Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Facelift annisa-meidina 2024-07-15T14:18:29+07:00 2024-07-15T14:18:29+07:00
Facelift
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Facelift

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Terdapat berbagai macam teknik facelift atau rhytidectomy, seperti teknik subkutan dan supra muscular aponeurotic system (SMAS) plication facelift. Pemilihan teknik facelift perlu disesuaikan berdasarkan kondisi wajah dan klinis pasien.[4-7]

Persiapan Pasien

Pasien diinstruksikan untuk berhenti merokok 3-4 minggu sebelum tindakan. Pasien juga diinstruksikan untuk menghentikan sementara konsumsi obat-obat pengencer darah untuk menghindari hematoma pasca pembedahan dan mengurangi perdarahan intraoperatif.

Pada kunjungan preoperatif, dokter bedah perlu mendokumentasikan adanya asimetri pada wajah, dan fungsi nervus kranialis V, VII, dan nervus aurikularis magnus. Pasien diposisikan tegak agar dokter dapat menilai adanya kekenduran jaringan lunak pada wajah dan merencanakan tindakan. Selanjutnya, dokter menandai jalur insisi dan elevasi flap.[4-7]

Peralatan

Dokter bedah dan institusi kesehatan yang berbeda dapat menggunakan instrumen bedah yang berbeda pula. Meski demikian, peralatan untuk prosedur facelift umumnya meliputi:

  • Scalpel no.10 dan 15
  • Retraktor facelift

  • Sumber cahaya
  • Gunting facelift

  • Disektor Trepsat
  • Needle holder
  • Forseps
  • Elektrokauter
  • Alat suction

  • Benang jahit: polyglactin 2-0, polypropylene 5-0, benang absorbable seperti plain gut 4-0 hingga 6-0
  • Compression dressing[4-7]

Prosedural

Facelift dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Setiap teknik dipilih secara individual, tergantung kasus masing-masing pasien.

Facelift Subkutan

Facelift subkutan atau skin-only merupakan konsep awal prosedur facelift. Pada teknik ini, diseksi dilakukan di lapisan subkutan sedangkan struktur otot dan SMAS tetap utuh. Prosedur teknik ini meliputi eksisi kulit dengan primary closure.

Meskipun facelift subkutan sudah jarang dilakukan setelah diperkenalkannya lapisan SMAS, teknik ini masih direkomendasikan pada pasien tertentu, yakni pada pasien kurus dengan tulang wajah ideal dan dokter bedah hanya perlu mengurangi kelebihan kulit wajah.

Teknik ini sederhana dan cocok untuk pemula, serta berisiko lebih rendah melukai saraf karena lapisan diseksi terletak di atas lapisan SMAS yang mengandung nervus fasialis. Teknik ini juga dikaitkan dengan pemulihan yang baik. Namun, hasil jangka panjang facelift subkutan kurang baik karena kulit yang dikencangkan dapat mengendur kembali seiring berjalannya waktu dan jaringan subkutan rentan mengalami ptosis.[1,2]

SMAS Plication Facelift

Teknik supra muscular aponeurotic system (SMAS) plication facelift merupakan metode manipulasi jaringan subkutan yang lebih baru untuk mengurangi tanda penuaan pada wajah, yakni kerutan dan sagging atau pengenduran jaringan lunak sekaligus. Komposisi SMAS yang lebih padat memiliki tenaga lebih besar untuk melawan gravitasi dibandingkan kulit.

Pada teknik ini, lapisan diseksi adalah supra-SMAS. Segmen lapisan SMAS yang mobile dihubungkan ke lapisan posterior yang relatif immobile, yaitu fascia parotidomasseteric dengan tiga jahitan vertikal utama. Kelebihan lapisan SMAS dapat digunting setelah penjahitan untuk mencegah penonjolan. Teknik ini diindikasikan pada pasien paruh baya dengan kulit tipis dan kekenduran kulit moderat hingga berat, serta tidak disarankan pada pasien obesitas dengan kulit tebal.

Meskipun memanipulasi lapisan SMAS, lapisan diseksi teknik ini berada di atas lapisan SMAS dan nervus fasialis, sehingga berisiko lebih rendah melukai saraf. Waktu pembedahan singkat dan pemulihan umumnya baik. Namun, mengurangi tanda penuaan pada leher menggunakan teknik ini lebih sulit dibandingkan teknik yang lebih dalam seperti DPFL (deep plane facelift). Hasil jangka panjang teknik ini pun tidak sebaik teknik DPFL.[2,7]

Minimal Access Cranial Suspension (MACS) Lift

Prinsip teknik ini adalah perbedaan vektor traksi. Pada teknik lainnya, kulit ditarik ke arah horizontal, sedangkan pada teknik MACS, kulit ditarik secara vertikal. Terdapat dua jenis prosedur MACS, simpel dan extended.

MACS simpel digunakan untuk mengoreksi sepertiga bawah wajah dan penuaan pada leher menggunakan dua jahitan purse-string. MACS extended digunakan untuk mengoreksi nasolabial groove, bagian tengah wajah, dan tanda penuaan di bawah mata.

Liposuction submental dilakukan sebelum memulai MACS. Insisi dilakukan di batas bawah lobulus telinga ke atas, melewati pre-auricular crease. Batas atas insisi berada setara dengan canthus lateralis (MACS simpel) dan ujung lateral alis (MACS extended). Prosedur dilakukan di lapisan pre-SMAS, di atas lapisan nervus fasialis. Diseksi dilakukan dua jari di bawah angulus mandibula. Setelah dijahit, kelebihan kulit dieksisi.

Keuntungan teknik ini meliputi rendahnya risiko melukai nervus fasialis, rendahnya risiko hematoma, hasil estetik baik, pemulihan cepat, dan dokter bedah dapat mengoreksi sepertiga bawah wajah, leher, serta cervicomental angle. Insisi yang minimal juga merupakan kelebihan prosedur ini, terutama bagi pasien muda. Namun, teknik ini kurang cocok bagi pasien dengan leher tebal dan kulit sangat kendur, karena keterbatasan eksisi kulit dan arah tarikan kulit yang vertikal kurang memberikan hasil optimal pada pasien demikian.[2,7]

Deep Plane Facelift (DPFL)

Teknik DPFL direkomendasikan untuk mengoreksi tanda penuaan bagian tengah wajah (seperti malar fat pad) dan lekukan nasolabial. Prinsip teknik ini adalah membalikkan efek gravitasi dengan memanipulasi jaringan lunak dalam untuk memberikan hasil yang lebih memuaskan pada pasien berusia lebih tua.

Pada awal prosedur, diseksi subkutan dilakukan 2-3 mm anterior tragus. Lapisan SMAS kemudian diinsisi. Kemudian diseksi dilakukan di lapisan sub-SMAS. Terdapat tiga titik referensi utama selama diseksi DPFL, yakni orbicularis oris, musculus zygomaticus mayor, dan zygomaticus minor. Diseksi dilakukan hingga batas superior musculus zygomaticus mayor.

Kandidat ideal untuk teknik ini adalah pasien dengan tanda penuaan signifikan pada bagian tengah wajah dan lekukan mentolabial. Teknik ini tidak disarankan untuk pasien dengan ekspektasi irasional dan kondisi medis buruk.[2,7]

Lateral SMASectomy

Lateral SMASectomy merupakan modifikasi teknik facelift di mana bagian lateral SMAS yang berlokasi di antara SMAS mobile dan fixed dibuang. Lalu, bagian anterior SMAS yang mobile diregangkan ke arah superoposterior dan difiksasi ke bagian posterior SMAS.

Teknik ini diindikasikan pada pasien <50 tahun dengan kekenduran kulit sedang. Teknik ini juga dapat dilakukan pada pasien mikrogenia. Lateral SMASectomy tidak direkomendasikan untuk pasien di atas 60 tahun dengan kulit sangat kendur di area leher.[2,7]

Facelift Subperiosteal

Terdapat tiga titik utama pada teknik facelift subperiosteal, yakni suborbicularis oculi fat (SOOF), malar fat pad, dan Bichat’s fat pad. Diseksi subperiosteal dilakukan melalui insisi di area temporal. Ketiga titik utama diangkat dan dijahit ke fascia dalam temporal. Dewasa ini, diseksi subperiosteal intraoral lebih populer karena memakan waktu pembedahan yang lebih singkat dan mengurangi risiko kerusakan saraf.

Teknik ini diindikasikan pada pasien dengan tanda penuaan signifikan dan pasien yang memerlukan prosedur kosmetik lainnya secara simultan, seperti skin resurfacing dan transfer lemak atau implan. Teknik facelift subperiosteal cocok untuk mengangkat alis, sudut lateral kelopak mata, dahi, glabela, pipi, dan lipatan nasolabial.[2]

Follow Up

Pasien harus tirah baring selama 24 jam pertama pasca tindakan, dengan perban pada area operasi. Kepala pasien harus berada dalam posisi elevasi minimal 1 minggu pasca pembedahan. Pasien dilarang untuk tidur miring, tetapi diinstruksikan untuk tidur telentang selama 2 minggu. Dokter bedah umumnya memberikan antibiotik dan analgesik. Pasien dianjurkan untuk hanya beraktivitas ringan saja hingga 1 minggu pasca tindakan. Pasien perlu mengompres area operasi dengan es.[2]

Follow up dokter bedah umumnya dilakukan pada 24 jam pasca tindakan. Dokter bedah akan melepas perban serta menilai bekas jahitan dan pembengkakan. Jika kondisi tampak baik, dokter akan memasang perban kembali dan memulangkan pasien. Follow up pada setting rawat jalan dapat bervariasi bagi masing-masing dokter, tetapi umumnya follow up dilakukan pada hari ke-3 dan ke-7, serta pada bulan pertama, ke-6, dan ke-12.[2,8,9]

Referensi

1. Sanan A, Most SP. Rhytidectomy (Face-Lift Surgery). JAMA. 2018;320(22):2387. doi:10.1001/jama.2018.17292
2. Pourdanesh F, Esmaeelinejad M, Jafari S, Nematollahi Z. Facelift: Current Concepts, Techniques, and Principles. In (Ed.), A Textbook of Advanced Oral and Maxillofacial Surgery Volume 3. IntechOpen. 2016. https://doi.org/10.5772/63
4. del Toro E, Aldrich J. Extended SMAS Facelift. [Updated 2022 Aug 29]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562296/
5. Kaplan JL. Skin Only Facelift. Medscape, 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1294390-overview
6. Tiourin E, Barton N, Janis JE. Methods for Minimizing Bleeding in Facelift Surgery: An Evidence-based Review. Plast Reconstr Surg Glob Open. 2021 Aug 12;9(8):e3765. doi: 10.1097/GOX.0000000000003765. PMID: 34395151; PMCID: PMC8360447.
7. Hashem AM, Couto RA, Surek C, Swanson M, Zins JE. Facelift Part II: Surgical Techniques and Complications. Aesthet Surg J. 2021;41(10):NP1276-NP1294. doi:10.1093/asj/sjab081
8. Rohrich RJ, Sinno S, Vaca EE. Getting Better Results in Facelifting. Plast Reconstr Surg Glob Open. 2019 Jun 27;7(6):e2270. doi: 10.1097/GOX.0000000000002270. PMID: 31624678; PMCID: PMC6635200.
9. Bertossi D, Botti G, Gualdi A, et al. Effectiveness, Longevity, and Complications of Facelift by Barbed Suture Insertion. Aesthet Surg J. 2019;39(3):241-247. doi:10.1093/asj/sjy042

Kontraindikasi Facelift
Komplikasi Facelift

Artikel Terkait

  • Manfaat dan Profil Risiko Stem Cell Facelift
    Manfaat dan Profil Risiko Stem Cell Facelift
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 21 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.