Indikasi Pemasangan Kateter Interkostal
prosedur tube thoracostomy adalah untuk mendrainase cairan atau udara dari kavum interpleura. Contohnya adalah pada kasus pneumothorax, hemothorax, efusi pleura, empiema, dan chylothorax.
Pneumothorax
Pemasangan kateter interkostal merupakan terapi definitif untuk kebanyakan kasus pneumothorax, termasuk pneumothorax tension setelah dekompresi dengan jarum dan pneumothorax persisten maupun rekuren.[1,2,4,5]
Hemothorax
Pemasangan kateter interkostal dapat mendrainase dada pada kasus trauma penetrasi maupun trauma tumpul, yang menyebabkan hemothorax atau hemopneumothorax.[1,2]
Efusi Pleura, Empiema, dan Chylothorax
Kateterisasi interkostal dapat meredakan sesak akibat efusi pleura yang disebabkan oleh infeksi, keganasan, maupun jenis efusi pleura lain seperti chylothorax. Pada chylothorax, efusi disebabkan oleh akumulasi cairan limfa di kavum interpleura.[1-3,5]
Untuk kasus empiema, pemasangan kateter interkostal pertama kali digunakan untuk dekompresi dada oleh Hippocrates. Sejak diperkenalkannya sistem hisap (suction chest tube) oleh Gotthard Bulau (1981), pemasangan kateter interkostal kemudian mulai rutin dilakukan, terutama untuk drainase pus dari kavum interpleura pasien tuberkulosis.[5,6]
Fistula Bronkopleura
Fistula bronkopleura adalah terbentuknya suatu jalur atau koneksi abnormal yang menghubungkan bronkus dengan kavum interpleura. Kondisi ini dapat dimanajemen dengan pemasangan kateter interkostal. Namun, fistula ini juga dapat timbul sebagai komplikasi dari pemasangan kateter interkostal itu sendiri, terutama bila terjadi malposisi.[1,3]
Pleurodesis
Kateter interkostal juga bisa dipasang untuk memfasilitasi pleurodesis kimiawi, yaitu proses pemberian obat ke dalam kavum pleura yang bertujuan untuk menyatukan pleura viseral dan parietal. Contohnya adalah pada kasus pneumothorax rekuren atau efusi pleura rekuren akibat keganasan.[1,3,5]