Pedoman Klinis Biopsi Kulit
Pedoman klinis biopsi kulit yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pemilihan metode biopsi berdasarkan lesi kulit, dan prosedural biopsi yang tepat. Prinsip sterilitas, melakukan penekanan, dan perawatan luka yang baik penting untuk menghindari komplikasi tindakan biopsi, seperti infeksi dan perdarahan.
Pemilihan Metode Biopsi
Pilih metode biopsi berdasarkan jenis lesi dan keuntungan serta kekurangan tiap metode. Misalnya, keuntungan biopsi punch adalah sampel jaringannya yang berbentuk teratur. Akan tetapi, ada kemungkinan sampel kurang adekuat dan biopsi tidak mencapai jaringan yang lebih dalam.
Biopsi wedge umumnya dilakukan pada lesi berukuran besar. Sementara itu, biopsi insisi umumnya dipilih ketika dicurigai ada inflammatory dermatosis, seperti psoriasis dan systemic lupus erythematosus (SLE) kutan. Biopsi eksisi umumnya dilakukan pada suspek neoplasma, seperti karsinoma sel skuamosa.[3,6,9]
Prosedural Biopsi
Saat prosedur, dokter disarankan untuk menandai area biopsi dengan bentuk silang dan bukan lingkaran. Hal ini memudahkan posisi instrumen punch berada tepat di tengah dengan batas-batas biopsi lebih jelas. Hindari mengenai periosteum ketika melakukan biopsi punch di area kulit yang tipis dan didasari tulang, seperti dahi, area tulang kering, dorsum nasi, atau kulit kepala.[3,6,9]
Edukasi Pasien
Edukasi pasien meliputi penyembuhan luka bekas biopsi dan risiko munculnya bekas luka permanen. Luka bekas biopsi cukur bisa pulih dalam beberapa minggu tetapi mungkin mengalami krusta, eschar, serta nyeri di tengah penyembuhan. Bekas luka dapat berupa hiperpigmentasi atau hipopigmentasi sebesar area biopsi.
Penyembuhan luka bekas biopsi punch dapat berlangsung lebih cepat daripada biopsi cukur. Akan tetapi, biopsi punch bisa meninggalkan bekas luka berbentuk bundar, yang biasanya berukuran sedikit lebih kecil daripada instrumen punch yang digunakan.[3,6,9]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani