Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Komplikasi Terapi CPAP general_alomedika 2022-03-22T09:29:17+07:00 2022-03-22T09:29:17+07:00
Terapi CPAP
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Komplikasi Terapi CPAP

Oleh :
dr. Qorry Amanda, M.Biomed
Share To Social Media:

Komplikasi terapi CPAP (continuous positive airway pressure)) yang dapat segera dirasakan oleh pasien adalah rasa tidak nyaman, terutama pada hari-hari pertama penggunaan. Komplikasi lain adalah trauma mukosa nasal, iritasi mata, iritasi kulit, dan sensasi kembung.

CPAP tidak memberikan komplikasi volutrauma dan barotrauma, yang biasa terjadi pada penggunaan ventilasi mekanik invasif. Namun, pasien dalam terapi CPAP di rumah sakit perlu dipantau ketat, termasuk tanda vital dan gas darah. Perubahan status hemodinamik pasien dapat terlihat dari tekanan darah, frekuensi nadi, laju pernapasan, output urin, dan konsentrasi oksigen serta karbondioksida dalam darah. Kondisi ini dapat menjadi pertimbangan dokter dalam pengaturan CPAP, atau bahkan memberhentikan penggunaan CPAP.[1-3,13,14]

Rasa Tidak Nyaman

Ketidakpatuhan terapi CPAP menjadi masalah yang cukup besar akibat perasaan tidak nyaman. Agar dapat melewati fase adaptasi, pasien perlu terbiasa untuk merasakan hembusan udara dari mesin CPAP.[1]

Pada pasien berusia sangat lanjut atau anak-anak, dengan indikasi kuat menggunakan CPAP, dapat diberikan sedasi ringan dengan fentanyl dosis rendah atau dexmedetomidine. Sedasi ini dapat memberi kenyamanan pada pasien dan meningkatkan kepatuhan terapi.[1]

Trauma Mukosa Nasal

Komplikasi CPAP dapat berupa kongesti, iritasi mukosa, atau bahkan perdarahan nasal. Komplikasi ini dapat diringankan dengan fitur humidifier pada mesin CPAP terbaru. Trauma pada mukosa nasal dilaporkan lebih sering terjadi pada pasien yang memiliki berat badan kurang dari ideal, serta durasi penggunaan CPAP yang lama.[13]

Pemberian hydrocolloid dressing atau bahan pelembab hidung berbahan dasar gel pada kedua nares anterior terbukti memberikan proteksi mukosa nasal akibat CPAP yang digunakan melalui nasal kanul. Penelitian lain yang membandingkan antara penggunaan CPAP melalui nasal kanul dengan face mask membuktikan bahwa insidensi trauma mukosa nasal lebih sedikit dengan penggunaan face mask.[13]

Iritasi Mata

Mata kering dan iritasi konjungtiva atau kornea dapat terjadi karena mekanisme yang sama dengan iritasi mukosa nasal, yaitu akibat paparan oksigen terus-menerus dari CPAP. Untuk menghindarinya, pastikan tidak ada kebocoran udara CPAP ke arah mata. Posisikan orofacial mask sedemikian rupa agar pasien dapat nyaman berkedip, serta berikan tetes mata dengan kandungan hypromellose bila perlu.[13]

Iritasi Kulit

CPAP dengan orofacial mask dapat menyebabkan iritasi dan kemerahan pada kulit di daerah wajah yang terkena aliran udara. Hal ini dapat dicegah dengan mengoleskan krim pelembab di daerah bibir dan kulit yang terkena penekanan orofacial mask atau paparan aliran udara CPAP.[13]

Sensasi Kembung

Pasien juga dapat merasakan sensasi kembung akibat aliran udara terus-menerus dari CPAP. Beberapa pasien melaporkan kembung yang cukup berat, hingga mual dan muntah. Antisipasi pencegahan aspirasi adalah dengan mengecilkan tekanan CPAP atau memasang selang nasogastrik sehingga dapat dilakukan aspirasi ketika pasien merasa kembung.[1]

Referensi

1. Pinto VL, Sharma S. Continuous Positive Airway Pressure. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482178/
2. Schwerin DL, Goldstein S. EMS Prehospital CPAP Devices. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470429/
3. Bohlin, R. Whittington Health NHS - Continuous Positive Airway Pressure for hospital inpatients – Guideline for use. 2014. https://www.whittington.nhs.uk/document.ashx?id=6113
13. Dada S. Ashworth H. Sobitschka A. et al. Experiences with implementation of continuous positive airway pressure for neonates and infants in low-resource settings: A scoping review. PloS one, 16(6), e0252718. 2021. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0252718
14. Bashir T. Murki S. Kiran S. et al. 'Nasal mask' in comparison with 'nasal prongs' or 'rotation of nasal mask with nasal prongs' reduce the incidence of nasal injury in preterm neonates supported on nasal continuous positive airway pressure (nCPAP): A randomized controlled trial. PloS one, 14(1), e0211476. 2019. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0211476

Teknik Terapi CPAP
Edukasi Pasien Terapi CPAP

Artikel Terkait

  • Perawatan Alat CPAP di Rumah
    Perawatan Alat CPAP di Rumah
  • Agonis Reseptor Glucagon-like Peptide-1 pada Penanganan Obstructive Sleep Apnea
    Agonis Reseptor Glucagon-like Peptide-1 pada Penanganan Obstructive Sleep Apnea
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 05 November 2024, 21:48
Sleep apnea pada anak yang sudah pernah tonsilektomi
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Hallo dok, saya ijin konsultasi. Ada anak yang sudah pernah riwayat operasi Amandel, namun keluhannya masih mengorok dan tiba2 seperti henti nafasnya. Apa...
Anonymous
Dibalas 03 Februari 2024, 07:06
Kapan perlu merujuk pasien dengan Obstructive Sleep Apnea (OSA)?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin konsultasi dok saya memiliki pasien dengan curiga ke arah Obstructive Sleep Apnea (OSA) dengan score ESS 7. Yang saya tanyakan dok, kapan...
dr.Olvy Sekarsari Octaviana
Dibalas 28 April 2023, 09:09
Tata Laksana Obstructive Sleep Apnea (OSA) di layanan primer
Oleh: dr.Olvy Sekarsari Octaviana
1 Balasan
ALO Dokter, izin berdiskusi.. ketika dalam praktek layanan primer atau dalam praktek telemedicine ditemukan pasien dengan diagnosis mengarah pada OSA, terapi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.