Indikasi Brakhiterapi
Indikasi brakhiterapi secara umum adalah untuk kasus-kasus medis maligna ataupun non-maligna yang memerlukan iradiasi. Indikasi ini dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan tujuannya:
- Kuratif definitif radioterapi, dengan atau tanpa kemoterapi
- Adjuvan untuk mengurangi kemungkinan kekambuhan lokal setelah tindakan pembedahan
- Paliatif pada kasus metastasis simtomatik
Tujuan dari semua teknik iradiasi adalah untuk memberikan dosis radiasi ke tumor yang cukup tinggi untuk membasmi sel abnormal tanpa menyebabkan kerusakan berlebihan pada jaringan normal. Target utama terapi radiasi secara umum adalah rantai asam deoksiribonukleat (DNA) untuk menginduksi kematian sel, redistribusi siklus sel, dan perubahan lingkungan mikro.[1]
Kanker Prostat
Pada kasus kanker prostat, brakhiterapi umumnya dilakukan dengan implantasi benih permanen brakhiterapi dosis tinggi ke kelenjar prostat.
Belum ada uji klinis acak adekuat yang membandingkan brakhiterapi dengan modalitas pengobatan lain. Pemilihan brakhiterapi daripada terapi radiasi sinar eksternal (EBRT), prostatektomi radikal, atau pengawasan aktif umumnya didasarkan pada skenario klinis masing-masing pasien, termasuk komplikasi terkait pengobatan serta preferensi dokter dan pasien.
Terdapat studi yang menunjukkan bahwa brakhiterapi menghasilkan angka kesintasan 10 tahun yang setara dengan prostatektomi radikal dan external beam radiation therapy (EBRT), dengan lebih sedikit efek samping termasuk insiden impotensi dan inkontinensia yang lebih rendah.[2,17,19]
Kanker Payudara
Pada kanker payudara, brakhiterapi dapat dilakukan dengan pulse-dose ataupun pemberian dosis tinggi. Brakhiterapi diberikan setelah dilakukan lumpektomi. Brakhiterapi dilaporkan memberikan tingkat kesembuhan yang baik dan mengurangi keperluan mastektomi.[2]
Keganasan Ginekologi
Brakhiterapi telah dilaporkan bermanfaat pada kasus kanker serviks, vulva, dan vagina. Saat ini brakhiterapi dapat dilakukan pada keganasan ginekologi dengan teknik image guided brachytherapy (IGBT). Peran brakhiterapi pada kanker serviks dinilai efektif, di mana bersama radiasi eksternal menjadi standard dalam penatalaksanaan kanker serviks.[2,20]
Tumor Kepala Leher
Pada tumor kepala leher, brakhiterapi digunakan pada tumor ukuran kecil dan tidak menginvasi jaringan sekitarnya. Penggunaan brakhiterapi dalam pengobatan kanker kepala leher masih banyak menuai keraguan karena kedekatannya dengan struktur vital, seperti arteri karotis, vena jugularis, pembuluh darah utama lain, dan otak.[2]
Kanker Kulit
Brakhiterapi merupakan pengobatan pilihan dalam kasus kanker kulit, yang tidak dapat diangkat melalui pembedahan tanpa menimbulkan cacat kosmetik yang signifikan dan kebutuhan prosedur rekonstruktif.[2]
Kanker Paru
Pada kebanyakan kasus kanker paru, brakhiterapi digunakan sebagai terapi paliatif untuk mengatasi obstruksi endobronkial.[2]
Kanker Esofagus
Brakhiterapi juga digunakan sebagai terapi paliatif pada kanker esofagus. Tujuan brakiterapi paliatif adalah untuk mengurangi disfagia, nyeri, perdarahan, serta meningkatkan kualitas hidup pasien. Brakhiterapi esofageal memiliki keunggulan yaitu dapat memberi paparan radiasi dosis tinggi pada tumor sembari melindungi jaringan sehat yang berdekatan dan mencegah komplikasi lambat dari radiasi.[2]