Tai Chi for Chronic Pain Conditions: A Systematic Review and Meta-analysis of Randomized Controlled Trials
Abstrak
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa Tai Chi memiliki potensi untuk nyeri kronis, tetapi perannya masih kontroversial. Tinjauan ini memeriksa bukti-bukti yang berhubungan dengan efek Tai Chi terhadap kondisi nyeri kronis. Ada 18 uji acak terkontrol yang diikutsertakan pada tinjauan kami.
Hasil agregat menemukan bahwa Tai Chi memberi bukti positif untuk menurunkan secara cepat nyeri kronis akibat osteoarthritis (standardized mean difference [SMD] -0,54; 95% confidence interval [CI] -0,77 hingga -0,30; P < 0,05). Durasi valid latihan Tai Chi untuk osteoarthritis lebih dari 5 minggu.
Selain itu, ada sejumlah bukti manfaat tambahan tentang efek Tai Chi terhadap penurunan cepat nyeri kronis pada nyeri punggung bawah (SMD 10,81; 95% CI -1,11 hingga -0,52; P <0,05) dan osteoporosis (SMD -0,83; 95% CI -1,37 hingga -0,28; P= 0,003). Oleh karena itu, para klinisi dapat mempertimbangkan Tai Chi sebagai terapi pelengkap dan alternatif pada penatalaksanaan kondisi nyeri kronis.
Ulasan Alomedika
Nyeri kronis merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat dan menimbulkan beban fisik, psikologis, dan ekonomi yang cukup signifikan bagi para penderitanya. Penyebab umum nyeri kronis meliputi osteoarthritis, nyeri punggung bawah, rheumatoid arthritis dan fibromyalgia.
Selain terapi farmakologi, terapi pelengkap dan alternatif (complementary and alternative medicine/ CAM) sudah banyak dimanfaatkan dalam penatalaksanaan nyeri kronis. Salah satunya adalah latihan Tai Chi.
Tai Chi merupakan salah satu terapi latihan mind-body yang diyakini dapat meningkatkan kekuatan muskuloskeletal dan stabilitas sendi. Namun, hal ini masih kontroversial. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk melakukan tinjauan sistematis dan meta analisis terhadap bukti-bukti uji acak terkontrol yang membahas efek Tai Chi terhadap nyeri kronis.
Ulasan Metode Penelitian
Data penelitian ini bersumber dari (hingga Juni 2015) PubMed, EMBASE, OVID-MEDLINE, Cochrane Library, China Knowledge Resource Integrated (CNKI), Wangfang database, dan Weipu database for Chinese Technical Periodicals. Kriteria inklusi yang digunakan meliputi uji acak terkontrol, partisipan dengan kondisi nyeri kronis (durasi >6 bulan), intervensi latihan Tai Chi, luaran primer yang mencakup kondisi nyeri. Penilaian kualitas metode penelitian tiap studi menggunakan skala Physiotherapy Evidence Database (PEDro).
Meta analisis dilakukan dengan menggunakan Review manager versi 5. Data kontinu dipresentasikan sebagai standardized mean difference (SMD) dan 95% confidence interval (CI). Heterogenitas data diperiksa dengan menggunakan statistik Cochran Q dan dikuantifikasi dengan indeks I2. P <0,05 dianggap signifikan secara statistik. Bias publikasi dinilai dengan menerapkan funnel plot.
Ulasan Hasil Penelitian
Dari hasil pencarian 29 artikel full-text, kami mendapatkan 18 uji acak terkontrol yang memenuhi kriteria inklusi (15 artikel berbahasa Inggris dan 3 artikel berbahasa Cina). Delapan belas penelitian tersebut mencakup 1.260 pasien yang tersebar di Australia, Cina, Korea, dan Amerika Serikat (sejak tahun 2000 hingga 2015). Durasi penelitian berkisar antara 6–28 minggu.
Untuk nyeri kronis secara keseluruhan, hasil agregat menunjukkan bahwa latihan Tai Chi memberikan manfaat positif dalam penurunan nyeri jika dibandingkan dengan kontrol (SMD -0,65; 95% CI -0,82 hingga -0,48; P <0,001). Untuk kasus osteoarthritis, Tai Chi mampu menurunkan nyeri kronis (SMD -0,54; 95% CI -0,77 hingga -0,30; P <0,001).
Pada kasus nyeri punggung bawah, Tai Chi menunjukkan perbaikan nyeri kronis yang signifikan (SMD -0,81; 95% CI -1,11 hingga-0,52; P <0,001). Untuk osteoporosis, Tai Chi mampu mengurangi nyeri 9 SMD -0,83; 95% CI -1,37 hingga -0,28; P=0,003).
Pada kasus fibromyalgia, latihan Tai Chi tidak memperlihatkan manfaat signifikan dalam penurunan nyeri kronis (SMD -0,52; 95% CI -1,09 hingga 0,05; P = 0,07). Analisis subgrup untuk kasus osteoarthritis menunjukkan bahwa manfaat penurunan nyeri secara signifikan tercapai pada durasi latihan 5 minggu ke atas.
Kelebihan Penelitian
Kelebihan penelitian ini terletak pada penerapan metode meta analisis yang eksklusif terhadap data uji acak terkontrol pada database publikasi yang sudah valid serta mencakup publikasi, baik yang berbahasa Inggris maupun Cina.
Limitasi penelitian
Limitasi penelitian ini terdapat pada sejumlah hal.
- Ditemukan bias yang berhubungan dengan publikasi dan lokasi
- Meskipun sudah menerapkan penilaian skala PEDro, mayoritas metode blinding pada penelitian yang diikutsertakan masih menunjukkan kelemahan mendasar. Hampir tidak mungkin untuk melakukan blinding pada partisipan dan instruktur Tai Chi, sehingga ada efek placebo yang mungkin terjadi dan memberikan dampak pada partisipan
Cukup sulit untuk melakukan metode blinding, bahkan hampir mustahil bagi pemeriksa, terutama dalam proses penilaian dampak latihan Tai Chi. Oleh sebab itu, potensi bias performa atau bias deteksi amat mungkin terjadi selama durasi penelitian.
- Jumlah data uji acak terkontrol untuk kasus seperti rheumatoid arthritis, stroke, fibromyalgia, herpes zoster, nyeri punggung bawah, osteoporosis masih amat terbatas. Sehingga, interpretasi hasil agregat perlu diterjemahkan secara hati-hati.
- Belum ada penyesuaian hasil agregat terhadap kemungkinan efek dari variabel pengganggu, seperti tipe latihan Tai Chi (seperti gaya Yang, gaya Wu, dan lain-lain) dan frekuensi latihan.
- Hanya ada 2 studi yang melaporkan kejadian merugikan terkait latihan Tai Chi, sehingga penilaian efek samping sulit dilakukan pada meta analisis ini.
- Intervensi pada grup kontrol bervariasi antara studi-studi yang dilibatkan, sehingga dapat memberikan hasil yang heterogen dan memengaruhi derajat manfaat yang dihasilkan
Aplikasi Hasil Penelitian di Indonesia
Hasil penelitian ini dapat diterapkan di Indonesia untuk menunjang opsi terapi pelengkap dan alternatif dalam mengurangi kasus nyeri kronis. Akses latihan Tai Chi secara langsung mudah didapat dari konten digital atau dari jasa trainer profesional. Dampak buruk minimal dari Tai Chi hanya ditunjukkan oleh 2 uji acak terkontrol, sehingga aktivitas fisik ini tergolong cukup aman diterapkan.
Meskipun demikian, dengan sejumlah limitasi bukti yang tersedia, penting bagi para klinisi untuk mengedukasi setiap pasien nyeri kronis bahwa terapi Tai Chi bukan digunakan sebagai terapi utama, melainkan hanya sebagai pelengkap dan alternatif di samping terapi farmakologi aktif untuk nyeri kronis yang mereka alami.