyebabkan pembesaran tonsil yang tidak normal atau adanya massa di nasofaring yang teraba selama pemeriksaan fisik.[9,10]

Pemeriksaan Leher

Pembesaran kelenjar getah bening di leher, khususnya di daerah servikal, seringkali menjadi tanda klinis yang mencolok pada karsinoma nasofaring. Kelenjar getah bening yang terlibat biasanya keras dan terasa tidak nyeri.[9,10]

Pemeriksaan Telinga dan Pendengaran

Pemeriksaan pendengaran mungkin dilakukan untuk mengevaluasi adanya gangguan pendengaran yang dapat terjadi akibat keterlibatan nasofaring pada saluran tuba Eustachius atau telinga tengah.[9,10]

Pemeriksaan Neurologis

Keterlibatan saraf kranial, terutama saraf kranial ke VI (abducent) dan saraf kranial ke IX dan X (glossopharyngeal dan vagus), dapat menyebabkan gejala seperti gangguan penglihatan atau kesulitan menelan.[9,10]

Diagnosis Banding

Salah satu diagnosa banding dari kanker nasofaring adalah angiofibroma nasofaring. Diagnosis banding lain mencakup infeksi saluran napas atas dan hiperplasia adenoid.

Angiofibroma Nasofaring

Angiofibroma nasofaring adalah tumor pembuluh darah yang berada di rongga hidung posterior dan kebanyakan ditemukan pada laki-laki. Pemeriksaan klinis akan mendapatkan gambaran adanya massa yang teraba keras, rapuh, kemerahan, di dalam rongga hidung. Hasil pemeriksaan CT-scan atau MRI dapat menunjukkan dinding posterior sinus maksilaris yang bergeser ke anterior akibat adanya massa tersebut.[11]

Infeksi Saluran Napas Atas

Infeksi seperti sinusitis, faringitis, atau infeksi telinga dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan karsinoma nasofaring, termasuk hidung tersumbat, mimisan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Perbedaannya, infeksi umumnya bersifat akut dan akan merespons terhadap pengobatan. Pemeriksaan fisik, endoskopi, dan biopsi dapat membantu membedakan antara infeksi dan kondisi onkologis.[9]

Hiperplasia Adenoid

Hiperplasia adenoid dapat menyebabkan hidung tersumbat dan gejala serupa dengan karsinoma nasofaring. Pemeriksaan fisik dan endoskopi nasofaring dapat membantu membedakan antara hiperplasia adenoid dan massa tumor ganas.[14]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk diagnosis karsinoma nasofaring melibatkan sejumlah metode untuk membantu mengonfirmasi keberadaan tumor, mengevaluasi sejauh mana penyebarannya, dan mendukung perencanaan pengelolaan yang tepat.

Biopsi Nasofaring

Biopsi nasofaring merupakan pengambilan sampel jaringan dari nasofaring melalui teknik biopsi, seringkali selama pemeriksaan endoskopi nasofaring. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengonfirmasi adanya kanker, menentukan jenis histologisnya, dan membantu dalam merencanakan strategi pengobatan.[9,10]

Radiologi

Pemeriksaan radiologi dilakukan untuk menilai ukuran tumor, penyebaran, dan adanya keterlibatan struktural lainnya. CT scan dapat memberikan gambaran detail struktur nasofaring, tulang belakang, dan area sekitarnya. Sementara itu, MRI digunakan untuk mengevaluasi tumor di nasofaring dan penyebarannya ke jaringan sekitarnya, serta untuk melihat efek pada struktur saraf.

PET-CT (Positron Emission Tomography - Computed Tomography) dapat memberikan informasi tentang aktivitas metabolik sel dan membantu menentukan sejauh mana penyebaran kanker dan mengevaluasi respons terhadap pengobatan.[6,7,9,10]

Pemeriksaan Serologi

Uji antibodi virus Epstein-Barr dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antibodi terhadap EBV, yang dapat membantu menegakkan kaitan karsinoma nasofaring dengan infeksi virus Epstein-Barr. Pemeriksaan ini jarang diperlukan pada praktik klinis dan biasanya hanya dilakukan untuk kepentingan penelitian.[6,7,9,10]

Penentuan Stadium

Penentuan stadium karsinoma nasofaring menggunakan sistem TNM (Tumor, Nodes, Metastasis) oleh American Joint Committee on Cancer (AJCC). Sistem ini memberikan informasi tentang ukuran tumor primer (T), keterlibatan kelenjar getah bening regional (N), dan adanya metastasis jauh (M).

Tabel 1. Klasifikasi TNM Karsinoma Nasofaring

Tumor (T) Nodul (N) Metastasis (M)
Tx Tumor tidak dapat dievaluasi. Nx Kelenjar getah bening tidak dapat dievaluasi. M0 Tidak ada metastasis jauh
T0 Tidak ada bukti tumor primer. N0 Tidak ada keterlibatan kelenjar getah bening regional.
Tis

Carcinoma in situ, di mana sel-sel kanker hanya terbatas pada lapisan permukaan tanpa invasi jaringan.

N1 Keterlibatan kelenjar getah bening unilateral, yang berukuran ≤6 cm dari dasar tengkorak. M1 Ada metastasis jauh
T1 Tumor terbatas pada nasofaring atau/atau fossa Rosenmuller. N2a Kelenjar getah bening unilateral, berukuran >6 cm dari dasar tengkorak.
T2 Tumor menyebar ke jaringan lunak orofaring, atau/atau fossa Rosenmuller. N2b Keterlibatan bilateral atau melibatkan kelenjar getah bening ipsilateral, berukuran ≤6 cm dari dasar tengkorak.
T3 Tumor melibatkan struktur tulang atau kartilago, seperti dasar tengkorak, palatum, atau hidung konka. N3 Kelenjar getah bening berukuran >6 cm dari dasar tengkorak atau keterlibatan bilateral atau melibatkan kelenjar getah bening ipsi/ kontralateral, berukuran ≤6 cm dari dasar tengkorak.
T4a Tumor melibatkan serat saraf kranial, sinus kavernosus, atau orbita.
T4b Tumor melibatkan sinus maksilaris, rongga intrakranial, atau kelenjar getah bening prevertebral.

Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2023.[10,15]

Tabel 2. Stadium Karsinoma Nasofaring

Stadium TNM
0 Tis N0 M0
I T1 N0 M0
II T1(atau T0) N1 M0
T1(or T0) N2 M0
T2 N2 M0
III T3 N0 – N2 M0
IV A T4 N0-N2 M0
Tis-T4 N3 M0
IVB T apapun N apapun M1

Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2023.[10,15]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Gisheila Ruth Anggitha

Referensi

6. Tobing IN. Early-stage nasopharyngeal carcinoma: a case report. International Journal of Nasopharyngeal Carcinoma (IJNPC), 2019. Vol. 01, No. 02, 2019 | 75-77
7. Wu L, Li C, Pan L. Nasopharyngeal carcinoma: A review of current updates. Exp Ther Med. 2018 Apr;15(4):3687-3692. doi: 10.3892/etm.2018.5878. Epub 2018 Feb 20. PMID: 29556258; PMCID: PMC5844099.
8. Jicman Stan D, Niculet E, Lungu M, et al. Nasopharyngeal carcinoma: A new synthesis of literature data (Review). Exp Ther Med. 2022 Feb;23(2):136. doi: 10.3892/etm.2021.11059. Epub 2021 Dec 13. PMID: 35069817; PMCID: PMC8756428.
9. Bossi P, Chan AT, Licitra L, et al; ESMO Guidelines Committee. EURACAN. Nasopharyngeal carcinoma: ESMO-EURACAN Clinical Practice Guidelines for diagnosis, treatment and follow-up†. Ann Oncol. 2021 Apr;32(4):452-465. doi: 10.1016/j.annonc.2020.12.007. Epub 2020 Dec 25. PMID: 33358989.
10. Leung KKY. An Evidence-Based Approach to the Management of Nasopharyngeal Cancer: Assessment and staging of nasopharyngeal carcinoma. Academic Press, 2020. 111–139. doi:10.1016/B978-0-12-814403-9.00007-0
11. Tork CA, Simpson DL. Nasopharyngeal Angiofibroma. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545240/
12. Iqbal MS, Tin A, Mian A, et al. Survival outcomes for patients with nasopharyngeal carcinoma in non-endemic region in the UK treated with intensity modulated based radiotherapy 65 Gy in 30 fractions ± weekly cisplatin chemotherapy. Rep Pract Oncol Radiother. 2022 Jul 29;27(3):401-409. doi: 10.5603/RPOR.a2022.0062. PMID: 36186694; PMCID: PMC9518771.
14. Ahmad Z, Krüger K, Lautermann J, Lippert B, Tenenbaum T, Tigges M, Tisch M. Adenoid hypertrophy-diagnosis and treatment: the new S2k guideline. HNO. 2023 Aug;71(Suppl 1):67-72. doi: 10.1007/s00106-023-01299-6. Epub 2023 Jul 25. PMID: 37491540; PMCID: PMC10409824.
15. Guo R, Mao YP, Tang LL, Chen L, Sun Y, Ma J. The evolution of nasopharyngeal carcinoma staging. Br J Radiol. 2019 Oct;92(1102):20190244. doi: 10.1259/bjr.20190244. Epub 2019 Jul 12. PMID: 31298937; PMCID: PMC6774596.

Epidemiologi Karsinoma Nasofaring
Penatalaksanaan Karsinoma Nasofa...

Artikel Terkait

  • Vaksinasi HPV Sebagai Pencegahan Kanker Orofaring
    Vaksinasi HPV Sebagai Pencegahan Kanker Orofaring
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 14 Juni 2023, 10:04
Pengaruh paparan asap las pada pekerja di pabrik
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALODOK, Ijin konsul.Di pabrik kami yg melakukan penggilingan tebu utk diproses menjadi gula pasir, ada beberapa pasien Bronkitis dan ada 1 org survivor KNF...
dr. Nurul Falah
Dibalas 04 Februari 2022, 15:17
Pengaruh siklus radioterapi terlambat pada pengobatan KNF - Onkologi Radiasi Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dr. Steven, Sp.Onk.Rad, izin bertanya dokter.Bagaimana pengaruhnya jika terjadi keterlambatan menjalani siklus radioterapi pada pasien dengan kanker...
dr. Reren Ramanda
Dibalas 16 November 2021, 11:37
Hubungan infeksi HPV pada kejadian kanker - THT Ask The Expert
Oleh: dr. Reren Ramanda
2 Balasan
Alo dr. Sekti Sp. THT-KL(K), izin bertanya dokter, apakah memang terdapat hubungan antara infeksi HPV dengan kejadian Ca pada bidang THT terutama pada pasien...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.