Komplikasi Inseminasi Buatan
Komplikasi inseminasi buatan atau artificial insemination dapat terjadi saat persiapan prosedur atau saat tindakan dilakukan. Komplikasi saat persiapan kebanyakan adalah efek samping dari stimulasi ovarium, sedangkan komplikasi saat tindakan jarang sekali berupa infeksi.[1]
Komplikasi Controlled Ovarian Hyperstimulation
Controlled ovarian hyperstimulation (COH) dilakukan dengan pemberian hormon gonadotropin (hCG) dosis rendah, untuk meningkatkan jumlah oocyt. Akan tetapi, COH dapat menyebabkan gemeli yang berisiko persalinan preterm, bayi prematur, atau berat badan lahir rendah.[1,9]
Selain itu, efek samping COH adalah kondisi ovarian hyperstimulation syndrome (OHSS). Gejala OHSS terdiri dari 4 derajat, yaitu:
- OHSS derajat ringan: ovarium bilateral membesar hingga 8 cm, dengan kista folikel multipel dan korpus luteal, serta perut kembung dan nyeri perut ringan
- OHSS derajat sedang: ovarium membesar hingga 12 cm, disertai perut kembung, mual, muntah, dan diare. USG abdomen tampak asites, sehingga peningkatan berat badan yang cepat (>3 kg dalam 3‒5 hari) dapat sebagai tanda awal OHSS
- OHSS derajat berat: kista ovarium besar (lebih dari 12x12 cm), asites klinis dengan atau tanpa hidrotoraks, hiperkalemia (kalium >5 mmol/L), hiponatremia (natrium <135 mmol/L), hiperosmolaritas (osmolaritas <282 mOsm/kg), hipoproteinemia (albumin serum <35 g/L), oliguria (ekskresi urin <300 mL/hari atau <30 mL/jam), kreatinin sedikit menurun (1,1‒1,5 mg/dL), dan syok hipovolemik. Pada kasus paling berat, pasien dapat mengalami hemokonsentrasi, leukositosis, disfungsi hati, hiperviskositas darah, dan tromboemboli
- OHSS kritis: asites berat atau hidrotoraks, hematokrit >55%, leukosit >25.000/mL, oliguria atau anuria, kreatinin meningkat (1,6 mg/dL), klirens kreatinin menurun (<50 mL/menit), tromboemboli, atau sindrom gangguan pernapasan akut[9]
Komplikasi Defek Kromosom
Pada tahun 1996, sebuah penelitian menyimpulkan bahwa risiko defek kromosom sedikit meningkat pada inseminasi buatan yang menggunakan donor sperma beku (frozen donor spermatozoa). Defek tersebut dilaporkan meningkat seiring dengan peningkatan usia pendonor sperma.[7]
Namun, metaanalisis yang dipublikasikan pada tahun 2020 menyebutkan bahwa risiko defek kromosom pada janin hasil inseminasi buatan tidak secara langsung akibat prosedur. Risiko cacat lahir tergantung pada banyak faktor, di antaranya usia pasangan, penyebab infertilitas, penyakit penyerta, dan jumlah janin selama kehamilan. Oleh karena itu, perlu dijelaskan kepada pasien bahwa tindakan ini memiliki risiko, tetapi manfaatnya lebih besar daripada risiko.[8]
Komplikasi Saat Tindakan
Salah satu keuntungan dari intrauterine insemination (IUI) adalah risiko infeksi panggul yang kecil, karena prosedur yang dilakukan tidak terlalu invasif. Efek tindakan IUI yang umum dikeluhkan oleh pasien wanita adalah kram perut bagian bawah saat tindakan. Keluhan ini terjadi sekitar 10% dari kasus inseminasi, yang dikaitkan dengan kateter yang sulit dimasukkan ke dalam uterus.[1]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini