Komplikasi Penjahitan Luka Episiotomi
Komplikasi pasca penjahitan luka episiotomi atau episiotomy repair dapat berupa rasa nyeri, pembengkakan perineum, hematoma, infeksi luka, dehisensi luka, kebutuhan untuk penjahitan ulang, dispareunia, dan terbentuknya jaringan parut. Luka derajat 3 dan 4 bisa menyebabkan fistula dan inkontinensia alvi.[3,4,6,8]
Teknik penjahitan kontinu lebih dipilih dibandingkan dengan teknik terputus, karena diasosiasikan dengan pengurangan nyeri dan dispareunia pasca tindakan.[10]
Jika terjadi hematoma, dapat dilakukan pelepasan jahitan dan drainase hematoma. Jika tidak ada tanda-tanda infeksi dan perdarahan sudah berhenti, luka episiotomi dapat dijahit kembali secara komplit atau parsial.[2]
Penggunaan antibiotik profilaksis tidak disarankan, kecuali pada luka derajat 3 atau 4. Antibiotik yang dapat digunakan untuk mencegah infeksi dan dehisensi adalah cefalexin, cefazolin, amoxicillin clavulanate, dan kombinasi ampicillin-sulbactam.[2]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini