Teknik Otoscopy
Teknik otoscopy adalah dengan memasukkan otoscope ke dalam meatus akustikus eksternus lalu mengevaluasi kanalis akustikus eksternus atau KAE serta membran timpani. Evaluasi mobilitas membran timpani bisa dilakukan menggunakan pneumatic otoscopy dengan meremas dan melepas pneumatic bulb.
Persiapan Pasien
Sebelum otoscopy, anamnesis harus dilakukan untuk mengetahui keluhan pada telinga, terapi untuk telinga yang sedang diterima, dan riwayat operasi telinga sebelumnya. Hal relevan lain mengenai keluhan telinga pasien juga perlu ditanyakan saat anamnesis.[6]
Pemeriksa menjelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien atau wali yang bertanggung jawab terhadap pasien. Pasien diinstruksikan untuk segera memberi tahu pemeriksa bila merasa tidak nyaman atau nyeri saat pemeriksaan. Persetujuan akan pemeriksaan biasanya didapatkan secara verbal dari pasien atau wali.[6]
Bila ada artefak seperti alat bantu pendengaran yang bisa mengganggu pemeriksaan, alat perlu dilepaskan terlebih dahulu.[6]
Peralatan
Berikut adalah beberapa alat yang harus dipersiapkan sebelum otoscopy:
- Sarung tangan nonsteril
- Otoscope
- Baterai ekstra
- Spekulum telinga dengan berbagai ukuran
Sebelum pemeriksaan, pastikan otoscope menyala dan tidak ada kerusakan. Baterai otoscope harus dalam kondisi penuh. Baterai dengan daya kurang akan menghasilkan cahaya yang redup dan menyebabkan warna kekuningan pada membran timpani. Cahaya kekuningan pada membran timpani dapat menyebabkan misdiagnosis cairan telinga tengah berwarna kuning. Otoscope dengan sumber daya langsung atau fasilitas recharging lebih ideal untuk digunakan.[3,6,7]
Otoscope harus dibersihkan secara berkala. Bagian kepala otoscope dapat didesinfeksi menggunakan kain yang dibasahi aldehid, surfaktan, atau alkohol. Studi menemukan bahwa 40% otoscope terkontaminasi oleh mikroba patogenik, seperti Pseudomonas, Staphylococcus, Aspergillus, dan Candida.[1]
Selain otoscope konvensional, saat ini juga terdapat otoscope yang terhubung dengan monitor terpisah dan dapat merekam hasil pemeriksaan. Video otoscope lebih disukai karena memungkinkan pasien untuk melihat sendiri kondisi telinganya melalui monitor atau rekaman.[1,3,6,7]
Pemilihan Spekulum Telinga
Spekulum sekali pakai lebih disarankan. Pilih spekulum dengan diameter terbesar yang dapat masuk ke meatus akustikus eksternus, tanpa melukai atau menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien.[3,4,6]
Rerata diameter meatus auditori eksternal orang dewasa adalah sekitar 7 mm, sehingga rerata diameter lingkar dalam spekulum yang dibutuhkan sekitar 5 mm. Pada anak-anak dengan diameter kanal yang lebih sempit, dibutuhkan spekulum dengan diameter lingkar dalam 4 mm. Pada bayi, spekulum dengan diameter 2,5–3mm umum dipakai. Namun, angka-angka ini hanya merupakan perkiraan. Pilihan ukuran spekulum tetap perlu disesuaikan pada masing-masing pasien.[7]
Posisi Pasien
Otoscopy dilakukan pada pasien dengan posisi duduk. Pasien diinstruksikan untuk tidak bergerak selama pemeriksaan. Kepala pasien dimiringkan sedikit ke arah bahu yang kontralateral.[5]
Pasien anak dapat dipangku oleh orang tua atau wali dengan posisi duduk menyamping di pangkuan orang tua. Tangan anak dipegang oleh satu tangan orang tua dan kepala anak dipegang serta ditempelkan ke dada orang tua dengan tangan yang lain.[6]
Pemeriksa sebaiknya berada dalam posisi duduk apabila memungkinkan. Posisi berdiri atau membungkuk selama otoscopy akan membuat pemeriksa tidak nyaman. Posisi duduk memungkinkan posisi yang lebih stabil, sehingga meminimalkan risiko melukai pasien. Pemeriksa dan pasien duduk dengan ketinggian yang sama.[4,6]
Prosedural
Otoscopy dilakukan pada telinga yang diperkirakan normal terlebih dahulu. Apabila ada keluhan pada telinga kanan, sebaiknya pemeriksaan dilakukan pada telinga kiri terlebih dahulu, begitu pula sebaliknya. Prosedur dihentikan apabila ada ketidaknyamanan, nyeri, perdarahan, atau tanda dan gejala lain yang mengganggu selama otoscopy.[6]
Berikut ini adalah langkah prosedur otoscopy:
- Cuci tangan dan pakai sarung tangan nonsteril
- Pasien dan pemeriksa berada dalam posisi duduk dengan ketinggian sejajar
- Lakukan pemeriksaan fisik telinga luar, mulai dari pinna, meatus akustikus eksternus, dan kulit kepala sekitar telinga. Pada tahap ini, alat magnifikasi tidak diperlukan, meskipun sumber cahaya tambahan kadang dibutuhkan
- Pastikan lampu otoscope menyala dan pasang spekulum steril. Pilih spekulum dengan ukuran terbesar yang dapat masuk ke dalam meatus auditori eksternal tanpa menimbulkan tahanan atau rasa nyeri pada pasien
- Palpasi tragus untuk mengidentifikasi nyeri yang mungkin dialami pasien
- Tarik pinna aurikula ke posterior dan superior menggunakan tangan pemeriksa yang kontralateral dengan telinga yang sedang diperiksa. Jika memeriksa telinga kanan, tarik pinna menggunakan tangan kiri, begitu pula sebaliknya. Penarikan bertujuan untuk meluruskan kartilago dari KAE pasien. Pada anak-anak, pinna aurikula ditarik ke posterior dan inferior untuk meluruskan KAE
- Pegang otoscope menggunakan tangan yang ipsilateral dengan telinga yang diperiksa. Apabila sedang memeriksa telinga kanan, pegang otoscope dengan tangan kanan, begitu pula sebaliknya. Pegang otoscope seperti memegang pensil dengan jari telunjuk dan jari tengah. Letakkan tangan atau jari kelingking pada pipi pasien agar stabil. Posisi ini bertujuan mencegah cedera pada telinga pasien apabila terjadi gerakan tiba-tiba
- Masukkan otoscope secara perlahan ke dalam meatus akustikus eksternus melalui rambut-rambut pada meatus akustikus eksternus, sambil mengintip melalui otoscope dengan ujung spekulum mengarah ke hidung pasien
- Sebisa mungkin, posisikan spekulum di tengah KAE untuk mencegah iritasi pada dinding KAE. Spekulum dapat digerakkan ke berbagai sudut dengan perlahan untuk melihat keseluruhan KAE dan membran timpani
- Lakukan penilaian KAE dan membran timpani. Jika penilaian membran timpani terhalang serumen, lakukan irigasi telinga dulu sebelum otoscopy dilanjutkan[4]
- Apabila pasien telah melalui operasi canal wall mastoid, lakukan juga penilaian pada seluruh kavitas mastoid dan membran timpani yang tersisa
- Tarik otoscope keluar secara perlahan
- Ganti spekulum, lalu lakukan pemeriksaan yang sama pada telinga kontralateral. Spekulum yang sama tidak boleh digunakan pada telinga ke-2 untuk mencegah penyebaran infeksi antar telinga
- Buang semua alat sekali pakai sesuai prosedur pembuangan barang infeksius dan dekontaminasi alat lainnya
- Cuci tangan setelah prosedur selesai
- Dokumentasikan temuan pada pemeriksaan otoscopy[3-6]
Saat menilai KAE, dokter perlu mengingat bahwa bagian tulang pada KAE lebih sensitif dan kulit yang menutupinya lebih rentan terhadap trauma. Komponen penilaian kanalis akustikus eksternus adalah:
- Ukuran, bentuk, dan orientasi KAE
- Serumen: impaksi serumen dapat menyebabkan membran timpani tidak dapat dinilai. Untuk melanjutkan otoscopy, serumen dibersihkan terlebih dahulu
- Benda asing: sama seperti serumen, benda asing juga dapat mengganggu visualisasi membran timpani, sehingga perlu diekstraksi terlebih dahulu
- Sekret
- Eritema dan edema
- Luka, perdarahan[6]
Untuk menegakkan diagnosis, diperlukan visualisasi paling tidak 75% luas membran timpani. Penilaian membran timpani sebaiknya dilakukan secara sistematik dengan menginspeksi empat kuadran membran timpani dan mengobservasi landmark dari telinga tengah. Hal ini membantu penilaian kondisi telinga tengah.[1]
Landmark telinga tengah yang harus dinilai adalah manubrium maleus, pars flasida pada kuadran superior membran timpani, pars tensa pada kuadran posterior membran timpani, dan resesus anterior pada kuadran anterior. Membran timpani yang normal akan berwarna putih mutiara atau abu muda dan bersifat translusen atau tembus pandang.[1,3,6]
Berikut adalah beberapa kelainan yang mungkin ditemukan pada membran timpani saat otoscopy:
- Eritema, bengkak, atau tampak sekret kekuningan
- Eritema dan menonjol
- Pucat dan retraksi (tampak tertarik ke dalam): retraksi biasa ditandai dengan perubahan posisi prosesus lateral ke arah anterior atau superior. Ruang antara prosesus lateralis dan pars flasida juga menyempit
- Cairan atau gelembung udara terlihat di balik membran timpani
- Perforasi membran timpani
- Jaringan parut berwarna putih menutupi membran timpani
- Anak yang menangis juga bisa menunjukkan kemerahan membran timpani[5,8]
Terdapat beberapa hal yang mempersulit otoscopy, seperti pencahayaan yang buruk, posisi suboptimal dari otoscope, serumen, teknik otoscopy kurang baik, dan kurangnya kepercayaan diri dalam pemeriksaan. Otoscope video dapat menjadi alternatif untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.[1]
Pneumatic Otoscopy
Beberapa otoscope memiliki sambungan insufflator yang berfungsi mengalirkan udara ke KAE dan membran timpani. Insuflasi pneumatik memungkinkan penilaian dinamika membran timpani dan telinga tengah.[7]
Membran timpani normal akan bergerak sebagai respons dari perubahan tekanan. Imobilitas dapat terjadi akibat cairan di telinga tengah, perforasi membran telinga, dan timpanosklerosis. Deteksi efusi dengan pneumatic otoscopy merupakan salah satu kunci dalam diagnosis otitis media efusi.[2]
Apabila pneumatic otoscopy akan dilakukan, alat tambahan yang perlu dipersiapkan adalah pneumatic bulb dan spekulum telinga dengan cincin karet untuk menciptakan ruang kedap udara. Spekulum jenis ini biasanya dikenal sebagai spekulum Siegel. Namun, ruang kedap udara pada bayi hanya dapat tercipta dengan memakai spekulum sederhana berukuran besar.[2,8]
Sebelum mulai, pastikan sistem pneumatik tidak bocor dengan cara meremas bulb, lalu menempelkan ujung spekulum ke jari. Setelah itu, lepaskan remasan dan konfirmasi adanya hisapan pada jari.[2]
Prosedur Pneumatic Otoscopy
Persiapan serta posisi pasien pada pneumatic otoscopy sama dengan otoscopy biasa. Namun, langkah-langkah prosedur secara lebih detail adalah sebagai berikut:
- Pegang pneumatic bulb dengan tangan yang sedang menarik pinna aurikula
- Masukkan spekulum ke KAE dan pastikan telah tersegel dengan sempurna
- Visualisasi dan evaluasi membran timpani
- Evaluasi mobilitas membran timpani dengan meremas dan melepas pneumatic bulb. Saat peremasan, aliran udara akan meningkatkan tekanan dalam telinga dan menciptakan tekanan positif. Pada saat remasan dilepas dan aliran udara berhenti, tekanan menjadi negatif
- Apabila membran timpani dan tekanan telinga tengah dalam keadaan normal, membran timpani akan mengatup dengan cepat ke arah medial pada saat bulb diremas, lalu mengatup ke lateral saat remasan dilepas
- Apabila ada cairan pada telinga tengah, terjadi imobilitas membran timpani atau penurunan mobilitas. Penurunan mobilitas juga terjadi pada timpanosklerosis, retraksi membran timpani, dan perforasi membran timpani
- Teknik lain adalah meremas pneumatic bulb sebelum otoscope dimasukkan ke dalam meatus akustikus eksternus dan melepaskan saat sudah terbentuk ruang kedapudara. Beberapa orang lebih menyukai teknik ini karena gerakan membran yang mengarah ke pemeriksa lebih mudah dinilai daripada gerakan membran yang menjauhi pemeriksa[2,7-9]
Follow Up
Pemeriksa kemudian melakukan penilaian klinis dan menentukan diagnosis pasien. Untuk menunjang diagnosis dan mengevaluasi terapi nantinya, pemeriksaan penunjang lain seperti timpanometri dan pencitraan dapat dilakukan. Beberapa kasus seperti kolesteatoma dan timpanosklerosis memerlukan rujukan ke dokter spesialis THT. Akan tetapi, kasus seperti otitis eksterna dan otitis media akut bisa diterapi dokter umum.[6]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur