Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Hematuria monika-natalia 2024-06-11T15:43:07+07:00 2024-06-11T15:43:07+07:00
Hematuria
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Hematuria

Oleh :
dr.Eveline Yuniarti
Share To Social Media:

Diagnosis hematuria perlu dicurigai pada pasien yang mengeluhkan perubahan pada warna urine, baik merah muda hingga merah tua atau kehitaman. Pemeriksaan urinalisis dapat mengonfirmasi adanya sel darah merah pada urine. Pemeriksaan lainnya dilakukan untuk mengidentifikasi penyakit yang mendasari timbulnya hematuria.[4]

Anamnesis

Hematuria memiliki diagnosis banding yang sangat luas. Oleh karenanya, anamnesis dapat sangat berperan dalam mempersempit diagnosis banding dan mengarahkan keputusan klinis terkait pemeriksaan apa yang diperlukan pasien. Pada anamnesis, perlu ditanyakan kapan onset gejala, durasi, pola keberlangsungan, progresi, dan gejala penyertanya.[1-4]

Hematuria Tanpa Nyeri

Keluhan disertai rasa nyeri dan panas pada saat atau menjelang berkemih dan demam dapat mengarahkan kepada infeksi saluran kemih. Keluhan disertai demam intermiten lebih dari 2 minggu dan penurunan berat badan yang drastis dan tidak wajar dapat mengarah kepada keganasan.

Hematuria tanpa rasa sakit yang terkait dengan proteinuria mungkin berkaitan dengan penyakit glomerulus. Sebagai contoh, adanya hematuria, hipertensi, dan edema mungkin berkaitan dengan glomerulonefritis. Hematuria berulang atau hematuria mikroskopik persisten dapat dijumpai pada nefropati IgA (IgAN), nefritis lupus, glomerulonefritis membranoproliferatif, glomerulosklerosis segmental fokal, dan sindrom Alport.

Hematuria dengan gambaran sistemik berupa ruam kulit, nyeri sendi, dan demam yang tidak dapat dijelaskan perlu dicurigai ke arah Henoch-Schönlein Purpura (HSP) atau lupus eritematosus sistemik.[1-4]

Hematuria Disertai Nyeri

Hematuria yang nyeri dapat terjadi pada kasus sistitis akut dan batu di saluran kemih bagian bawah. Hematuria terkait dengan nyeri perut dan massa abdomen pada anak mungkin berkaitan dengan tumor Wilms. Hematuria dengan nyeri perut pada neonatus mungkin berkaitan dengan trombosis vena ginjal.

Hematuria dengan nyeri, riwayat perjalanan, dan kontak dengan air tawar, dapat disebabkan oleh schistosomiasis.[1-4]

Pemeriksaan Fisik

Sama dengan anamnesis, hasil pemeriksaan fisik hematuria akan mempersempit diagnosis banding dan membantu dokter menentukan pendekatan pemeriksaan selanjutnya. Pada pemeriksaan fisik umum, penting untuk mengukur tekanan darah, edema periorbita, edema perifer, dan adanya anemia.

Pemeriksaan abdomen perlu mencari adanya pembesaran ginjal ataupun nyeri ketok ginjal. Ginjal dapat teraba pada kasus hidronefrosis atau tumor Wilms. Nyeri ketok sudut kostovertebra juga mengindikasikan adanya pembesaran ginjal atau adanya batu ginjal.

Pemeriksaan kulit diperlukan jika hematuria diduga berhubungan dengan purpura. Pemeriksaan genitalia diperlukan pada kasus dimana hematuria diduga berkaitan dengan keganasan saluran reproduksi, misalnya kanker serviks.

Pada pria, digital rectal examination perlu dilakukan untuk menilai konsistensi dan ukuran prostat, untuk mendeteksi benign prostate hyperplasia atau kanker prostat.

Pada kasus trauma, pemeriksaan fisik dapat mengungkap adanya distensi, edema, ekimosis, hematoma, dan nyeri tekan pada wilayah abdomen, ginjal, maupun pelvis. Pada keganasan genitourinaria, dapat ditemukan penurunan berat badan, konjungtiva anemis, dan massa.[1-4]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang utama untuk mendiagnosis hematuria adalah urinalisis. Pemeriksaan ini dapat mengonfirmasi adanya sel darah merah pada urine. Pemeriksaan lain digunakan untuk mengidentifikasi penyebab hematuria.

Pemeriksaan Urine

Pada urinalisis, diagnosa hematuria mikroskopis ditegakkan dengan ditemukannya ≥ 3 eritrosit per lapang pandang (high power field). Diagnosis hematuria makroskopik ditegakkan dengan ditemukannya ≥ 20 eritrosit per lapang pandang. Sampel urine yang dapat digunakan meliputi urine 24 jam, urine sewaktu, dan yang lebih dipilih adalah urine kedua di pagi hari.[5,32,33]

Selain keberadaan eritrosit dalam urine, evaluasi juga adanya proteinuria, leukosit urin, bakteri, dan cast. Pada pasien yang dicurigai mengalami keganasan, pemeriksaan imunositokimia urin dengan antibodi poliklonal 47-kDa dapat bermanfaat.[1,34]

Analisis Eritrosit Urine

Hematuria dapat dibedakan asalnya glomerular maupun non-glomerular melalui pemeriksaan mikroskopis bentuk eritrosit dan keberadaan RBC cast. Bentuk eritrosit dismorfik (akantosit, stomatosit, dan ekinosit) maupun keberadaan RBC cast menandakan hematuria glomerular. Di antara semua jenis bentuk dismorfik, bentuk akantosit adalah yang paling khas untuk hematuria glomerular.[5]

