Teknik Pemeriksaan Darah Lengkap
Teknik complete blood count (CBC) atau pemeriksaan darah lengkap melibatkan pengambilan sampel darah dan pemeriksaan komponen darah. Sampel darah biasanya diambil dengan flebotomi. Komponen darah umumnya diperiksa menggunakan alat otomatis yang dapat menunjukkan hasil pemeriksaan dengan jumlah darah yang sedikit dan waktu pemeriksaan yang singkat. Komponen yang diperiksa umumnya mencakup hemoglobin, hematokrit, sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan differential count atau hitung jenis sel darah putih.[1-6]
Persiapan Pasien
Sebelum melakukan pemeriksaan darah lengkap, dokter perlu melakukan pemeriksaan klinis untuk menentukan bahwa pemeriksaan darah lengkap akan bermanfaat dalam alur diagnostik pasien. Pastikan bahwa tidak ada kontraindikasi pemeriksaan. Kemudian, lakukan informed consent.[1-6]
Peralatan
Peralatan yang harus dipersiapkan sebelum pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan pemeriksaan darah lengkap adalah peralatan untuk pengambilan sampel, serta alat untuk pemeriksaan komponen darah.[1-6]
Tabung
Tabung plastik lebih disukai karena fleksibel dan tahan terhadap kecepatan sentrifugasi tinggi. Tabung plastik dibuat dari poliester seperti polietilen tereftalat (PET), poliolefin seperti polietilena dan polipropilena (PP), poliakrilat, politetrafluoroetilen, polisiloksan, polivinil klorida, poliakrilonitril, dan polistirena. Kekurangan tabung plastik memiliki lebih banyak permeabilitas gas dibandingkan dengan tabung gelas.[1-6]
Zat Tambahan
Untuk sampel pemeriksaan darah lengkap, biasanya tabung yang digunakan memiliki tutup berwarna ungu yang berisi antikoagulan ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA).[1-6]
Jarum
Dalam pengambilan sampel darah vena, ukuran jarum pengambilan sampel harus ditentukan sesuai dengan jumlah darah yang akan diambil, usia pasien, dan diameter vena. Untuk mengambil darah dari vena antekubital, ukuran jarum yang ideal adalah 19-21 G (gauge). Jarum yang lebih kecil dapat digunakan pada bayi baru lahir dan pada orang dewasa yang memiliki pembuluh darah yang lebih tipis.[1-6]
Posisi Pasien
Saat pengambilan sampel, pasien umumnya diposisikan pada posisi supine atau duduk dengan lengan bersandar pada permukaan yang rata. Pastikan pasien nyaman. Lengan dalam posisi ekstensi.[1-6]
Prosedural
Pada pemeriksaan darah lengkap, tempat pengambilan sampel yang umum digunakan adalah dengan darah vena pada antecubiti. Pemeriksaan komponen darah dapat dilakukan dengan berbagai metode, termasuk impedance dan flow cytometry.[1-6]
Pengambilan Darah Vena
Darah untuk pemeriksaan darah lengkap biasanya diambil dari vena. Lakukan inspeksi pada fossa antecubiti, lengan bawah, dan tangan. Vena yang paling sering digunakan adalah vena mediana cubiti, vena basilica, vena cephalica. Alternatif lain adalah pleksus vena dorsalis pada kaki, vena marginal median, dan vena saphena magna. Cari vena yang terlihat, lurus tidak bercabang, dan jelas.
Setelah flebotomi dilakukan, masukkan sampel darah ke dalam tabung yang sesuai. Tabung untuk pemeriksaan darah lengkap biasanya berwarna ungu dan mengandung EDTA. Untuk mencampur darah dan EDTA, bolak-balikkan tabung secara perlahan sebanyak 8-10 kali. Jangan kocok tabung terlalu kencang karena dapat terjadi kerusakan pada sel darah.[1-6]
Metode Impedance (Coulter Method)
Coulter bersaudara mengamati bahwa sel-sel darah yang tersuspensi dalam suspensi larutan ionik yang kemudian dilewatkan ruang sempit akan menyebabkan perubahan dalam arus listrik sesuai dengan jenis sel yang dideteksi oleh elektroda pada perangkat mereka. Saat setiap sel melewati celah, perubahan tahanan listrik antara dua elektroda (impedance) menyebabkan perubahan yang dapat dikuantifikasi.
Pada perangkat Coulter, setiap ketukan (puncak) yang dibaca pada osiloskop dihitung sebagai sebuah sel. Besarnya perubahan tegangan sebanding dengan ukuran sel yang lewat pada saat itu. Jumlah sel beserta ukurannya ditambahkan ke grafik histogram. Dalam grafik ini, populasi sel dapat dibedakan dengan nilai ambang tertentu.[3-7]
Metode Flow Cytometry
Metode Coulter memiliki keterbatasan dalam perhitungan sel darah putih. Masalah ini dapat diatasi dengan menggabungkan flow cytometer dengan hitung darah. Dengan flow cytometer, ukuran, bentuk, biokimia, atau komponen antigen sel dapat ditentukan.
Sumber cahaya dalam flow cytometer adalah laser. Sel yang lewat akan dipaparkan sinar laser yang akan menyebabkan hamburan. Penyadap yang ditempatkan di sudut yang berbeda dapat menentukan intensitas dari cahaya yang terhambur. Data yang berasal dari berbagai sudut dinilai dan dikumpulkan dan ditambahkan ke grafik sehingga, tipe sel darah putih dapat ditentukan.[3-7]
Perhitungan Parameter Tambahan
Hitung darah lengkap dikembangkan dengan menggabungkan lebih dari satu teknik. Pada hitung darah lengkap, Teknik yang pertama digunakan adalah pemeriksaan visual sel melalui mikroskop. Kadar hemoglobin diukur spektrofotometri dengan metode cyanohemoglobin (metode Drabkin) yang membuat parameter lain yang dikenal sebagai indeks eritrosit bisa dihitung. Saat ini, pengukuran hemoglobin fotometrik merupakan bagian integral dari alat hitung darah otomatis.
Parameter lain adalah hematokrit. Hematokrit merupakan proporsi total komponen seluler dalam darah terhadap total volume darah dalam persentase. Sebelum pengembangan metode otomatis, kadar hematokrit biasanya diukur dengan cara pengambilan sampel darah dalam tabung kapiler lalu dilakukan sentrifugasi. Namun, dengan alat otomatis yang tersedia luas saat ini, hematokrit akan langsung dihitung dengan menggunakan jumlah dan ukuran RBC.
Mean corpuscular volume (MCV) merupakan indikator tambahan, khususnya dalam diagnosis diferensial anemia. Pada pengukuran yang dilakukan di bawah mikroskop, nilai MCV dihitung dengan membagi nilai hematokrit terukur (Ht) terhadap jumlah sel darah merah (RBC).[3-7]
Follow Up
Hasil dari pemeriksaan darah lengkap dapat memandu keputusan klinis dokter. Nilai pemeriksaan yang didapat akan dibandingkan dengan nilai referensi, sehingga bisa ditentukan apakah pasien mengalami anemia, polisitemia, trombositosis, trombositopenia, leukositosis, ataupun leukopenia. Nilai referensi atau nilai ambang akan berbeda-beda tergantung institusi dan alat yang digunakan. Nilai referensi juga tergantung pada jenis kelamin pasien.
Tabel 1. Nilai Referensi Pemeriksaan Darah Lengkap pada Dewasa
Parameter | Laki-laki | Perempuan |
Hemoglobin (g/dl) | 13,6-16,9 | 11,9-14,8 |
Hematokrit (%) | 40-50 | 35-43 |
RBC (x106/µL) | 4,2-5,7 | 3,8-5,0 |
Trombosit (x103/µL) | 152-324 | 153-361 |
WBC (x103/µL) | 3,8-10,4 | |
MCV (fL) | 82,5-98 | |
MCHC | 32,5-35,2 |
Sumber: Uptodate, 2023.[19]
Sel Darah Putih (White Blood Count/ WBC)
Sel darah putih (WBC), juga dikenal sebagai leukosit, adalah populasi sel heterogen termasuk limfosit, monosit, dan granulosit, yang terdiri dari neutrofil, eosinofil, dan basofil. Hasil dapat dinyatakan dalam persentase atau nilai absolut.
Umumnya, peningkatan jumlah WBC total merupakan akibat dari peradangan dan infeksi. Namun, dapat berubah dalam beberapa kondisi klinis, seperti hemopati dan kasus inflamasi noninfeksi seperti rheumatoid arthritis dan lupus. Penurunan WBC juga bisa imbas obat, penyakit autoimun, infeksi virus, kegagalan sumsum tulang, pembesaran lien, penyakit hati, dan konsumsi alkohol.[1,3,8]
Komponen Sel Darah Putih:
Limfosit adalah komponen kunci dari respon imun adaptif. Limfosit menyumbang sekitar 20-40% dari total jumlah leukosit. Limfosit dapat meningkat atau menurun karena infeksi virus. Limfosit juga dapat meningkat pada kondisi seperti leukimia limfositik kronik.[1,3]
Monosit mengontrol respon imun bawaan dan adaptif terhadap patogen dengan mekanisme mencakup fagositosis, pelepasan spesies oksigen reaktif, sitokin, dan kemokin, serta perekrutan neutrofil dan presentasi antigen. Monosit dapat meningkat pada beberapa tipe infeksi seperti tuberkulosis, serta pada kelainan sumsum tulang seperti mielodisplasia.[1,3,9,10]
Neutrofil mewakili leukosit yang paling umum dan melimpah dalam sirkulasi sistemik, mencapai sekitar 40-70% dari jumlah total leukosit. Ketika infeksi terjadi, neutrofil dengan cepat bermigrasi ke tempat infeksi dan menghilangkan patogen yang menyerang. Peningkatan neutrofil, juga dikenal sebagai neutrofilia, dapat terjadi akibat stres, merokok, juga kelainan kronis seperti inflammatory bowel disease.[1,11]
Eosinofil mewakili 1-4% dari leukosit yang bersirkulasi dan memiliki peran penting dalam pertahanan terhadap parasit, penyebaran kondisi alergi, dan inflamasi. Eosinofil memiliki reseptor untuk banyak mediator inflamasi dan menghasilkan dan melepaskan berbagai molekul aktif secara biologis, termasuk protein sitotoksik, mediator lipid, kemokin, dan sitokin. Pengurangan jumlah eosinofil yang bersirkulasi, disebut eosinopenia, dapat terjadi selama infeksi akut. Eosinofil dapat meningkat karena kondisi atopik, alergi obat, dan infeksi parasit.[1,12,13]
Basofil mewakili granulosit paling langka, membentuk sekitar 0,5-1% dari total jumlah leukosit. Basofil dicirikan oleh adanya butiran basofilik dalam sitoplasma, mengandung beberapa mediator alergi seperti histamin, dan reseptor IgE berafinitas tinggi pada permukaan sel. Basofil dapat meningkat pada beberapa infeksi, inflamasi, dan pada kelainan sumsum tulang seperti leukemia mieloid kronik.[1,14]
Sel Darah Merah (Red Blood Count/ RBC)
Sel darah merah (RBC), juga disebut eritrosit, adalah sel sirkulasi yang paling melimpah dan diproduksi di dalam sumsum tulang melalui proses yang kompleks dan banyak tahap, yang dikenal sebagai eritropoiesis. Dalam kondisi fisiologis, sel darah merah memiliki karakteristik bentuk cakram bikonkaf, umur 120 hari, dan dimetabolisme oleh makrofag di limpa dan hati.[1,15,16]
Penurunan sel darah merah bisa disebabkan oleh kehilangan darah, baik secara cepat dan banyak ataupun sedikit-sedikit dalam jangka yang panjang. Pemendekan kelangsungan hidup sel darah merah bisa disebabkan oleh thalassemia, malaria, dan anemia sel sabit.
Parameter Sel Darah Merah:
Parameter yang berhubungan dengan karakteristik sel darah merah diantaranya, hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), mean corpuscular volume (MCV), mean corpuscular hemoglobin (MCH), dan mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC). Penurunan hemoglobin didefinisikan sebagai anemia. Hematokrit menunjukkan volume fraksional dari seluruh sampel darah yang ditempati oleh sel darah merah, dinyatakan sebagai persentase. Penilaian MCV, MCH, dan MCHC dapat menentukan jenis anemia.[1,3,17]
Trombosit (Platelet/ PLT)
Trombosit adalah elemen terkecil dalam aliran darah yang merupakan sel-sel anukleat yang diproduksi terutama di sumsum tulang oleh fragmentasi ekstrusi megakariosit ke dalam pembuluh darah. Trombosit meningkat jumlahnya setelah perdarahan, inflamasi, infeksi, pembedahan pada kelainan sumsum tulang, dan pada penderita lien yang hipoaktif.
Pemuruman hitung trombosit berhubungan dengan beberapa kondisi, seperti immune thrombocytopenic purpura, defisiensi vitamin, kemoterapi, konsumsi alkohol, penyakit hati, pembesaran lien, dan kelainan sumsum tulang. Penurunan hitung trombosit juga bisa disebabkan penyakit keturunan langka seperti sindrom Wiskott-Aldrich.[1,3,18]