Teknik Swab Vagina
Teknik pemeriksaan swab vagina meliputi saline wet mount, whiff test, kultur, dan nucleic acid amplification testing (NAAT).
Persiapan Pasien
Persiapan dimulai dengan melakukan anamnesis mengenai riwayat kesehatan dan seksual dan menjelaskan langkah–langkah prosedur yang akan dilakukan. Pasien diberi kesempatan untuk mencerna informasi serta bertanya atau mengutarakan kekuatirannya jika masih ada yang belum jelas sebelum memberikan informed consent.[5]
Setelah pasien memberikan informed consent, instruksikan pasien untuk mengosongkan kandung kemih, melepaskan pakaian bagian bawah, dan berbaring. Pastikan bed pasien berada di tempat yang cukup tertutup agar privasi pasien terjaga. Sebelum kontak dengan pasien, cuci tangan dan kenakan sarung tangan.[5]
Peralatan
Peralatan yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut:
- Lampu pemeriksaan
Swab steril dan slide mikroskop untuk masing–masing pemeriksaan (high vaginal swab/HVS dan low vaginal swab/LVS)
- Swab transtube (media transpor charcoal) untuk masing–masing pemeriksaan
- Spekulum vagina
- Sarung tangan
- Label identitas pasien[5]
Posisi Pasien
Pemeriksaan dilakukan dengan pasien berada dalam posisi litotomi. Posisikan lampu agar area pemeriksaan terlihat jelas.[5]
Prosedural
Prosedur meliputi pengambilan sampel dan pemeriksaan hasil swab. Pemeriksaan yang umum dilakukan menggunakan sampel swab vagina pada kasus suspek vaginitis adalah saline wet mount, whiff test, kultur, dan nucleic acid amplification testing (NAAT).[2]
Prosedur Pengambilan Sampel Swab Vagina oleh Klinisi
Prosedur pengambilan sampel untuk pemeriksaan swab vagina adalah sebagai berikut:
- Buka kedua labia minora dengan tangan nondominan
- Lakukan inspeksi meatus eksterna dan vulva. Perhatikan apakah ada lesi kulit, sekret atau perdarahan pervaginam, dan bekas luka
- Masukan spekulum
- Swab dinding vagina (jarak >2 cm dari introitus untuk HVS dan jarak 1–2 cm dari untuk LVS) menggunakan swab steril.
- Apusan swab sebanyak 2–3 kali gulungan pada slide mikroskop tanpa terputus. Tunggu hingga apusan mengering di udara terbuka, lalu tutup slide carrier, kemudian buang swab
- Jika diperlukan pemeriksaan untuk kultur, gunakan swab transtube untuk mengambil sampel sekret vagina
- Masukkan slide dan transtube dalam kantung spesimen, serta beri label identitas pasien[5]
Prosedur Pengambilan Sampel Low Vaginal Swab secara Mandiri
Pada pengambilan sampel sekret vagina yang dilakukan oleh pasien sendiri, peralatan yang digunakan adalah swab transtube. Sebelum mengambil sampel, edukasi pasien untuk mencuci tangan dan menjaga keseimbangan selama prosedur pengambilan sampel. Pasien melakukan prosedur dalam posisi berdiri dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Putar tutup transtube untuk membuka segel. Tarik tutup yang tersambung dengan swab keluar dari tabung. Jangan meletakkan swab atau menyentuhkan ujung swab dengan benda apa pun. Jika terjadi hal tersebut, buang swab dan minta swab baru
- Pegang swab di bagian tutup dengan satu tangan, kemudian arahkan ujung swab ke vagina
- Dengan tangan yang bebas, buka kulit di luar vagina. Masukkan ujung swab ke introitus. Arahkan ujung swab ke punggung bagian bawah, relaksasikan otot–otot vagina
- Masukkan swab perlahan ke dalam vagina, tidak lebih dari 2 inci. Jika swab sulit masuk, putar swab sambil dorong perlahan. Jika masih sulit, hentikan prosedur
- Pastikan swab menyentuh dinding–dinding vagina, sehingga sekret terserap oleh swab. Putar swab selama 10-15 detik
- Keluarkan swab tanpa menyentuh kulit. Masukkan swab ke dalam tabung dan tutup dengan rapat. Ulangi langkah–langkah tersebut jika masih diperlukan sampel kedua
- Setelah prosedur selesai, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Bilas dan keringkan[11]
Sampel harus disimpan pada suhu 2–30°C dan dikirimkan ke laboratorium dalam waktu 14 hari sejak pengambilan. Sampel juga dapat dibekukan dan dikirim ke laboratorium pada suhu (–20°C) dalam 180 hari sejak pengambilan.[11]
Saline Wet Mount Test
Pada saline wet mount test, satu tetes sekret vagina dan 1–2 tetes larutan garam fisiologis diteteskan pada slide mikroskop, kemudian diamati dengan pembesaran 400 kali. Tes ini 60% sensitif dan 98% spesifik untuk vaginosis bakterial, serta 80–90% sensitif untuk trikomoniasis.
Whiff Test
Pada whiff test, sekret vagina dan larutan KOH 10% diteteskan pada slide mikroskop. Hasil positif berupa bau amis (fishy odor) akibat pelepasan amin.[2]
Whiff test positif umumnya dihubungkan dengan vaginosis bakterial, tetapi tidak spesifik maupun sensitif untuk diagnosis. Whiff test juga dapat positif pada trikomoniasis. Hasil negatif pada whiff test 65–85% sensitif untuk infeksi candida.[2]
Kultur
Pemeriksaan kultur swab vagina jarang digunakan untuk mendiagnosis vaginosis bakterial. Kultur menggunakan media Nickerson atau Sabouraud diindikasikan pada kasus kandidiasis vaginalis yang refrakter atau rekuren.
Sedangkan kultur menggunakan media Diamond atau Trichosol broth direkomendasikan pada kasus suspek trichomoniasis yang tidak dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan lainnya.[2]
Pada pasien usia prepubertas, kultur swab vagina disertai swab rektum dapat dilakukan untuk kasus vulvovaginitis akibat Gonorrhea dan Chlamydia.[2]
Nucleic Acid Amplification Test
Nucleic acid amplification test (NAAT) umumnya digunakan untuk skrining dan deteksi infeksi menular seksual pada wanita usia pubertas dan dewasa. Pemeriksaan NAAT dapat dilakukan menggunakan sampel swab vagina ataupun urine.[2]
Pada vaginosis bakterial, NAAT berpotensi memiliki sensitivitas dan spesifisitas lebih tinggi dibandingkan pewarnaan Gram dan diagnosis klinis. Metode hibridisasi DNA Affirm 80% sensitif untuk Trichomonas sp. dan 94% sensitif untuk vaginosis bakterial. Selain itu, Trichomonas rapid test dan PCR dapat digunakan untuk mendeteksi Trichomonas.[2]
Pewarnaan
Pewarnaan Gram memiliki sensitivitas 89–97% dan spesifisitas 79–85% untuk mendeteksi vaginosis bakterial. Pada kasus kandidiasis vaginalis, pewarnaan Gram dapat memperkuat diagnosis. Sedangkan Trichomonas sp. dapat diidentifikasi melalui pewarnaan Gram spesimen kultur in vitro.[2]
Follow Up
Berikut ini merupakan beberapa karakteristik kelainan hasil pemeriksaan swab vagina pada kasus vaginitis:
Vaginosis Bakterial
Pada vaginosis bakterial, hasil pemeriksaan swab vagina dapat menunjukkan clue cell pada saline wet mount test. Clue cell adalah sel epitel vagina yang tertutup banyak sel batang dan bakteri kokus, sehingga memberikan gambaran granular. Selain itu, ditemukan berkurangnya jumlah lactobacilli, dan tidak tampak leukosit.[2,3]
Dengan pewarnaan Gram, clue cell tampak berupa sel epitel yang tertutup sel–sel batang kecil gram negatif. Hasil whiff test umumnya positif. Umumnya kultur tidak diperlukan.[2,3]
Kandidiasis Vaginalis
Pada kandidiasis vaginalis, saline wet mount test menunjukkan gambaran hifa dan budding yeast. Whiff test umumnya negatif. Kultur tidak diperlukan kecuali pada kasus rekuren.[2,3]
Trikomoniasis
Pada trikomoniasis, saline wet mount menunjukkan banyak leukosit (>10 per LPB) dan terdapat sel epitel. Whiff test dapat menunjukkan hasil positif. Trikomoniasis biasanya disertai dengan infeksi menular seksual lainnya, sehingga sebaiknya dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti kultur dan NAAT untuk mendeteksi adanya infeksi Gonorrhoeae dan Chlamydia.[2,3,6]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli