Red flag atau tanda bahaya bengkak pada tungkai bawah perlu diketahui oleh dokter agar dokter dapat menentukan langkah tata laksana lebih lanjut yang tepat. Bengkak pada tungkai bawah terjadi akibat peningkatan cairan interstisial melebihi kapasitas drainase kelenjar getah bening, yang dapat disebabkan oleh bermacam etiologi.
Pembengkakan pada tungkai bawah dapat bersifat unilateral, bilateral simetris, maupun bilateral asimetris. Kondisi ini dapat disertai keluhan lain yang bervariasi sesuai etiologi, misalnya keluhan nyeri, rasa berat, atau perubahan warna kulit. Bengkak pada tungkai bawah ini dapat terjadi secara akut dalam waktu <3 hari, secara subakut dalam waktu 3 hari hingga 3 bulan, atau secara kronik dalam waktu >3 bulan.[1-3]
Sekilas tentang Etiologi Bengkak pada Tungkai Bawah
Pada bengkak tungkai bawah unilateral, etiologi dapat berupa deep vein thrombosis (DVT) unilateral, trauma, compartment syndrome, infeksi, gigitan atau sengatan hewan, lymphedema, tumor, penyakit vena primer, atau radiasi.
Sementara itu, pada bengkak tungkai bawah bilateral, etiologi dapat berupa DVT bilateral, gagal jantung akut/kronik, penggunaan obat-obatan tertentu, infeksi bilateral, penyakit ginjal, penyakit hati, lymphedema, kehamilan, hipoalbuminemia, imobilitas akibat cedera tulang belakang, hipotiroid, atau kondisi idiopatik.[1-3]
Red Flags Bengkak pada Tungkai Bawah
Pada sebagian besar kasus, bengkak pada tungkai bawah merupakan kondisi kronik yang tidak mengancam, tetapi beberapa kasus dapat disertai tanda bahaya dan membutuhkan manajemen segera. Red flags bengkak pada tungkai bawah antara lain:
- Onset akut (<3 hari)
- Bengkak unilateral
- Bengkak bilateral asimetris dengan perbedaan >3 cm bila dibandingkan dengan tungkai di sebelahnya
- Adanya tanda peradangan seperti demam, warna kemerahan, nyeri, dan panas pada lokasi bengkak
- Adanya nyeri hebat atau kram pada tungkai
- Adanya ulkus dengan diameter >2 cm
- Nilai pengukuran ankle brachial index (ABI) tidak normal
- Adanya riwayat trauma tungkai yang baru terjadi
- Adanya riwayat operasi pada daerah tungkai
- Adanya komorbiditas seperti hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes mellitus, dan penyakit kardiovaskuler[1-5]
Sekilas tentang Manajemen Pasien dengan Red Flag Bengkak Tungkai Bawah
Penentuan langkah manajemen lebih lanjut pada pasien dengan red flag bengkak pada tungkai bawah diawali dengan menentukan etiologi melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang baik.
Anamnesis
Onset bengkak merupakan bagian penting dalam anamnesis. Onset bengkak <3 hari biasanya disebabkan oleh etiologi yang membutuhkan manajemen kegawatan, seperti deep vein thrombosis (DVT), infeksi, trauma, atau eksaserbasi penyakit kronik. Adanya riwayat trauma mungkin menandakan fraktur, ruptur otot, atau compartment syndrome.
Adanya riwayat penyakit kronik seperti diabetes mellitus atau gagal jantung kongestif dapat memberikan predisposisi selulitis. Pada pasien dengan kecurigaan infeksi, anamnesis tentang riwayat trauma, gigitan binatang, gambaran lesi awal, dan keluhan sistemik seperti demam atau menggigil dapat membantu penegakkan etiologi infeksi.
Pada pasien dengan kecurigaan DVT, dokter dapat menanyakan faktor risiko seperti kebiasaan merokok, penggunaan pil kontrasepsi, atau kehamilan.[1,3]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik perlu memperhatikan apakah bengkak bersifat unilateral atau bilateral. Bengkak bilateral umumnya disebabkan oleh kondisi sistemik seperti gagal jantung kongestif. Namun, pada bengkak unilateral, pemeriksaan tungkai kontralateral juga tetap harus dilakukan. Pemeriksaan perlu menentukan apakah ada tanda inflamasi seperti warna kemerahan, rasa panas, dan nyeri.
Dokter juga memeriksa ada tidaknya demam yang dapat menandakan infeksi dan ada tidaknya deformitas yang dapat menandakan fraktur, dislokasi, atau ruptur otot. Gangguan lain seperti nyeri tekan, penurunan range of motion, dan kelainan neurologis juga dapat dicari pada pemeriksaan fisik.[1-3]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang bengkak tungkai bawah dilakukan sesuai indikasi. Duplex ultrasound merupakan pemeriksaan penunjang inisial yang dapat digunakan pada kasus bengkak tungkai bawah tanpa penyebab pasti. Computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI) juga merupakan pemeriksaan penunjang alternatif yang bisa dilakukan. Pada bengkak akut, pemeriksaan kadar D-dimer dan penggunaan kriteria Wells’ dapat dilakukan untuk menilai kemungkinan diagnosis DVT.[2,3,5]
Tata laksana disesuaikan dengan etiologi yang telah ditemukan. Pada bengkak yang disebabkan oleh DVT, fraktur, atau ruptur otot, rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder perlu segera dilakukan. Pada kasus infeksi, pencarian sumber infeksi dan pemberian antibiotik intravena dapat dilakukan.[2,3,5]