Silver diamine fluoride (SDF) digadang-gadang sebagai agen potensial dalam upaya pencegahan karies, baik pada gigi sulung maupun permanen. Namun, bukti ilmiah mengenai efektivitas SDF dalam mencegah terbentuknya karies masih terbatas dan memerlukan penelitian lebih lanjut.[1,2]
Karies merupakan salah satu penyakit kronis gigi yang paling umum terjadi di seluruh kelompok usia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, karies menjadi masalah utama kesehatan gigi dan mulut di Indonesia, dengan prevalensi mencapai 88,8%.[3]
Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi dan munculnya rasa sakit, hingga menurunkan kualitas hidup seseorang. Oleh karena itu, beberapa upaya telah dilakukan untuk mencegah terbentuknya karies, seperti penggunaan fluoride varnish, fissure sealant, dan silver diamine fluoride (SDF).[1,4]
Berbagai Upaya Pencegahan Karies Dentis
Fluoride varnish adalah pengaplikasian fluor secara topikal pada permukaan gigi yang dilakukan oleh dokter gigi. Cara ini telah terbukti dapat mengurangi prevalensi dan mencegah risiko karies, baik pada gigi sulung maupun permanen selama 50 tahun terakhir. Fluoride varnish bekerja lebih optimal dalam mencegah munculnya lesi karies baru.[1,4,5]
Fissure sealant adalah pengaplikasian physical barrier pada permukaan gigi, baik menggunakan bahan berbasis resin maupun glass ionomer, sehingga mampu mencegah terjadinya akumulasi plak dan debris.[6]
Sementara itu, SDF dinyatakan tidak mampu mencegah karies tetapi terbukti dapat menghentikan proses perkembangan karies sehingga terbentuk arrested caries. Pada tahun 2014, The Food and Drug Administration (FDA) telah menyetujui SDF sebagai agen perawatan pada gigi sensitif dengan cara membentuk deposit yang mengandung kalsium, fosfat, dan fluor pada peritubular dan tubulus dentin.[7,8]
Meskipun demikian, SDF seringkali digunakan sebagai agen untuk mencegah terjadinya karies pada gigi sulung maupun permanen.[1,4]
Mekanisme Kerja Silver Diamine Fluoride (SDF)
SDF pertama kali ditemukan pada tahun 1970, dan saat ini kembali populer karena efek antibakteri dan kemampuannya untuk mendukung proses remineralisasi pada jaringan keras gigi. SDF merupakan larutan yang mengandung ion silver dan fluor. SDF mampu menurunkan jumlah biofilm di dalam rongga mulut, menghambat degradasi kolagen, serta mendukung proses remineralisasi enamel dan dentin.[1,7,8]
Ion silver bersifat bakterisid dengan cara mengganggu membran sel bakteri dan menghambat aktivitas enzim, sehingga mengurangi jumlah bakteri kariogenik, terutama Streptococcus mutans dan Lactobacillus sp. Ion fluor akan mendukung proses remineralisasi dengan membentuk fluoroapatit, yang akhirnya memperkuat struktur gigi dan meningkatkan resistensi gigi terhadap asam.[1,4,8]
Selain itu, SDF mampu membentuk sebuah lapisan berupa silver phosphate dan calcium fluoride pada permukaan gigi, yang bekerja sebagai pelindung terhadap asam dan menghambat proses demineralisasi.[4,8]
Bukti Ilmiah Efek Silver Diamine Fluoride (SDF) dalam Mencegah Karies
Penelitian pada tahun 2018, yang melibatkan 3.345 anak di 35 sekolah, menunjukkan bahwa insidensi karies pada subjek yang mendapatkan perawatan SDF lebih rendah 23‒52% daripada subjek yang menerima plasebo. Namun, subjek yang mendapatkan perawatan fissure sealant berbahan glass ionomer menunjukkan insidensi karies yang lebih rendah lagi sebesar 63‒70%.[9]
Hal serupa juga dilaporkan sebuah studi pada tahun 2024, yang membandingkan efikasi SDF dengan fluoride varnish dalam mencegah karies. Studi tersebut menunjukkan bahwa gigi yang telah diaplikasikan SDF cenderung memerlukan perawatan ulang dengan prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan gigi yang diaplikasikan fluoride varnish.[8]
Tinjauan Cochrane Tahun 2024
Tinjauan Cochrane pada tahun 2024 mengkaji efektivitas SDF topikal untuk mencegah dan menangani kerusakan gigi pada anak-anak dan dewasa. Tinjauan ini melibatkan 29 uji klinis terkontrol acak, dengan 13.036 pasien.[11]
Hasil tinjauan efikasi SDF dalam pencegahan dan penghentian karies adalah:
- Karies di akar gigi: SDF kemungkinan mencegah karies akar gigi baru, dengan perbedaan rata-rata -0,79 surfaces (95% CI -1,40 hingga -0,17), di mana hasil ini dianggap sebagai bukti dengan kepastian sedang.
- Karies di gigi sulung: SDF dapat membantu menghentikan karies yang sudah ada pada gigi sulung. Perbedaan rata-rata adalah 0,86 surfaces (95% CI 0,39 hingga 1,33), tetapi hasil ini dianggap sebagai bukti dengan kepastian rendah.
Sementara, bukti SDF untuk mencegah karies baru pada gigi sulung dan permanen masih sangat belum pasti. Jika SDF dibandingkan dengan perawatan lain, hasilnya menunjukkan bahwa:
Fluoride varnish mungkin terdapat sedikit atau tidak ada perbedaan untuk mencegah karies baru pada gigi sulung jika membandingkan dengan SDF.
Fissure sealant dan atraumatic restorative treatment (ART) berbahan glass ionomer jika dibandingkan dengan SDF belum menunjukan hasil yang pasti.
Keterbatasan dari semua uji klinis yang ditinjau adalah kualitas bukti yang terbatas, di mana banyak uji memiliki risiko bias yang tinggi dan ukuran sampel yang kecil. Fakta bahwa SDF akan menodai gigi telah memengaruhi hasil penelitian, karena tidak mungkin untuk membutakan pasien dan peneliti terhadap perawatan SDF karena mereka dapat melihat produknya.[11]
Rekomendasi Penggunaan Silver Diamine Fluoride
Penggunaan SDF cukup sederhana, ekonomis, dan bersifat non-invasif, sehingga dapat direkomendasikan sebagai salah satu perawatan gigi alternatif. Khususnya, saat program kesehatan masyarakat, saat pelayanan kesehatan di daerah dengan keterbatasan sarana prasarana dan akses pelayanan kesehatan, serta pada pasien dengan dental anxiety dan non kooperatif.[4,7–9]
Efek Samping Penggunaan Silver Diamine Fluoride (SDF)
Efek samping utama dari penggunaan SDF adalah timbulnya noda hitam pada permukaan gigi yang dirawat. Selain itu, SDF dapat menimbulkan rasa metalik dan iritasi ringan bila berkontak dengan mukosa.[1,2,4,10]
Mengingat SDF mengandung ion silver, maka SDF tidak dapat digunakan pada pasien yang menderita alergi silver.[4]
Kesimpulan
FDA telah menyetujui penggunaan silver diamine fluoride (SDF) sebagai agen desensitisasi gigi sensitif. Meskipun demikian, belum ada bukti kuat yang menunjukkan efikasi SDF dalam mencegah timbulnya karies, baik pada gigi sulung maupun permanen. Hal ini dikarenakan bukti ilmiah yang tersedia masih terbatas dan belum sepenuhnya konsisten, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.
Namun, uji klinis penggunaan SDF memang sulit dilakukan secara buta (blind), baik terhadap pasien maupun dokter gigi, karena SDF menodai gigi dan karenanya akan terlihat, sehingga desain uji klinis perlu mempertimbangkan hal ini.
Pencegahan karies yang efektif dapat dilakukan dengan mengaplikasian fluoride varnish dan sealants pada permukaan gigi. Namun, SDF dapat dijadikan sebagai perawatan alternatif dalam menghentikan proses perkembangan karies ketika terjadi keterbatasan sarana prasarana dan kesulitan menuju akses pelayanan kesehatan yang memadai.