Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Otomikosis general_alomedika 2023-06-26T08:36:35+07:00 2023-06-26T08:36:35+07:00
Otomikosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Epidemiologi Otomikosis

Oleh :
dr. Ayu Novianti Kurniasih
Share To Social Media:

Epidemiologi otomikosis secara global, penderita otomikosis berkisar 9‒30%, dengan prevalensi terbanyak di daerah beriklim tropis dan subtropis. Di Indonesia, belum ada data detail terkait prevalensi otomikosis.[1,3,5,6]

Global

Distribusi otomikosis tersebar di seluruh dunia. Berdasarkan penelitian di Afrika dan Eropa, kunjungan pasien otitis eksterna ke poliklinik telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) mencapai 5‒20% dari total kunjungan, di mana 10‒25% dari kunjungan tersebut diperkirakan adalah kasus otomikosis.[1,6]

Otomikosis lebih sering terjadi sebagai infeksi sekunder dan bersamaan dengan otitis eksterna bakterial. Penyakit ini sering terjadi pada perenang dan insidensi tinggi pada saat musim panas.[1,3,5,6]

Studi menyebutkan bahwa otomikosis paling sering pada usia 20‒40 tahun, dengan usia terendah <10 tahun. Beberapa studi mengungkapkan insiden lebih tinggi terjadi pada laki-laki, tetapi studi lain juga mendapatkan rasio perempuan lebih tinggi.[1,3,5,6]

Mayoritas pasien mengalami keluhan pada salah satu telinga (unilateral). Keterlibatan kedua telinga kebanyakan ditemukan pada kasus imunodefisiensi, seperti pada kasus HIV/AIDS dan kanker. Telinga sisi kanan lebih banyak dilaporkan dibanding sisi kiri.[1]

Indonesia

Di Indonesia belum ada data detail terkait prevalensi otomikosis.

Mortalitas

Otomikosis tidak menyebabkan kematian secara langsung. Namun, keterlambatan penanganan dapat menyebabkan perforasi membran timpani dan infeksi yang lebih invasif hingga ke tulang temporal.[5]

Referensi

1. Aremu SK, Adewoye KR, Ibrahim T. A prospective analysis of otomycosis in a tertiary care hospital. International journal of tropical diseases. 2020;3:1-8. DOI : 10.23937/2643-461X/1710029.
3. Mishra P, Sachdeva S, Kaushik M, Agrawal D. Otomycosis treatment: topical drops versus cream – a prospective randomized study. International archives of otolaryngology and rhinology. 2017;3:106-108. DOI : 10.17352/2455-1759.000059.
5. Merza H, Abdulkhaleq J. Evaluation of the Prevalence of Otomycosis in Patients Referred to the ENT Clinic. International Journal of Otolaryngology and Head & Neck Surgery. 2021;10:392-7.
6. Sangare I, Amona F, Ouedraogo R, Zida A, Ouedraogo M. Otomycosis in Africa: Epidemiology, diagnosis and treatment. Journal of Medical Mycology. 2021;31: 101115.
9. Oakley A, Hon A. Laboratory tests for fungal infection. Dermnet NZ. 2003

Etiologi Otomikosis
Diagnosis Otomikosis

Artikel Terkait

  • Penggunaan OAINS untuk Infeksi di Bidang THT
    Penggunaan OAINS untuk Infeksi di Bidang THT
  • Antibiotik Topikal vs Oral pada Otitis Eksterna Akut
    Antibiotik Topikal vs Oral pada Otitis Eksterna Akut
  • Efikasi Antifungal Topikal Pada Penanganan Otomikosis
    Efikasi Antifungal Topikal Pada Penanganan Otomikosis
  • Tetes Telinga VS Krim dalam Penanganan Otomikosis
    Tetes Telinga VS Krim dalam Penanganan Otomikosis
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 April 2025, 13:34
Apakah boleh diberikan tetes telinga antibiotik pada otitis eksterna?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya. Jika tidak tersedia otoskop difaskes/praktek kita, apakah kita boleh memberikan tetes telinga antibiotik pada kasus yg dicurigai...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 20 Februari 2024, 11:56
Apakah otitis eksterna perlu antibiotik?
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
2 Balasan
ALO Dokter,Anak usia 10 tahun mengeluh nyeri telinga sejak semalam, tanpa demam dan tidak ada otorea. Gambar otoskop terlampir. Apakah otitis eksterna...
Anonymous
Dibalas 04 Maret 2023, 08:29
Bagaimana agar pus dari otitis eksterna cepat berhenti keluar?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Bagaimana agar pus dari otitis eksterna cepat menghilang atau berhenti keluar atau menyembuh

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.