Bahaya Penggunaan Opioid Jangka Panjang Untuk Penatalaksanaan Nyeri Kronis Non-kanker

Oleh :
dr. Ade Wijaya SpN

Opioid sering digunakan dalam jangka panjang dalam penanganan nyeri kronis non-kanker. Nyeri dalam bentuk nyeri punggung bawah kronis telah dilaporkan sebagai penyebab tersering disabilitas. Selain nyeri punggung bawah, terdapat pula nyeri leher kronis, migren, dan nyeri muskuloskeletal dalam daftar 10 teratas penyebab disabilitas secara global.[1,2]

WHO merekomendasikan penanganan nyeri menggunakan WHO step ladder yang terdiri dari 3 tahapan manajemen nyeri. Tahapan pertama adalah pemberian analgesik nonopioid seperti paracetamol dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Tahapan kedua, apabila nyeri tidak membaik, dapat ditambahkan opioid lemah. Apabila nyeri masih belum teratasi, dapat diberikan opioid kuat bersamaan dengan analgesik nonopioid dan analgesik adjuvan.[3]

The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat juga merekomendasikan penggunaan analgesik nonopioid sebagai agen lini pertama dalam penanganan nyeri. Analgesik opioid digunakan apabila nyeri tidak teratasi dengan analgesik nonopioid, dan sebaiknya tetap dikombinasikan dengan analgesik nonopioid dan tata laksana non farmakologis.[4]

Referensi