Pedoman Klinis Wet Dressing
Pedoman klinis wet dressing menggarisbawahi penggunaannya pada dermatitis atopik derajat sedang hingga berat, dan/atau refrakter pada anak-anak. Tindakan ini dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien, karena mempunyai efek mendinginkan, antiinflamasi, dan antipruritus pada kulit. Pedoman klinis tindakan wet dressing adalah:
- Indikasi wet dressing terutama untuk dermatitis atopik derajat sedang hingga berat, dan/atau refrakter pada anak-anak.
- Kontraindikasi absolut wet dressing adalah jika terdapat lesi eksim herpetikum. Pada lesi yang terlalu basah, maka wet dressing ditunda hingga 48−72 jam setelah pasien diberikan antibiotik, dan setelah terkonfirmasi bahwa lesi basah bukan herpes[5]
Wet dressing merupakan intervensi jangka pendek yang efektif, yaitu digunakan selama 3−14 hari hingga memberikan hasil perbaikan gejala
- Terapi wet dressing tidak boleh berkelanjutan, dan saat dihentikan harus dikurangi secara bertahap agar tidak terjadi efek rebound
- Pemasangan wet dressing dapat dilanjutkan di rumah, tetapi tetap di bawah pengawasan pemberi layanan kesehatan
Wet dressing menggunakan kortikosteroid topikal yang telah diencerkan lebih efektif jika dibandingkan dengan menggunakan pelembab/emolien saja
- Prosedur wet dressing menggunakan krim/salep dan dua lapis perban, yaitu lapisan pertama yang lembab/basah dan lapisan kedua yang kering
- Sebelum ditutupi wet dressing, pasien harus mandi berendam air hangat selama 10−15 menit, kemudian area lesi dioleskan obat topikal seperti kortikosteroid poten dan area kulit normal dioleskan pelembab
- Setelah gejala membaik dan wet dressing dihentikan, penderita dermatitis atopik atau keluarganya harus diberikan edukasi cara menjaga sawar kulit sehari-hari untuk mencegah eksaserbasi, seperti menggunakan pelembab di seluruh tubuh setiap hari segera setelah mandi saat kulit masih lembab[2,4-7]