Pemeriksaan Laboratorium Lain

Pemeriksaan laboratorium lain yang dapat bermanfaat adalah pemeriksaan hematologi darah. Pada beberapa kasus, pasien dengan hematuria bisa mengalami anemia yang ditandai dengan penurunan hemoglobin. Selain itu, lakukan juga pemeriksaan fungsi ginjal seperti kadar blood urea nitrogen dan kreatinin.[1-4]

Pemeriksaan Pencitraan

Hematuria makroskopis dengan tidak adanya proteinuria atau sel darah merah yang signifikan merupakan indikasi untuk pemeriksaan USG ginjal dan kandung kemih. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan keganasan atau penyakit ginjal polikistik. USG juga mampu dengan cepat mendeteksi anomali saluran kemih, seperti hidronefrosis, hidroureter, nefrokalsinosis, tumor, dan urolitiasis. Pada individu dengan obesitas berat, definisi lebih akurat dari struktur ginjal dan organ sekitarnya perlu dievaluasi dengan CT scan.

Voiding cystourethrogram berguna untuk mendeteksi kelainan uretra dan kandung kemih yang dapat menyebabkan hematuria seperti sistitis. Studi radionuklida dapat membantu valuasi obstruksi batu. Sistoskopi dapat dipertimbangkan jika ada kecurigaan papiloma urothelial pada pemeriksaan ultrasonografi.[1-4,38]

Biopsi

Biopsi bermanfaat untuk mengevaluasi pasien dengan massa abdomen atau saluran kemih yang menyebabkan hematuria. Biopsi juga dapat dipertimbangkan pada kasus dimana hematuria disertai dengan proteinuria signifikan, gangguan fungsi ginjal, hematuria persisten rekuren, dan adanya riwayat keluarga dengan kelainan ginjal herediter.

Biopsi kulit dapat bermanfaat dalam menegakkan diagnosis sindrom Alport.[1-4,38]

Referensi

1. Barocas DA, Boorjian SA, Alvarez RD, Downs TM, Gross CP, Hamilton BD, et al. Microhematuria: AUA/SUFU Guideline. Journal of Urology 2020;204:778–86. https://doi.org/10.1097/JU.0000000000001297.
2. Bolenz C, Schröppel B, Eisenhardt A, Schmitz-Dräger BJ, Grimm MO. The Investigation of Hematuria. Dtsch Arztebl Int. 2018 Nov 30;115(48):801-807. doi: 10.3238/arztebl.2018.0801. PMID: 30642428; PMCID: PMC6365675.
3. Vedula R, Iyengar AA. Approach to Diagnosis and Management of Hematuria. Indian J Pediatr. 2020 Aug;87(8):618-624. doi: 10.1007/s12098-020-03184-4. Epub 2020 Feb 6. PMID: 32026313.
4. Dulku G, Shivananda A, Chakera A, Mendelson R, Hayne D. Painless Visible Haematuria in Adults: An Algorithmic Approach Guiding Management. Cureus. 2019 Nov 13;11(11):e6140. doi: 10.7759/cureus.6140. PMID: 31886075; PMCID: PMC6907722.
5. Saha MK, Massicotte-Azarniouch D, Reynolds ML, Mottl AK, Falk RJ, Jennette JC, et al. Glomerular Hematuria and the Utility of Urine Microscopy: A Review. American Journal of Kidney Diseases 2022;80:383–92. https://doi.org/10.1053/j.ajkd.2022.02.022.
32. Yoshida N, Hanai K, Murata H, Uchigata Y, Babazono T. Cross-sectional and longitudinal associations between dipstick hematuria and chronic kidney disease in patients with type 2 diabetes. Diabetes Res Clin Pract 2021;172. https://doi.org/10.1016/j.diabres.2020.108519.
33. Guarino S, Schiano di Cola R, la Manna A, Umano GR, di Sessa A, Polito C, et al. Hematuria at dipstick on first versus second morning voiding: A screening for patients with persistent isolated hematuria? Med Hypotheses 2020;144. https://doi.org/10.1016/j.mehy.2020.110297.
34. Valenberg FJP van, Hiar AM, Wallace E, Bridge JA, Mayne DJ, Beqaj S, et al. Validation of an mRNA-based Urine Test for the Detection of Bladder Cancer in Patients with Haematuria. Eur Urol Oncol 2021;4:93–101. https://doi.org/10.1016/j.euo.2020.09.001.
38. Wolfman DJ, Marko J, Nikolaidis P, Khatri G, Dogra VS, Ganeshan D, et al. ACR Appropriateness Criteria® Hematuria. Journal of the American College of Radiology 2020;17:S138–47. https://doi.org/10.1016/j.jacr.2020.01.028.

Epidemiologi Hematuria
Penatalaksanaan Hematuria

Artikel Terkait

  • Red Flag Hematuria
    Red Flag Hematuria
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 06 Desember 2024, 11:34
Hematuria susp trauma uretra
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alodok, izin konsul px laki2 dgn hematuria 1x hari ini berupa clot. Awalnya sempat sulit bak pagi ini, saat dihejankan keluar clot darah, setelah itu bak...
Anonymous
Dibalas 02 Juli 2023, 13:35
Tata laksana hematuria setelah khitan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Saya memiliki pasien laki laki 7th datang ke puskesmas dengan keluhan hematuria, terakhir keluar 1 hari yang lalu, darah juga keluar menetes setelah kencing...
Anonymous
Dibalas 14 April 2022, 13:44
Pasien hematuria dengan hasil TURB undiff ca gr 1 - Urologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok, saya dapat pasien dg hematuria. Sudah TURB dan hasilnya undiff ca gr 1. Sekarang terpasang kateter dan masih berdarah. Tindakan pertama yg dilakukan apa...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.