Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Bone Mineral Densitometry (BMD) annisa-meidina 2024-02-28T10:42:05+07:00 2024-02-28T10:42:05+07:00
Bone Mineral Densitometry (BMD)
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Bone Mineral Densitometry (BMD)

Oleh :
Bianda Pramudita MSc
Share To Social Media:

Teknik bone mineral densitometry (BMD) atau tes kepadatan tulang dengan metode dual energy x-ray absorptiometry (DEXA sentral) menggunakan alat C-arm yang dilengkapi dengan sumber X-ray, di mana pasien perlu berbaring terlentang selama 10 menit. Sementara, DXA perifer dilakukan dengan alat pindai portabel.[5,7]

Persiapan Pasien

Sebelum pemeriksaan, pasien harus berhenti mengonsumsi suplemen kalsium dalam 24‒48 jam. Setiap pasien wanita juga perlu dilakukan pengecekan terhadap kemungkinan hamil. Pemeriksaan perlu ditunda selama +2 minggu jika pasien mendapat pemeriksaan dengan kontras, seperti barium atau gadolinium.[5]

Saat pemeriksaan, pasien sebaiknya menanggalkan seluruh perhiasan maupun pakaian berbahan metal, seperti kancing. Jika ada riwayat BMD sebelumnya, pasien perlu membawa hasil pemeriksaan sebelumnya.[5]

Pasien perlu dipersiapkan untuk mampu berbaring supine selama +10 menit. Pasien dengan berat badan berlebih atau obesitas perlu dicocokkan dengan alat DXA sentral yang sesuai, karena setiap alat memiliki spesifikasi yang berbeda.[5,8]

Peralatan

Peralatan DEXA sentral terdiri dari C-arm dengan sumber X-ray yang menyalurkan energi foton secara bertingkat, collimator, detektor dan perangkat lunak yang sesuai. Sementara, pemeriksaan DXA perifer menggunakan alat pindai portabel yang dapat digunakan jika pemeriksaan sentral tidak tersedia atau pasien tidak dapat berbaring.[5]

Posisi Pasien

Teknik BMD menggunakan dua alat pemindai, yaitu mesin pemindai tulang dan mesin pemindai foton. Hasil pemindaian dari kedua alat ini akan disatukan dan dikirim ke komputer. Keseluruhan pemeriksaan dilakukan di ruang instalasi radiologi.

Pemeriksaan DEXA Sentral

Pada pemeriksaan bagian lumbalis, pasien dibaringkan posisi supinasi dengan panggul dan lutut difleksikan dengan bantalan khusus. Tulang belakang perlu terlihat batas superior krista iliaka bilateral dan bagian sentral dari korpus vertebra T-12/L-5 melalui film postero-anterior. BMD dilakukan pada korpus vertebra L1 hingga L4.

Pada pemeriksaan panggul, pasien dibaringkan posisi supinasi dengan alat khusus sehingga posisi femur sejajar dengan alat pemindai. BMD dilakukan pada neck femoral, greater trochanter, area Ward, regio intertrochanterica, dan keseluruhan panggul.[5]

Pemeriksaan DXA Perifer

Pemeriksaan lengan bawah dilakukan pada lengan non-dominan, dengan posisi pronasi. Gambar perlu menampilkan korteks distal tulang radius/ulna, dengan bagian diafisis disejajarkan dengan film. BMD dilakukan pada bagian tengah atau distal tulang radius/ulna.[5]

Pemeriksaan seluruh tubuh dilakukan dengan memposisikan pasien supinasi, dengan lengan pronasi dan kaki dorsofleksi. BMD dilakukan pada ekstremitas atas, ekstremitas bawah, serta kepala.[5]

Hasil Pemeriksaan

BMD umumnya dilakukan untuk mengukur kepadatan tulang di vertebra lumbalis, panggul, dan lengan bawah, untuk menilai lokasi spesifik yang berisiko mengalami fraktur akibat osteoporosis. Di mana pemeriksaan di bagian lumbal dan panggul adalah yang paling sering dilakukan.[5]

Hasil BMD dituliskan dalam bentuk skor T atau Z. Skor T menunjukkan angka yang membandingkan kondisi tulang pasien dengan rata-rata individu muda dengan tulang yang sehat. Sementara, skor Z merepresentasikan angka yang membandingkan kondisi tulang pasien dengan rata-rata individu dengan usia yang sama. Biasanya, skor T lebih penting untuk diketahui daripada skor Z.[6]

Skor T

Hasil BMD sering diberikan dalam bentuk skor T, yaitu skala pengukuran yang membandingkan antara pengukuran kepadatan tulang pasien dengan kepadatan tulang pada individu sehat berusia 30 tahun. Nilai skor T yang rendah mengindikasikan kekurangan kepadatan tulang.

