Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Pemeriksaan Lapang Pandang general_alomedika 2023-11-13T09:56:54+07:00 2023-11-13T09:56:54+07:00
Pemeriksaan Lapang Pandang
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Pemeriksaan Lapang Pandang

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Teknik pemeriksaan lapang pandang dapat dilakukan secara manual dengan tes konfrontasi, atau menggunakan alat dengan perimeter. Pemeriksaan yang paling umum digunakan adalah teknik konfrontasi karena mudah dilakukan, sedangkan teknik perimetri hanya dilakukan jika membutuhkan hasil yang lebih detail dan sistematik.

Persiapan Pasien

Tidak ada persiapan khusus pada pasien sebelum pemeriksaan lapang pandang. Pasien hanya perlu dijelaskan mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan, sehingga pasien dapat mengikuti instruksi dan memberikan respon yang diperlukan.[1,2]

Peralatan

Peralatan yang diperlukan pada pemeriksaan lapang pandang bergantung teknik yang digunakan, yaitu teknik konfrontasi atau teknik perimeter.

Peralatan Teknik Konfrontasi

Pada teknik konfrontasi, pemeriksa dapat menggunakan jari atau dengan bantuan cakram berwarna merah, hijau, atau putih yang ditempelkan pada sebatang tongkat. cakram berwarna merah atau hijau lebih sensitif dalam menilai defisit lapang pandang daripada cakram berwarna putih.[1,2,6]

Peralatan Teknik Perimeter

Peralatan yang digunakan adalah Goldmann perimeter untuk pemeriksaan perimetri manual, atau dengan computerized automated perimeter untuk pemeriksaan otomatis. Bila terdapat dugaan gangguan lapang pandang sentral maka dapat dilakukan pemeriksaan dengan alat perimeter tangent screen dan Amsler grid. [1,2,6]

Posisi Pasien

Posisi pasien saat pemeriksaan lapang pandang adalah duduk di kursi atau di tempat tidur pemeriksaan, pada ruangan dengan pencahayaan cukup. Posisi pemeriksa harus tepat di depan pasien, dengan jarak satu lengan dari pasien. Posisi mata pemeriksa dan pasien harus berada pada tingkat yang sama.[1,2]

Prosedural

Prosedur pemeriksaan lapang pandang dapat menggunakan teknik konfrontasi atau dengan bantuan perimeter. Teknik konfrontasi dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu teknik konfrontasi biasa/konvensional dan teknik konfrontasi simultan. Sementara itu, prosedural dengan alat perimetri secara teknik juga dibagi menjadi dua tipe, yaitu statis dan kinetis, serta manual dan otomatis.[1,4]

Tes Konfrontasi Biasa atau Konvensional

Pada tes konfrontasi biasa/konvensional, satu mata diperiksa sementara mata lainnya ditutup dengan telapak tangan pasien. Langkah pemeriksaan sebagai berikut:

  1. Pemeriksaan mata dilakukan satu per satu, di mana pemeriksa menutup mata yang berlawanan dengan mata yang ditutup oleh pasien
  2. Pada pemeriksaan mata kiri, pasien menutup mata kanan dengan tangan kanannya, sedangkan pemeriksa menutup mata kirinya
  3. Mata yang terbuka menatap lurus ke depan
  4. Jari pemeriksaan (1, 2, atau 5 jari), atau objek cakram warna, digerakkan dari arah perifer atau belakang telinga pasien ke arah medial hingga terlihat pasien
  5. Pemeriksaan dilakukan bergantian pada empat kuadran kedua mata, yaitu kuadran atas, bawah, temporal, dan nasal[1,2,7]

Tes Konfrontasi Simultan

Pada tes konfrontasi simultan, kedua mata diperiksa bersamaan. Langkah pemeriksaan sebagai berikut:

  1. Kedua mata pasien dalam keadaan terbuka dan menatap lurus ke arah mata pemeriksa
  2. Posisikan tangan kanan dan kiri pemeriksa pada kedua sisi lateral lapang pandang mata kanan dan kiri pasien
  3. Gerakkan jari pemeriksa dari arah lateral ke arah medial hingga pasien dapat melihat jari/objek yang dipegang pemeriksa[1,4]

Tes dengan Perimetri

Langkah pemeriksaan dengan bantuan alat perimetri antara lain :

  1. Mata pasien yang sedang tidak diperiksa ditutup dengan penutup mata
  2. Pasien memfiksasi pandangannya pada satu target sentral (perimeter) sesuai jenis perimeter yang sedang digunakan, yaitu Goldmann perimeter, Tangent screen, Amsler grid atau computerized automated perimeter. Tangent screen digunakan jika curiga defek lapang pandang sentral
  3. Diberikan stimulus dalam bentuk kilatan cahaya satu persatu secara bergantian, hingga seluruh bagian lapang pandang sentral dan perifer terliputi
  4. Pasien diinstruksikan untuk memberikan respon secara verbal, mengangkat tangan, atau memencet tombol apabila melihat stimulus yang diberikan[1,4,8]

Teknik perimetri dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe statis dan kinetis. Pada tipe statis, stimulus yang diberikan berupa kilatan cahaya pada satu per satu area tertentu. Dimulai dengan kilatan cahaya redup yang perlahan akan semakin terang, sampai pasien dapat melihatnya.[1,4]

Sedangkan pada tipe kinetis, stimulus sinar yang diberikan dalam bentuk dan intensitas yang tetap. Dilakukan mirip dengan tes konfrontasi,  yaitu mulai dari sisi lapang pandang perifer kemudian digeser ke arah sisi sentral hingga pasien dapat melihatnya.[1,4]

Hasil Pemeriksaan

Hasil dan plot pemeriksaan lapang pandang dapat memberikan ciri-ciri lokasi gangguan, dan membantu diagnosis.

Hasil Normal Tes Konfrontasi

Pemeriksaan lapang pandang dengan tes konfrontasi dianggap normal bila pasien dapat melihat sama dengan lapang pandang pemeriksa.[1,2]

Hasil Tes Normal Tes Perimetri

Pada teknik perimetri, hasil yang ada diplot dalam suatu peta lapang pandang dengan satuan sudut derajat. Lapang pandang dikatakan normal apabila mencapai sudut 100° pada sisi temporal, 60° pada sisi nasal, 60° sisi atas, dan 70° pada sisi bawah.[2]

Eye,Test,-visual,Field,In,Glaucoma

Gambar 1 . Hasil Pemeriksaan Lapang Pandang dengan Perimetri

Titik buta normal (scotoma ) terletak pada sudut 15° temporal mata kanan dan kiri dengan diameter 7,5°. Selain itu, terletak vertical sekitar 1,5° di bawah meridian horizontal.[2]

Table 1. Pola Defek Lapang Pandang serta Kemungkinan Letak Defek

Picture1-min

Follow Up

Pemeriksaan lapang pandang dapat dilakukan lebih dari satu kali, untuk menilai derajat perkembangan suatu penyakit.  Kapan pemeriksaan ulang dilakukan dan seberapa sering pemeriksaan ini diulang, bergantung pada kondisi klinis yang ada serta jenis penyakit yang diderita.[1,5]

Penyakit tertentu, contohnya glaukoma, ablasio retina, epilepsi, Alzheimer, sclerosis multiple, hipertiroid, tumor otak, dan stroke memerlukan follow up atau pemeriksaan ulang lapang pandang untuk menilai tingkat progresivitas penyakit.[1,5]

Berdasarkan pedoman the European Glaucoma Society, pasien glaukoma dianjurkan minimal tiga kali pemeriksaan lapang pandang dalam dua tahun pertama setelah pasien terdiagnosis. Defek lapang pandang perifer pada pasien glaukoma umumnya tidak akan terdeteksi dengan pemeriksaan Amsler grid, karena itu evaluasi sebaiknya dilakukan dengan standard automated perimetry, contohnya Humphrey field analyzer atau Octopus perimetru. [13,14]

Referensi

1.Bushkar, JB. Visual Field Testing. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/2094663-overview#showall
2. Carroll, JN. and Johnson, CA. Visual Field Testing: From One Medical Student to Another. University of Iowa Health Care. 2018. https://eyerounds.org/tutorials/VF-testing/
4. Boyd, K. Visual Field Test. American Academy of Ophthalmology. 2021. https://www.aao.org/eye-health/tips-prevention/visual-field-testing
5. Ruddy, J. and Cardenas, AC. Hemianopsia. Stat Perl. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562262/
6. Moodley, A. Basic clinical examination of a patient with neuro-ophthalmology symptoms. Community Eye Health. 2016; 29(96): 66–67. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5365041/
7. Kirk, B. Performing the Confrontational Visual Field Exam. Moran CORE. 2018. http://morancore.utah.edu/basic-ophthalmology-review/performing-the-confrontational-visual-field-exam/
8. Tripathy, K. and Salini, B. Amsler Grid. Stat Perl. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538141/
13. Perdicchi, A. et al. Evaluation of the progression of visual field damage in patients suffering from early manifest glaucoma. Clin Ophthalmol. 2016; 10: 1647–1651.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5003550/
14. Mahabadi, N. Foris, LA. and Tripathy, K. Open Angle Glaucoma. Stat Perl. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441887/

Kontraindikasi Pemeriksaan Lapan...
Komplikasi Pemeriksaan Lapang Pa...

Artikel Terkait

  • Penilaian Pasien dengan Homonymous Hemianopia
    Penilaian Pasien dengan Homonymous Hemianopia
  • Anatomi Fungsional Mata
    Anatomi Fungsional Mata
  • Edukasi Cara Penggunaan Obat Tetes Mata dengan Benar
    Edukasi Cara Penggunaan Obat Tetes Mata dengan Benar
  • Membedakan Penyebab Emergensi dan Nonemergensi dari Flashes dan Floaters
    Membedakan Penyebab Emergensi dan Nonemergensi dari Flashes dan Floaters
  • Mata Buram Sebelah Secara Mendadak
    Mata Buram Sebelah Secara Mendadak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Andrea
Dibalas 08 September 2023, 15:29
Efikasi dan Keamanan Minimally Invasive Glaucoma Surgery (MIGS) - Artikel SKP ALOMEDIKA
Oleh: dr. Andrea
1 Balasan
Minimally Invasive Glaucoma Surgery (MIGS) telah mengalami perkembangan pesat dalam dekade terakhir sebagai pilihan terapi bagi pasien dengan glaukoma sudut...
Anonymous
Dibalas 22 Desember 2022, 08:32
Bagaimana skrining glaukoma di fasilitas kesehatan tingkat pertama? - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok, di fktp jarang tersedia tonometri. Namun tentu tidak mungkin merujuk pasien rutin untuk skrining glaukoma saja. Solusi nya bagaimana ya dok...
Anonymous
Dibalas 07 Oktober 2022, 11:23
Glaukoma timbul pasca operasi katarak - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokIzin bertanya, pasien dgn katarak setelah operasi katarak sekitar 1 bulan, mengeluh sakit kepala dan penglihatan kabur. Setelah di periksa ternyata...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.