Pendahuluan Skin Test
Skin test (tes kulit) adalah prosedur pemeriksaan pada kulit pasien yang dilakukan untuk mengidentifikasi reaksi hipersensitivitas terhadap alergen tertentu dan faktor pencetus pada penyakit yang berhubungan dengan alergi, seperti dermatitis atopik dan urtikaria. Secara umum, skin test dilakukan dengan 3 cara utama, yaitu uji intradermal, uji tempel, dan uji tusuk.
Uji intradermal merupakan prosedur pemeriksaan yang berguna untuk mengetahui reaksi hipersensitivitas yang diperantarai oleh imunoglobulin E (IgE) terhadap bahan yang diujikan. Uji ini biasanya dilakukan untuk mengetahui reaksi hipersensitivitas terhadap obat injeksi, seperti penicillin, insulin, dan serum antitetanus. Pembacaan dilakukan setelah 15-20 menit untuk menilai reaksi cepat dan setelah 24-72 jam untuk reaksi lambat.
Uji tempel merupakan prosedur pemeriksaan yang berguna untuk mengidentifikasi alergen pada beberapa kondisi, seperti dermatitis kontak dan dermatitis atopik. Uji ini tidak rutin dikerjakan. Uji ini dilakukan dengan menempelkan alergen di kulit selama 2-3 hari, kemudian dilakukan pembacaan untuk mengetahui bahan apa yang menimbulkan reaksi alergi.[1-4]
Uji tusuk dilakukan untuk mengonfirmasi sensitisasi pada penyakit alergi yang dimediasi IgE. Uji ini bermanfaat dilakukan pada berbagai penyakit, termasuk rhinokonjungtivitis, asthma, urtikaria, anafilaksis, dan alergi obat dan makanan. Uji tusuk dilakukan dengan mencukit atau menusuk pada area kulit lengan bawah untuk memasukkan cairan ekstrak alergen, kontrol positif, dan kontrol negatif. Pembacaan dilakukan setelah 15-20 menit. Tes dikatakan positif jika terdapat ruam dengan diameter ≥ 3 mm.[5]