Resiko patah tulang meningkat 1,5‒2 kali setiap penurunan 1 poin skor T. Skor T nol (0) menunjukkan kepadatan tulang setara dengan orang dewasa muda sehat.[1]

Tabel 1. Interpretasi Pemeriksaan Tes Kepadatan Tulang

Hasil Skor T Interpretasi
-1,0 atau lebih tinggi Kepadatan tulang normal
Antara -1,0 hingga -2,5 Osteopenia dan beresiko osteoporosis
-2,5 atau kurang Kemungkinan osteoporosis
-2,5 atau kurang dengan 1 atau lebih fraktur Osteoporosis berat

Sumber: dr. Bianda, 2024.[6]

Skor Z

Skor Z juga dapat digunakan pada hasil kepadatan tulang, yaitu perbedaan antara kepadatan tulang pasien dengan kepadatan tulang pada orang sehat dari populasi usia, etnis, dan jenis kelamin yang sama.[2] Sehingga, skor Z ini lebih bermanfaat untuk populasi wanita premenopause, pria berusia <50 tahun, atau anak-anak. Nilai skor Z <-2,0 menunjukkan kepadatan tulang yang rendah. Skor di atas -2,0 menunjukkan rentang wajar dengan kelompok usia yang sama.[1,6]

Follow up

Jika hasil BMD menunjukkan kepadatan tulang yang rendah, pasien direkomendasikan untuk melakukan pencegahan agar kondisi tidak semakin parah, termasuk mencegah fraktur karena osteoporosis. Pasien harus meningkatkan aktivitas fisik, menambah asupan diet kalsium dan vitamin D, serta mengonsumsi obat-obatan untuk meningkatkan kepadatan tulang.[9]

Pemeriksaan BMD secara berkala (setiap 2 tahun sekali) dapat dipertimbangkan pada kondisi osteopenia sedang dan berat.[4,6]

Referensi

1. Branch NSC and O. Bone Mineral Density Tests: What the Numbers Mean. Natl Inst Arthritis Musculoskelet Skin Dis 2023. https://www.niams.nih.gov/health-topics/bone-mineral-density-tests-what-numbers-mean
4. Park H, Yang H, et al. Bone Mineral Density Screening Interval and Transition to Osteoporosis in Asian Women. Endocrinol Metab 2022;37:506–12.
5. Krugh M, Langaker MD. Dual-Energy X-Ray Absorptiometry. StatPearls, Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023.
6. Cosman F, de Beur SJ, et al. Clinician’s Guide to Prevention and Treatment of Osteoporosis. Osteoporos Int 2014;25:2359–81.
7. Hazell TJ, Vanstone CA, et al. Bone mineral density measured by a portable X-ray device agrees with dual-energy X-ray absorptiometry at forearm in preschool aged children. J Clin Densitom. 2013 Jul-Sep;16(3):302-307. doi: 10.1016/j.jocd.2012.07.005. Epub 2012 Aug 14. PMID: 22898084.
8. Brownbill RA, Ilich JZ. Measuring body composition in overweight individuals by dual energy x-ray absorptiometry. BMC Med Imaging 2005;5:1.
9. Shahnazari B, Moghimi J, et al. Comparison of the effect of vitamin D on osteoporosis and osteoporotic patients with healthy individuals referred to the Bone Density Measurement Center. Biomol Concepts 2019;10:44–50.

Kontraindikasi Bone Mineral Dens...
Komplikasi Bone Mineral Densitom...

Artikel Terkait

  • Suplementasi Kalsium dan Vitamin D Terbukti Tidak Menurunkan Insidensi Fraktur Pada Lansia
    Suplementasi Kalsium dan Vitamin D Terbukti Tidak Menurunkan Insidensi Fraktur Pada Lansia
  • Pencegahan dan Terapi Osteoporosis akibat Glukokortikoid
    Pencegahan dan Terapi Osteoporosis akibat Glukokortikoid
  • Teriparatide vs Risedronate untuk Osteoporosis Pencegahan Dan Terapi Osteoporosis Akibat Glukokortikoid Telaah Jurnal Alomedika
    Teriparatide vs Risedronate untuk Osteoporosis Pencegahan Dan Terapi Osteoporosis Akibat Glukokortikoid Telaah Jurnal Alomedika
  • Strategi Pencegahan Fraktur karena Osteoporosis
    Strategi Pencegahan Fraktur karena Osteoporosis
  • Suplementasi Kalsium dan Vitamin D3 untuk Mencegah Osteoporosis pada Pasien dengan Terapi Kortikosteroid Jangka Panjang
    Suplementasi Kalsium dan Vitamin D3 untuk Mencegah Osteoporosis pada Pasien dengan Terapi Kortikosteroid Jangka Panjang

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Gabriela
Dibalas 01 Agustus 2023, 15:17
Peran FRAX dalam Prediksi Risiko Fraktur pada Pasien Osteoporosis - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
1 Balasan
ALO Dokter!Sudahkah Dokter menggunakan FRAX untuk memprediksi risiko fraktur pada pasien osteoporosis?Yuk, pelajari lebih lanjut hasil-hasil studi terkait...
Anonymous
Dibalas 22 November 2022, 16:33
Nutrisi untuk osteoarthritis dan osteoporosis - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Kurnia, M.Gizi, Sp.GK, apa saja nutrisi untuk pasien osteoarthritis dan osteoporosis?Lalu apa sebaiknya suplemen yang diberikan? Apakah...
dr. Intan Fajriani
Dibuat 28 Oktober 2022, 12:59
Live Webinar Alomedika - Bagaimanakah Peran Nutrisi pada Pasien dan Pencegahan Osteoporosis? Minggu, 30 Oktober 2022. Pukul:14.00 - 15.00
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter! Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Bagaimanakah Peran Nutrisi pada Pasien dan Pencegahan Osteoporosis?"Narasumber : Dr. dr. Andri...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.